Ismail Yusanto: Aturan Syariah dalam Sistem Ekonomi itu Berlaku Universal

HTI-Press. Krisis ekonomi yang terjadi sekarang adalah karena rusaknya sistem kapitalis. Karena itu wajar bila salah seorang pemegang hadiah Nobel, setelah melakukan pengamatan dan melihat gejala-gejala ekonomi yang ada,  seperti penumpukan uang di sektor non riil lebih besar dari pada sektor riil, menyerukan agar sistem seperti ini dihentikan.

“Saya pikir apa yang ia serukan itu benar. Cuma ia tidak tahu alternatifnya apa. Kembali kepada sosialis, saya kira tentu kita tidak mau bernasib seperti Korea Utara atau Kuba. Kembali kepada Kapitalis, saya kira ini kita ini akan menjadi bodoh dan lebih bodoh daripada seekor keledai. Dan saya kira kita tidak mungkin memilih itu,” terang Ismail di sela-sela diskusi pada acara Halqah Islam dan Peradaban di Jakarta, Kamis (23/10) .

Ismail kemudian mengajukan sebuah solusi supaya umat Islam yang memiliki pemahaman dan sumber-sumber yang kredibel serta otentik yang mengatur ekonominya, untuk kembali kepada sistem ekonomi Islam. Sebab ekonomi Islam di dasarkan kepada syariah.

Islam menghargai kebebasan, tapi kebebasan seperti apa yang harus diikuti itu terikat dengan aturan-aturan. Bukan kebebasan di mana orang itu boleh mendapat keuntungan dengan cara apa pun, termasuk dengan cara-cara yang sebenarnya itu akan mendatangkan ketidakadilan seperti riba. “Ini sistem yang tidak adil. Ketidakadilan itu yang sangat nyata dalam sistem kapitalisme, di samping ketidakstabilan ekonomi,” ujarnya.

Menurut Ismail, aturan syariah dalam sistem ekonomi itu berlaku universal, yang tidak hanya memberikan  kepada umat Islam tapi seluruh umat manusia.  Contohnya ketika ia memegang mata uang yang stabil, siapa yang diuntungkan? Bukan hanya orang Islam, tetapi orang-orang siapa pun, baik muslim atau non muslim, dia akan mendapatkan kebaikan.

Stabilitas pertumbuhan ekonomi itulah  yang semestinya harus menjadi fokus. Dan bagaimana untuk mendapatkannya, yaitu memberlakukan sistem finansial yang menjauhi ribawi, judi dan spekulasi dengan basis mata uang emas.

Halqah Islam dan Peradaban yang digelar sebulan sekali oleh DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut dihadiri pembicara lainnya seperti Achmad Deni Daruri (Presiden Director Center for Banking Crisis), Hartoyo (Mantan Penjabat IMF di Indonesia), dan Rizal Malarangeng (Direktur Freedom Institute).  (Abu Ziad/li)

6 comments

  1. Penjajah Barat Kafir membentuk negara2 kebangsaan (nation state)atas negeri2 yang dijajahnya, membuat PBB dan lembaga-lembaga dibawahnya seperti WHO, UNESCO, UNICEF, FAO dll sebagai perangkap bukan sebagai solusi untuk menyelesaikan peroblematika umat manusia di dunia. Dan Tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan problimatika umat manusia di dunia kecuali syariah Islam yang diterapkan dengan sistem pemerintahan Islam yakni Khilafah Islamiyyah, ini sudah terbukti berabad-abad lamannya. Belum sadarkah kita?

  2. iman ti bandung

    islam
    rahmat
    bagi
    semua///

  3. Saifullah Al Toradja

    Selamat Atas sekaratnya Sistem Kapitalisme semoga cepat masuk liang lahat, Insya Allah…!!!

  4. senengnya kapitalisme udah mau runtuh, bersyukur kepada Allah. tapi Indonesia masih aja setia menganut sistem ekonomi kapitalisme, mohon doa dari semua semoga pemerintahan saat ini segera terbuka matanya, amin

  5. ayo pejuang syariah dan khilafah segera berlomba menggantikan kapitalisme. hati2!
    keburu direbut ama yang lain

  6. akar sistem kapitalisma sudah kering, tinggal nunggu matinya aj!!!!!!!!!!

    ayo jangan ragu dengan sistem islam, mari kita dukung!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*