HT Inggris Kecam Rencana Penerbitan Buku Jewel of Madina
Serangan provokatif yang dilakukan belakangan ini atas Islam dan kaum Muslim terjadi lagi menyusul akan terbitnya sebuah buku berjudul, Jewel of Medina (Permata dari Madinah) pada bulan Oktober 2008. Buku yang ditolak terbit di Amerika ini rencananya akan diterbitkan di Inggris dengan alasan kebebasan berbicara.
Buku ini diduga berisi penghinaan atas Nabi Muhammad saw. dan Ummul Mukminin Siti Aishah ra. Profesor Universitas Texas, Denise Spellberg, telah membaca buku itu dan mengatakan bahwa buku itu “memperolok-olok kaum Muslim dan sejarahnya”. Dia menggambarkan buku tersebut sebagai “sangat jelek, sebuah karya yang bodoh “ dan mengatakan “Anda tidak dapat bermain-main dengan sejarah yang sakral dan mengubahnya menjadi sebuah karya pornografi murahan”.
Merespon hal ini HT Inggris mengajak untuk menghadapi isu-isu ini dengan argumen-argumen yang efektif dan protes lewat surat-surat, artikel-artikel, telepon ke media , petisi, pembicaraan, debat dan – jika perlu – menyerukan protes di jalan. Kaum Muslim juga harus membuat kesempatan ini untuk menjelaskan kepada dunia Barat siapakah sebenarnya Nabi Muhammad saw. [Khilafah.com; 30/9/2008]
Dinas Intelijen Pakistan Culik Anggota Hizbut Tahrir
Tiga hari menjelang Idul Fitri yang membahagiakan, Dinas Intelijen Pakistan menculik anggota Hizbut Tahrir, Jalal Hussein, dari kota Peshawar. Jalal Hussein adalah lulusan Universitas Peshawar. Ia menyandang ijazah master di bidang elektronik, pegawai di salah satu perusahaan multinasional, sudah menikah dan mempunyai satu anak perempuan. Dia diculik di kawasan Khalid bin Walid, Peshawar, saat membagikan pernyataan Hizbut Tahrir. Untuk tujuan tertentu, dia belum pernah diajukan ke mahkamah manapun, dan belum pernah diberitahukan kepada pihak keluarganya, tempat di mana dia ditahan.
Penculikan politikus terpelajar, seperti Jalal Hussein, oleh Dinas Intelijen membuktikan bahwa dinas rahasia ini bekerja untuk kepentingan Amerika. Itu terjadi karena Hizbut Tahrir adalah partai politik terbesar di dunia yang berjuang untuk menyatukan umat Islam melalui tegaknya negara Khilafah. Amerika telah mendelegasikan kepada para penguasa kaum Muslim pengkhianat itu untuk melemahkan Hizb. Sesungguhnya usaha yang dilakukan Dinas Keamanan ini membuktikan persekongkolan mereka dengan Amerika untuk melemahkan Islam dan kaum Muslim di bawah kepemimpinan Amerika yang tiran itu.
Merespon hal ini Hizbut Tahrir Pakistan menyatakan akan meneruskan perjuangan politiknya dengan sungguh-sungguh dan konsisten hingga mencapai tujuannya, yaitu tegaknya Khilafah. Penculikan ini tidak akan menghalangi tegaknya Khilafah. [HTI Press, 12/10/2008]
Anggota HT Bangladesh Dibebaskan
Kordinator Umum dan Jurubicara Hizbut Tahrir Bangladesh dalam pernyataan persnya menyatakan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas bebasnya sepuluh anggota Hizb yang telah dipenjarakan penguasa di penjara pusat Rajashay. Beliau juga menuntut dibebaskannya lima anggota yang lain, yang telah ditangkap di kota Shatjun setelah mereka mengikuti aktivitas politik yang telah diorganisasi untuk menuntut pembebasan sepuluh orang yang telah ditangkap di kota Rajashay.
Muhyiddin Ahmad menyatakan rasa terimakasihnya kepada masyarakat di Bangladesh karena mereka telah bersama-sama Hizb. Beliau juga menyatakan rasa terimakasihnya kepada siapa saja yang memberikan jaminan dan ikut dalam aksi-aksi Hizb yang diorganisasi untuk memprotes penangkapan syabab, baik di luar maupun di dalam negeri Bangladesh. [HTI Press, 12/10/2008]
Ditahan Karena Menyebarluaskan Islam
Hakim Bashkortostan memutuskan penahanan pimpinan kelompok Hizbut Tahrir berumur 26 tahun dan tiga partisipan yang berumur 33 hingga 36 tahun. Mereka ditahan gara-gara menyebarkan pemikiran-pemikiran Islam dan konsep-konsep cerdas dari gerakan Hizbut Tahrir di negeri tersebut.
Penangkapan ini menunjukkan ketakutan penguasa yang dekat dengan Rusia terhadap upaya penyatuan kembali umat Islam di bawah naungan Khilafah. Bashkortostan merupakan negara pecahan Uni Soviet dengan Kota Ufa sebagai ibu kotanya. Islam mulai tersebar di tanah Bashkira sejak abad ke-10 masehi. Pada abad ke-14, Islam menjadi agama yang dominan di kawasan tersebut. []
Inggris: Sulit Tumpas Taliban
Komandan militer Inggris paling senior di Afganistan memperingatkan bahwa konflik di negara itu tidak akan bisa dimenangkan. Brigjen Mark Carleton-Smith gigih berpendapat bahwa pasukannya telah berhasil mematahkan taring Taliban, namun mengakui pula bahwa brigadenya telah menderita korban berat.
Dalam tujuh kata yang amat sederhana, Brigadir Jenderal Mark Carleton Smith, perwira yang terkenal dengan pernyatan-pernyataannya yang berani, menyimpulkan operasi militer di Afganistan. Ia mengatakan, “Kami tidak akan bisa menang dalam perang ini.”
Sejak operasi militer yang melibatkan tentara Inggris di Afganistan di tahun 2002, 120 tentara Inggris sudah menjadi korban dalam konflik tersebut. [BBC Online, 5 Oktober 2008]
Pemenang Nobel: Matinya Kapitalisme AS
Pemenang hadiah Nobel bidang ekonomi Joseph Stiglitz mengingatkan negara-negara yang selama ini meniru sistem Kapitalisme gaya Amerika, bersiap-siaplah untuk menghadapi “kehancuran” ekonominya. Ia mengatakan, upaya penyelamatan yang diumumkan pemerintahan George W. Bush berupa kucuran dana sebesar 700 milyar dolar AS serta rencana nasionalisasi sejumlah bank merupakan tanda-tanda kematian sistem Kapitalisme ala AS. “Orang-orang di seluruh dunia dulu sangat mengagumi sistem perekonomian kita, dan kami mengatakan jika Anda ingin seperti kami, inilah hal-hal yang harus kalian lakukan: serahkan kekuasaan pada pasar. Yang jadi persoalan sekarang, mereka yang tidak menghormati model itu lagi yang kini menjadi penyebab krisis ini terjadi,” kata Stiglitz pada Washington Post edisi Jumat (10/10). [Eramuslim.com, 11/10/2008]
UNHCR: Makin Banyak Orang Miskin di Dunia
Penduduk dunia semakin banyak yang tidak sejahtera dengan semakin bertambahnya jumlah orang miskin. Ini diperburuk oleh kondisi dunia menghadapi tantangan global. Pada penghujung 2007, terdapat 11,4 juta pengungsi, dan jumlah itu bertambah. Menurut pejabat tinggi pengungsi PBB, Selasa (7/10), “Tantangan itu berasal mulai dari perubahan iklim dan kesenjangan ekonomi hingga peningkatan persaingan dalam bidang sumberdaya,” kata Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengunsi (UNHCR).
Dari sebanyak 26 juta orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka akibat konflik bersenjata, UNHCR sekarang menghadapi sebanyak 14 juta orang di 28 negara—lebih dua kali lipat jumlah orang yang harus ditanganinya pada 2005. [Hidayatullah.com, 8/10/2008]