HTI-Press. Korban atas kebrutalan AS terus berjatuhan hingga hari ini. Pesawat tak berawak yang diduga milik AS, menembakkan beberapa rudal, Senin (27/08), ke sasaran di kawasan Pakistan dekat perbatasan dengan Afghanistan yang dianggap merupakan kubu pertahanan seorang pemimpin Taliban Pakistan, sehingga menewaskan 20 orang lebih.
Sejak September lalu, berbagai pesawat tak berawak AS telah melancarkan belasan serangan rudal pada sasaran-sasaran yang dianggap militan di wilayah perbatasan dengan Afghanistan.
Akibatnya, puluhan orang tewas dalam serangan itu.
“Dua rudal diluncurkan dan menghantam dua rumah di Shakai dan 20 lebih militan tewas,” kata salah seorang pejabat dinas intelijen Pakistan, mengacu pada sebuah kawasan di Waziristan Selatan, tempat bertahannya pemimpin Taliban Pakistan, Baitullah Mehsud.
Para pejabat intelijen, yang menolak diungkap jatidirinya, tak meliliki rincian tentang identitas para militan di rumah-rumah yang dihantam rudal-rudal tersebut.
Pasukan AS di Afghanistan, yang merasa rutrasi dengan semakin meningkatnya serangan lintas batas dari wilayah Pakistan, telah meningkatkan serangan mereka ke Pakistan dengan serangan rudal dan komando sejak awal bulan lalu.
Hingga sejauh ini, belum diperoleh laporan tentang tewasnya para komandan Taliban atau Al-Qaidah.
Pakistan, mitra penting dalam serangan pimpinan-AS terhadap para gerilyawan, berkeberatan atas serangan AS di wilayahnya dengan mengatakan serangan itu melanggar kedaulatannya dan meningkatkan militansi para gerilyawan.
Pengecut
Anehnya, Pakistan tak mengerahkan sedikitpun pasukan untuk menghentikan kebrutalan AS atas warga negaranya itu. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir Pakistan, dikatakan kebijakan Zardari hanya melanjutkan agenda gagal dari Pervez Musharraf yang telah bekerjasama dengan AS.
Pernyataan yang sempat dibacakan pada 17/10/08 dalam jumpa pers Hizbut Tahrir Inggris dengan media di London itu juga mengungkapkan sikap pengecut Jenderal Ashfaq Kayani yang tak mampu mengirim tentara untuk mencegah serangan Amerika tersebut.
Pernyataan itu juga menyerukan rakyat Pakistan untuk mendirikan kembali Khilafah sebagai satu-satunya jalan untuk melawan agresi Amerika. (nl/ant/htb)
Ayo, Pakistan ! Kamu bisaaa !