MATARAM–Sedikitnya sekitar 39.080 anak di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menderita gizi buruk, sehingga diperlukan upaya khusus untuk menangani anak-anak tersebut. “Sementara jumlah anak-anak yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) tercatat 716.317 anak,” kata Gubernur NTB, KH. M. Zainul Majdi di Mataram, Senin.
Salah satu strategi untuk mengatasi masalah gizi buruk yakni program percepatan diversifikasi kunsumsi pangan yang dapat mendorong terciptanya peningkatan konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi dan berimbang berbasis sumber daya lokal. Khususnya bagi ibu-ibu hamil, menyusuai, balita dan anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan disisi lain kegiatan itu dapat mendorong berkembangnya usaha bidang pangan.
Dia mengakui, pola makan masyarakat NTB masih sulit dirubah diri beras ke aneka ragam makanan lainnya seperti jagung, ubu, singkong serta lainnya, sehingga bagaimana pun kenyangnya jika belum makan nasi, belum dikatakan sudah makan.
Tradisi makan beras bagi masyarakat NTB didukung oleh produksi padi yang berlimpah dimana tahun 2008 produksi padi NTB mencapai 1,7 juta ton Gabah Kering Giling atau setara beras 900.000 ton sementara konsumsi beras bagi masyarakat hanya 555 ribu ton, sehingga terdapat kelebihan beras lebih dari 300.000 ton. “Untuk itu, orang akan meresa keheranan jika di NTB terjadi gizi buruk, karena NTB kelebihan pangan,” katanya. (Republika Online, 24/11/08)
Masya Allah…
Mugo-mugo Gusti Allah maringi kesabaran dumateng panjenengan kabeeh … sedulurku seng neng NTB
Iki kabeh goro-goro pemerintah seng gawe kebijakan ngak tau pro karo rakyat..
Ndang tobato pak-pak, wes tuwek mbarang ra do miker.
nak ngene terus sopo seng arep neruske ngurus umat engko.. nak kowe kabeh wes do bongko.. nak cak cilek-cilek do ra tau mangan panganan seng bergizi ngko utekke yo gak iso cerdas… negoro iki arep dadi opo.. nak ngeneki terus…
Duh gusti ndang bukakno ati lan pikirane wong seng ngatur negoro iki gen ndang sadar.. le ngatur negoro iki gen bener,, gen kito-kito iso mangan enak lan kusuk le ngibadah.. amin…
DPR lagi proyek mengganti lantai kamar mandi senilai 3 miliyar,
Dana kampanye capres sampai triliunan, cuma buat iklan si capres sedang salaman dengan rakyat kecil.
Sepertinya kalau melihat keadaan seperti ini, rakyat kecil jadi ingin teriak
“Kami tidak butuh pemimpin populer! Kami tidak butuh mereka! Kami butuh hidup!”
sudah saatnya seorang gubernur yang di anggap sebagai seorang ulama dapat memperhatikan nasib rakyat sendiri,yang konon propinsi NTB kaya dgn hasil tambang NEWMONT NUSA TENGGARA.tapi untuk memberi makan rakyat sendiri tidak mampu.inilah hasil yang di dapat apabila kita tidak mengambil hukum ALLAH sebagai pedoman hidup kita.saatnya kita sadar karna kapitalisme tidak mendatangkan apa-apa buat kita.jadial sebagai seorang manusia seutuhnya yang taat pada sang penciptanya.
susahnya hidup sistem kapital masih dipake.