HTI-Press. Ancaman kapitalisasi pendidikan dapat dilihat dengan sangat jelas, diantaranya pemerintah melepas tanggung jawab dari penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan, pemerintah berfungsi hanya sebagai fasilitator pendidikan, dan mengurangi perannya dalam pendidikan.
Demikian dijelaskan oleh Fahmi Lukman, M.Hum dalam Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Bidang Dakwah Kampus Hizbut Tahrir Indonesia (BDK-HTI) Chapter UIN Syarif Hidayatullah bekerjasama dengan BEM Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syahid, Rabu (29/10/08).
Menurut Fahmi, slogan indah seperti otonomi sekolah, otonomi kampus, dewan sekolah, dll. hakikatnya adalah Negara-–perlahan tapi pasti–berlepas tangan terhadap dunia pendidikan yang mengakibatkan dana pendidikan semakin melonjak naik, dan muaranya adalah orang miskin dilarang sekolah.
“Ketika dana pendidikan dari pemerintah minim maka jalan satu-satunya adalah berusaha mencari pinjaman asing (dari Bank Dunia dan ADB). Pinjaman tersebut akhirnya menjadi keran bagi asing untuk melakukan liberalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia,” paparnya. (nl/sari)
Hakikatnya, dengan semakin mahalnya biaya pendidikan maka akan semakin membatasi orang miskin mendapatkan akses pendidikan apalagi pendidikan tinggi lalu siapa mayoritas orang miskin di indonesia? tentu Umat Islam maka dengan ini jelas siapa yang menjadi target untuk tidak boleh mendapatkan akses pada pendidikan. sehingga pemerintah telah benar benar berhianat pada Umat Islam masihkan kita percaya pada pemerintah seperti ini? hanya Khilafah yang sangat peduli terhadap pendidikan seluruh warganya maka mari kita terus berjuang untuk menghancurkan sistem iblis ini dan semoga Khilafah segera tegak. Allohuakbar.
sesungguhnya pemerintah saat ini tengah menipu rakyatnya sendiri. inilah sejatinya menjadi budak di nenegri sendiri, seakan berkuasa tapi sebenarnya hanya menjalankan agenda asing semata. Semoga Khilafah cepat kembali tegak. Aaamiin.
Kapitalisme pendidikan hanya membuktikan bahwa pem,erintah telah mati.
Bagaimana mungkin kita masih berharap padanya???