Kunjungan Delegasi HTI ke Koran Harian Republika

Mayoritas Muslim Tapi Kita Minim Media Islam

Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, mestinya Indonesia memiliki banyak media Islam yang bisa mengarahkan opini publik. Namun kenyataannya tidak demikian. Media Islam di negeri ini malah minoritas. Demikian disampaikan Pemimpin Redaksi Koran Harian Umum Republika, Ikhwanul Kiram, kepada delegasi Hizbut Tahrir Indonesia, di gedung Rebublika, Buncit Raya, Jakarta, Kamis (4/12).

”Yang kita punya paling cuma 10 persen,” kata Ikhwanul Kiram, yang didampingi wakil Redaktur Pelaksana, Slamet Ginting dan beberapa redaktur lainnya. Sebagian besar media di negeri ini, lanjut Ikhwanul Kiram, dikuasai oleh kalangan Kristen.”Inilah keadaan kita,” katanya lagi.

Dan yang lebih memprihatinkan, jelasnya, media Islam yang ada pun, ketika cari partner tak banyak yang mau. Menurut Ikhwanul Kiram, itu bisa terjadi karena umat Islam bodoh dan ekonominya lemah. ”Itulah yang harus disikapi bareng-bareng,” ujarnya. Umat Islam pun mestinya tidak meributkan hal-hal ya sepele.

Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, mengatakan sudah selayaknya bila sesama media Islam menjalin hubungan baik dan kerjasama. Di samping itu bagi media Islam, seperti halnya Koran Harian Republika, hendaknya bisa menjaga loyalitas para pembacanya, misal dengan memberikan sajian berita yang proporsional. Karena itu dengan organisasi Islam seperi HTI, media Islam seperti Republika bisa menjalin kerjasa sama misalnya terkait isu yang akan diangkat.

Ismail Yusanto dalam pertemuan dengan pimpinan redaksi Harian Umum Republika itu didampingi Farid Wajdi (Ketua Lajnah I’lamiyah DPP HTI), Mujianto (Anggota Lajnah I’lamiyah). Kunjungan HTI ke Republika ini merupakan bagian dari kontak dakwah HTI ke sejumlah media nasional baik cetak, elektronik maupun online. Selain untuk bersilaturahmi juga untuk menyampaikan ide-ide Hizb seperti syariah dan khilafah kepada para pimpinan redaksi dari media cetak tersebut.

Kepada Pimpinan Republika, Ismail Yusanto juga menyampaikan tentang rencana dari Hizbut Tahrir baik nasional maupun internasional di awal Januari tahun 2009. Secara internasional Hizbut Tahrir akan menggelar konferensi internasional membahas ekonomi global di Sudan. ”Konferensi internasional ini digelar sebagai jawaban atas krisis global yang belum disikapi serius dunia Islam,” terangnya. Dari Indonesia selain delegasi Hizbut Tahrir Indonesia juga yang akan hadir adalah ekonom Revrisond Baswir. Sementara khusus di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia akan mengadakan pawai umat dengan jumlah massa besar dalam rangka menyambut tahun baru Islam.[abu ziad/li]

10 comments

  1. Alhamdulillah. Jazakallah buat Bapak2 dari DPP HTI. Moga kunjungan ini akan memperkuat ukhuwah dan mempergencar opini syariah dan khilafah.

  2. adi victoria

    semoga….amin ya allah

  3. rusdi ti bandung

    SEMOGA…
    dengan akan diadakannya konferensi krisi global di sudan nanti akan semakin sadarnya dunia tentang khilafah sebagai suatu institusi yang mengatasi semua problem…bukan kapitalisme!!!

  4. Alhamdulillah, sy setuju dgn langkah strategis seperti ini yakni menjalin ukhuwah sesama media Islam, semoga juga terjalin kesamaan visi untuk tegaknya Islam. Allahu Akbar

  5. salut buat HTI…tetap tsiqoh dalam perjuangan Khilafah…disaat yg lain masih malu2, bahkan ada yg ogah…

  6. Buat koran rebuklika,mohon berita lebih banyak memuat opini keislaman.hindari berita yg berupa hiburan aja.apalagi ngesip.harus bersifat khas sbagai media yg mperjuangkan islam.

  7. Ya menurutku Republika perlu “berani” lebih tegas mengambil posisi di tengah gencarnya arus perjuangan umat mengembalikan kehidupan Islam. Media massa bisa menjadi media “medan perang pemikiran dan opini” yang strategis. Akan lebih menantang bila ia bisa menjadi “koran ideologis”, mengedepankan kekuatan intelektual, dialogis, argumentatif, mengangkat wacana pemikiran dan ide-ide Islam sebagai problem solving persoalan kekinian di tengah-tengah ummat. Ratusan juta ummat di sini bukankah bisa menjadi “pasar” yang sangat potensial dan strategis?

  8. tarbawi, sabili, al mujtama’ dll; semoga bersatu menyuarakan aspirasi ummat.

  9. Ass.
    Saya sepakat, umat islam di indonesia ini mayoritas tapi menjadi kaum minoritas …
    penguatan jejaring atas persamaan sebagai komunitas masy islam harus kita perkuat. Mudah2anREPUBLIKA bisa mengawangi sinergi lahirnya jurnalisme profetik dikalangan mahasiswa… sekali2 , adain kerjasama dengan kampus dong , skalian pembibitan calon2 agen jurnalistik islam kedepan…. kayaknya perlu diadakan pelatihan dari republika tentang jurnalistik dakwah ke mahasiswa…
    ” karena peradaban harus di tulis ”
    untuk kejayaan umat islam…
    UII siap bekerjasama…

  10. subahannalah sudah saatnya media mass menggencarkan dakwah ini sehingga umat semakin tercerdaskan dengan syariah dengan gelombang penyambutan pendirian Daulah Khilafah..amin..ALLAH AKBAR !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*