HTI-Press. Para pemimpin negara-negara Asia Pasifik (APEC) berjanji untuk tidak meningkatkan hambatan perdagangan selama tahun 2009. Dalam pernyataan yang dikeluarkan di KTT APEC di Peru, mereka mengatakan sikap proteksionisme hanya akan memperburuk situasi di saat dunia menghadapi krisis keuangan global.
Presiden Bush meminta kepada negara-negara APEC, yang menguasai hampir separuh dari aktivitas ekonomi dunia, untuk menggunakan mekanisme pasar bebas guna keluar dari krisis. Pertemuan ini merupakan kunjungan luar negeri terakhir bagi Bush sebagai seorang presiden. Pernyataan ini dikeluarkan di saat para pemimpin APEC masih bertemu.
“Ada kemungkinan bahwa menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia akan mengakibatkan munculnya tindakan proteksionis dari masing-masing negara yang kemudian malah memperburuk situasi,” kata pernyataan tersebut.
Mereka juga mendukung pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh negara-negara G-20 yang bertemu di Washington beberapa hari lalu.
“Kami sepenuhnya mendukung Deklarasi Washington, dan tidak akan meningkatkan halangan perdagangan dalam 12 bulan mendatang, bagi adanya investasi, perdagangan dan jasa maupun penerapan halangan ekspor baru,” demikian pernyataan tersebut.
Para pemimpin juga mengatakan mereka akan berusaha mencapai persetujuan bulan depan mengenai perjanjian perdagangan Doha yang sampai sekarang masih tersendat.
Jalan ke Arah Kehancuran
Dalam pernyataan masing-masing, beberapa pemimpin juga menyampaikan kekhawatiran adanya peningkatan hambatan perdagangan.
“Perusahaan akan bangkrut dan jutaan lapangan kerja akan hilang, dan negara miskin serta rakyat miskin akan menjadi paling menderita,” kata Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak.
Presiden Bush sebelumnya secara tegas mengatakan bahwa pasar bebaslah yang akan membebaskan dunia dari krisis keuangan global saat ini.
Dia menyerukan bahwa kawasan Asia Pasifik menjadi “pasar bebas, perdagangan bebas dan rakyat yang merdeka.”
Hanya Khilafah, Bebaskan Dunia dari Segala Krisis
Sementara itu, dalam selebaran resmi Hizbut Tahrir yang dikeluarkan sejak awal bulan Oktober lalu, menegaskan bahwa ekonomi kapitalis tengah tenggelam dalam kehancuran. Setelah sosialisme-komunisme, hanya Islamlah satu-satunya solusi ampuh dan sterul dari berbagai krisis.
Dengan tegas juga, gerakan yang lahir di Baitul Maqdis pada 1953 ini mengatakan bahwa semua rencana penyelamatan tak akan pernah bisa memperbaikinya.
“Sebenarnya, siapa saja yang meneliti realitas sistem ekonomi Kapitalis saat ini, akan melihatnya tengah berada di tepi jurang yang dalam, jika belum terperosok di dalamnya. Semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah bisa memperbaiki keadaannya, kecuali hanya menjadi obat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu. Itu karena sebab-sebab kehancurannya membutuhkan penyelesaian hingga ke akarnya, bukan hanya menambal dahan-dahannya.”
Lebih lanjut, Hizbut Tahrir meyakinkan siapa pun bahwa solusi tuntas atas krisis yang menimpa dunia saat ini adalah dengan hanya kembali kepada Islam. “Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengemban dan menerapkannya, yaitu negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan Anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.”
Hizbut Tahrir juga menyeru agar kaum Muslim tak berdiam diri, melainkan berjuang bersama untuk menegakkan Khilafah tersebut hingga kabar gembira dari Rasulullah Saw. tersebut terwujud. (nl/bbc)
Apapun yang akan dilakukan, selama kapitalisme yang menjadi poros ekonomi dunia maka krisis akan tetaap berlanjut.
Hanya dengan meninggalkan kapitalisme dan diganti dengan Islamlah melalui tagaknya Daulah Khi;afah Is;amiyah yang akan menerrapkan Syariat Islam, krisis yang mewarnai dunia saat ini akan usai. Allahuakbar