Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan Damaskus, Kamis untuk memprotes serangan Amerika terhadap satu desa dekat perbatasan Irak yang disebut Suriah sebagai tindakan biadab. Penjagaan ditingkatkan sekitar daerah Damaskus pusat lokasi kedubes AS yang ditutup Kamis menjelang unjukrasa karena kuatir terjadi aksi kekerasan.
“Kolonialis, dengarkan, rakyat Suriah tidak akan pernah bertekuk lutut,” teriak para pemuda ketika mereka berkumpul dipusat kota itu. “Allah, Suriah, Bashar,” mereka berteriak mengacu pada Presiden Surah Bashar al Assad.
Para pengunjukrasa termasuk karyawan sipil dan mahasiswa, mengibarkan bendera-bendera Suriah dan spanduk bertuliskan “Tidak untuk terorisme Amerika dan “Demokrasi Amerika –membunuh warga-warga sipil di Abu Kamal,” lokasi yang jadi sasaran serangan AS , Minggu.
Kedubes AS di lamannya mengumumkan bahwa kedubes ditutup pada hari Kamis karena kemungkinan demonstrasi dan “karena itu, warga-warga Amerika harus menghindari sekitar lokasi ini serta sekitar kedubes AS di Damaskus.”
Kedubes itu mengatakan keputusan itu dibuat “karena unjukrasa-unjukrasa di masa lalu berakhir dengan kerusuhan dan kerusakan pada fasilitas-fasilitas AS dan kedubes-kedubes lainnya,” dan menambahkan sekolah Amerika di ibukota Suriah itu untuk sementara akan ditutup.
Pada September 2006, satu serangan yang gagal terhadap kedubes AS menyebabkan empat penyerang dan seorang agen keamanan Suriah tewas.
Damaskus mengatakan delapan warga sipil termasuk anak-anak tewas akibat serangan helikopter , Minggu yang dilakukan oleh pasukan AS dari Irak ke satu desa Suriah dekat perbatasan itu.
Seorang pejabat AS di Washington mengatakan operasi itu ditujukan terhadap seorang tokoh gerilyawan yang menyelundupkan senjata-senjata dan pejuang ke Irak tetapi secara resmi Departemen Luar Negeri dan Pentagon menolak memberikan komentar.
Pada hari Selasa, Suriah menyampaikan protes pada Dewan Keamanan PBB menyangkut apa yang disebutnya aksi biadad AS, dengan pers resmi menyebutnya satu kejahatan perang berdarah dingin”.
Para komandan AS mengatakan Suriah adalah tempat transit utama bagi para pejuang asing memasuki Irak dan menyalahkan Damaskus karena menutup mata menyangkut masalah itu.
Akan tetapi penasehat keamanan nasional Irak Mowaffak al Rubaie, salah seorang dari para perunding perjanjian keamanan yang kontroversial dengan Washington , mengatakan perjanjian itu akan melarang militer AS melancarkan serangan terhadap tetangga-tetangga Irak.
Para pengunjukrasa Irak juga berkumpul di distrik Abu Rumaneh dekat kedubes AS, Rabu, meneriakkan yel-yel dan mengacung-acungkan plakat-plakat mengutuk serangan helikopter itu.
Deputi Menlu Suriah Faisal Megdad mengatakan pemerintahnya — yang telah menuntut penutupan sekolah Amerika dan pusat kebudayaan AS- sedang menunggu penjelasan dari Washington dan Baghdad tentang serangan itu sebelum memutuskan apakah akan melakukan tindakan balasan lebih jauh.
Hubungan tak baik
Pada tahun 2004, Washington memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Suriah , menuduh negara itu membantu para pejuang di Irak dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
AS memanggil pulang dubesnya untuk Damaskus setelah pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri di Beirut , menurunkan tingkat perwakilan diplomatik ke tingkat kuasa usaha.
Republika, 30/10/08