Selamatkan Indonesia dari Kapitalisasi Pendidikan dan Kesehatan dengan Khilafah

HTI-Press. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Konferensi Muslimah Nasional bertajuk “Selamatkan Indonesia dari Kapitalisasi Pendidikan dan Kesehatan dengan Khilafah”, Sabtu (13/12) di Gedung Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Konferensi ini merupakan rangkaian parade konferensi muslimah HTI “Menuju Indonesia sebagai Bangsa yang Besar, Kuat, dan Berpengaruh dalam Naungan Khilafah Islamiyah”.

Konferensi  yang dihadiri lebih 700 muslimah DIY-Jawa Tengah bertujuan membangkitkan kepekaan intelektual muslimah, membangun arah pandang penyelesaian masalah dengan landasan ideologi Islam, memaparkan bangunan sistem kehidupan Islam di bidang  pendidikan dan kesehatan di bawah naungan  Khilafah.

Dewan Pimpinan Daerah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia  (DPD I MHTI) Agustina Purlina, ST membuka rangkaian acara konferensi yang dilanjutkan dengan orasi dari  Malihah Rahmawati, SF, Apt. (Praktisi Kesehatan) dan Lies Arifah, S.Pd (Pemerhati dan Praktisi Pendidikan).

Hadir pembicara pertama,  DPD I MHTI Daerah Istimewa Yogyakarta Siti Muslikhati, M.Si  birokrat kampus  dan akademisi. Negara telah mereduksi pelayanan publik. “Globalisasi kapitalisme telah menggeser peran Negara sebagai pelayan masyarakat. Kapitalisme telah memaksa Negara mengubah orientasi kinerjanya dari pelayanan menjadi orientasi bisnis,” kata Siti Muslikhati, M.Si. Berbagai barang yang menguasai hajat hidup orang banyak (air, bahan bakar, sembako) dengan nilai ekonomi tinggi menjadi sasaran empuk kapitalisme untuk diperjualbelikan.  Produk jasa yang melayani kebutuhan pokok masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan juga dikomersialisasikan. MHTI menyeru peserta untuk beralih kiblat dari sistem kapitalisme menuju sistem Islam.

Dewan Pimpinan Pusat MHTI sekaligus Praktisi Kesehatan Drg. Aryani Ratna  memaparkan faktor penyebab buruknya kesehatan masyarakat antara lain: krisis spiritual (ketaqwaan), gaya hidup tidak sehat (karena menyalahi syariat), kemiskinan, polusi, pemanasan global, kecelakaan, dan berbagai tindakan kriminal. “Berbagai faktor penyebab tersebut tidak dapat dipisahkan dari tatanan kehidupan saat ini, yaitu sistem kehidupan sekuler. Upaya kesehatan yang ada justru terpolarisasi pada aspek kuratif,” ujar Drg.Aryani. Sekilas terlihat menyelesaikan masalah, tapi hakekatnya tidak. Kondisi ini diperburuk dengan perubahan layanan kesehatan  menjadi industri dan bisnis. ”Berbeda dengan sistem khilafah yang memiliki konsep kesehatan masyarakat berkualitas.”

DPP MHTI dan Praktisi Pendidikan Ir. Emmi Khaerani menjelaskan bagaimana membangun pendidikan berkualitas menuju Indonesia besar, kuat dan terdepan dalam naungan Negara khilafah. Sistem pendidikan dan politik ekonomi Negara khilafah mampu menjamin pendidikan berkualiltas. Sistem pendidikan Islam dengan kurikulumnya mampu menghasilkan pemimpin berkualitas yang memiliki kepribadian Islam. ”Institusi pendidikan tidak terbebani untuk mencari sumber pemasukan bagi pembiayaannya. Pembiayaan sepenuhnya ditanggung Negara dengan mekanisme Baitul Mal-nya.”

Ir. Emmi juga meyakinkan  Indonesia sangat mungkin menjadi bangsa yang besar,  kuat dan berpengaruh apabila dalam naungan Negara khilafah. Ir.Emmi memaparkan taksiran kebutuhan penyelenggaraan  pendidikan berkualitas (dengan ukuran Negara maju) sebesar US $ 2,9 triliun  (Rp 29 ribu trilyun) per tahunnya. ”Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang terdiri dari  migas, tambang, kelautan dan kehutanan bisa  mencapai  US $ 11.431,77 triliun per tahunnya.”

Pembicara terakhir, Vika Monika, ST (anggota DPP MHTI dan akademisi) mengajak dan menyeru intelektual muslimah untuk bersama-sama berupaya untuk mewujudkan sistem khilafah yang akan membuat Indonesia menjadi Negara kuat, besar dan terdepan. Para undangan terdiri dari mahasiswa, praktisi, akademisi pendidikan dan kesehatan, birokrat, organisasi massa, partai politik, dan masyarakat umum lainnya. Konferensi hari itu dimeriahkan dengan aksi teatrikal dan bazaar. (yan/mhti)

Galeri Foto:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*