HTI-Press. Posisi Indonesia yang kini berada dalam urutan 107 sangat jauh di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan bahkan di bawah Vietnam serta Palestina yang kini menjadi daerah dudukan Israel. Sementara kebijakan yang sangat kuat pada reformasi sektor kurikulum, pembelajaran, manajemen pendidikan serta perbaikan pendidik dan tenaga kependidikan belum memberikan hasil yang diharapkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Tarbiyah UIN Syahid Jakarta saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Pendidikan yang digelar Bidang Dakwah Kampus Hizbut Tahrir Indonesia (BDK HTI) UIN Syarif Hidayatullah bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syahid di Jakarta, Rabu, 29/10/08.
Dengan rinci beliau menguraikan beberapa permasalahan pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa angka buta aksara masih dalam kisaran 10-15% dari total penduduk Indonesia. Sementara angka partisipasi pendidikan dasar belum mencapai 100%. Kualitas hasil belajar masih belum kompetitif karena kompetensi hasil belajarnya masih belum mencapai angka 60%.
“Kini setelah dievaluasi, ternyata lama pendidikan tidak berkorelasi dengan peningkatan perkapita bangsa dengan kata lain pendidikan tidak berkontribusi terhadap kemajuan bangsa,” paparnya.
Selain Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., hadir sebagai pembicara diantaranya Fahmi Lukman, M.Hum (Mantan Purek Universitas Padjadjaran Bandung), Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd (Dirjen Ketenagaan DIKTI), serta Ir. Ismail Yusanto (Jubir HTI). (nl/sari)