بسم الله الرحمن الرحيم
Perpecahan di tengah masyarakat, yang terjadi berdasarkan kesukuan, nasionalisme, dan kepentingan politik yang berhaluan kanan-moderat, yang terbelah, antara pemerintah dan kelompok oposisi berdasarkan kepentingannya masing-masing, bukanlah sesuatu yang baru terjadi di negeri kita. Bahkan, ikut campurnya faktor internasional, yakni persaingan antara Eropa dan Amerika terhadap benua Afrika, mengakibatkan meningkatnya konfrontasi, khususnya di negeri kita. Keadaan ini memperburuk situasi dan membuat negeri kita berada pada kondisi yang amat berbahaya, yang berhadapan secara langsung dengan kelompok-kelompok internasional.
Pemisahan negeri kita di bagian selatan pun terjadi akibat ditandatanganinya Perjanjian Navasha. Kaum Muslim pun saling menumpahkan darah saudaranya sendiri di Darfur dan tempat-tempat lain. Akibatnya, negeri ini berada di ambang perpecahan sektarian dan kesukuan, sementara kaum kafir penjajah Eropa dan Amerika secara sistimatis mengeksploitasi dan memanfaatkannya sebagai bahan bakar, agar terjadi perang, setiap Muslim yang berpola pikir tidak Islami, baik yang ada di pemerintahan atau oposisi, angkatan bersenjata ataupun penduduk sipil.
Apa yang membuat kita sangat bermurah hati kepada kaum Kafir penjajah yang berencana memecah-belah kita adalah ketidakmampuan kita untuk bersatu satu sama lain dengan cara yang benar. Ikatan persatuan yang kita miliki adalah ikatan yang tidak saja palsu, yaitu ikatan patriotisme, kesukuan, dan kepentingan yang rendah dan hina.
Ikatan patriotisme berkembang dalam masyarakat yang pemikirannya rendah dan hina. Sebab, ikatan tersebut muncul dari hawa nafsu, dimana orang-orang yang hidup dalam suatu wilayah tergerak oleh dorongan mempertahankan hidup untuk mempertahankan tanah tempat mereka tinggal. Ini mengakibatkan terjadinya ikatan patriotisme, yang merupakan ikatan yang lemah dan hina.
Ikatan ini muncul ketika ada ancaman dari luar dan akan hilang jika ancaman itu hilang, yakni ketika ada perdamaian dan keamanan di tanah tersebut. Patriotisme dengan ciri seperti ini merupakan wujud perpecahan dan kelemahan yang nyata, dan bukan sebuah persatuan atau kebersamaan. Dengan memakai ikatan patriotisme, penjajah Kafir telah berhasil merobek-robek negeri Islam menjadi beberapa negara kecil. Itulah ikatan patriotisme yang mereka telah gunakan untuk menyebarkan benih-benih kebencian dan ketidakpercayaan yang mengakibatkan perpecahan, hingga kita dilemahkan dan dihinakan.
Alih-alih dipersatukan sebagai sebuah negara, kaum Muslim malah dikerat-kerat: satu sebagai orang Mesir, satu sebagai orang Sudan dan satunya lagi sebagai orang Palestina. Jadi bagaimana bisa mempersatukan mereka jika berlandaskan nasionalisme? Terlebih lagi, patriotisme bukanlah suatu ideologi politik yang bisa memberikan solusi yang dihadapi masyarakat. Karena itu, sangat salah apabila mempersatukan orang berdasarkan patriotisme, atau bahkan membentuk kelompok atau partai yang berlandaskan ikatan ini. Ikatan di antara masyarakat yang berdasarkan sekte hanyalah satu produk dari ikatan patriotik ini. Kaum Kafir penjajah juga telah berhasil membuat kita percaya, bahwa Sudan bagian Utara tidaklah sama dengan Sudan bagian Selatan, karena itu perlu dilakukan pemisahan bagian Selatan dari bagian Utara. Sekterianisme inilah yang menyebabkan kita berpikiran wilayah timur itu berbeda, dan wilayah barat itu tidak sama, hingga terjadilah konspirasi untuk memecah belah negeri ini.
Ikatan nasionalisme muncul di tengah-tengah masyarakat, ketika pemikiran mereka sempit. Ikatan ini muncul dari ambisi kekuasaan, yang merupakan satu bentuk dari naluri untuk mempertahankan hidup. Ikatan ini mendorong terjadinya perselisihan dan konfrontasi di tengah-tengah masyarakat yang memiliki mentalitas rendah, dan akibatnya mereka saling tolong satu sama lain. Karena itu, ikatan ini bukanlah ikatan yang manusiawi dan ini jelas terlihat dengan jelas di Darfur, dimana kaum Muslim melanggar kesuciannya satu sama lain, sejalan dengan garis kesukuan.
Penyakit yang ketiga adalah ikatan yang berdasarkan kepentingan pribadi dan merupakan ikatan yang bersifat sementara, dan tidak langgeng, sebab dasarnya adalah kepentingan. Karena itu, ikatan ini bukanlah ikatan yang layak untuk mempersatukan masyarakat. Sebab, ikatan ini selalu berubah ketika ada kepentingan pribadi yang lebih besar lagi atau ketika faktor kepentingan (yang ingin dicapai) tidak ada lagi. Dalam kondisi seperti ini, ikatan ini akan hilang! Ikatan ini akan memecahbelah masyarakat ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kepentingan tertentu. Karena ikatan ini hanya ada selama ada kepentingan bersama, maka ikatan ini berbahaya untuk dipakai sebagai pemersatu.
Sebagaimana yang kita lihat, pemerintah berbagi kepentingan yang sama dengan kaum Kafir, maka ditandatanganilah perjanjian Nevasha, Asmara dan Abuja, yang menyetujui pembagian bagian selatan dan membuat wilayah itu siap dibagi lagi ke dalam provinsi-provinsi. Pemerintah berada dalam angan-angan, dan berpikir bahwa dengan dilakukannya hal itu, maka tekanan dari kaum Kafir akan berkurang. Padahal sebaliknya, justru tekanan akan meningkat dari hari ke hari. Di sisi lain, gerakan militer juga memiliki ikatan yang sama atas kepentingan dari luar demi dukungan logistik dan material agar tetap bisa berkuasa dan bisa mengkontrol sumber daya alam, dll. Lalu, apa yang mereka lakukan? Mereka memaksa masyarakat untuk terus berperang sebagai bahan bakar, yang pemenangnya adalah kelompok-kelompok asing dari front global ini. Pihak oposisi juga tidak berbeda, mereka memiliki agenda politik untuk merebut kekuasaan dengan menggantikan pemerintahan, walaupun mereka sendiri harus bersekutu dengan setan!
Wahai saudaraku di Organisasi Persatuan Nasional!
Wahai Kaum muslimin!
Sesungguhnya persatuan yang sejati adalah hanya dengan menciptakan ikatan yang sejati dari ideologi Islam. Ini adalah satu-satunya ikatan yang berlandaskan pemikiran yang rasional. Ikatan ini lahir dan mengatur setiap aspek kehidupan masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut, sistem Islam memandang seseorang sebagai manusia seutuhnya dan bukan sebagai yang lainnya. Ketika cahaya Islam bersinar di semenanjung Arab, maka saat itu tidak ada lagi kebencian dan konfrontasi antar suku di tengah-tengah masyarakat. Keyakinan terhadap Islam telah menyinari dan memberi kehangatan di hati masyarakat dan mereka bersatu sebagai satu bangsa yang berbeda, dimana hati mereka telah terpaut satu sama lain. Mereka menganggap orang lain sebagaimana diri mereka sendiri dan bekerja untuk kebaikan orang lain, sebagaimana yang Allah (SWT) firmankan:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah (yakni Quran), dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara (dalam Islam); dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (bukti, ayat, pelajaran, tanda, wahyu, dll) kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Qs. Ali Imran [03]: 103)
Dan firman-Nya:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Qs. Al-Anfal [8]: 63)
Kenyataanya, kaum Muslim menguasai Irak yang kemudian didiami oleh orang Kristen Arab dan Persia, dan kaum Zoroaster. Mereka menguasai Persia kemudian didiami oleh orang Persia dan minoritas Yahudi dan Romawi. Mereka menguasai Syam, sebuah propinsi Kerajaan Romawi, lalu didiami oleh orang Suriah, Armenia dan Yahudi. Kaum Muslim menguasai Mesir, lalu didiami oleh orang Mesir, Yahudi, dan Romawi. Kaum Muslim juga menguasai Afrika Utara dimana tinggal kaum Barbar di sana.
Kaum Muslim menguasai pula Sind, Khurasan, Samarkand dan Andalusia (Spanyol) yang kesemuanya memiliki ras yang berbeda, dengan bahasa, adat, budaya, tradisi, dan hukum yang khas. Tapi walaupun mereka memiliki identitas yang berbeda, Islam mampu menyatukan mereka dan membentuk mereka dalam satu negara besar dengan agama, bahasa, adat, budaya, dan hukum yang satu. Karena itu, mengapa Islam tidak bisa mengikat dan menyatukan kita semua, jika kita adalah kaum Muslim yang sesungguhnya?
Wahai Saudaraku di Organisasi Persatuan Nasional!
Pada saat ini Anda menyatukan dan mengumpulkan semua kelompok dan kekuatan politik di negeri ini, dan Anda sadar betapa beratnya tugas untuk menyatukan masyarakat ini di bawah bendera yang sama. Ini akan menjadi kewajiban Anda yang utama untuk mempertimbangkan isu-isu genting ini dalam suatu perspektif yang benar, yakni perspektif Islam. Anda telah melihat bahwa hanya Islamlah yang telah mampu menyatukan masyarakat beserta kekuatan mereka dalam jangka waktu tiga belas abad, ketika mereka hidup di bawah Daulah Islam yang satu.
Sementara ideologi Sosialis atau Komunis nyata telah gagal mencapai hal ini dan memecahbelah masyarakat sesuai dengan agama dan kebangsaan masing-masing. Ideologi Kapitalis juga tidak berbeda, dimana kaum minoritas dan sekte-sekte yang ada di dalamnya menolak mengakui satu sama lain karena mereka membawa pemikirian yang asing bagi mereka. Karena itu, kenapa kita tidak memikirkan kebesaran ideologi kita sendiri?
Kehormatan dan kemuliaan yang semoga selalu bersama anda dunia dan akhirat, jadi karena itu berdirilah dan katakan kebenaran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. dan adalah Dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,” (Qs. Al-Ahzab [33]: 69-72).
Hizbut Tahrir Wilayah Sudan
12 Rabi us-Tsani 1428 H
29 April 2007 M
Persatuan hanya dalam ikatan Islam…..pasti kokoh!
tanpa adanya penerapan khilafah dan syariah yang mempersatukan umat muslim maka selamanya umat islam akan terus menderita
Tanpa persatuan yang kokoh antar kaum muslim di dunia
penerapan aturan Allah akan sulit di raih