Seruan Penegakan Khilafah Muslimah HTI di Kota Medan
HTI-Press. Di tengah kegalauan masyarakat Kota Medan terhadap badai krisis global yang melanda Indonesia, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) hadir di tengah muslimah untuk menjelaskan akar permasalahan ekonomi dan solusi yang mengetaskannya. Krisis global ini telah menjadi momok menakutkan bagi para pekerja, pengusaha dan kalangan intelektual Kota Medan. MHTI menyampaikan melalui 3 tahap kegiatan:
Pertama, Diskusi Tokoh dengan tema “Sistem Ekonomi Anti Krisis” yang diselenggarakan Sabtu (29/11) di Ruang Jordan Hotel Madani Medan. Diskusi ini menghadirkan pembicara Dewan Pimpinan Pusat MHTI Ir. Rezkiana Rahmayanti. Diskusi ini dihadiri 51 tokoh dari berbagai bidang diantaranya: dokter, polisi wanita, aktivis partai politik dan birokrat. Ir.Rezkiania menyampaikan kebobrokan sistem ekonomi kapitalis yang merupakan biang krisis.
“ Sistem kapitalis berdiri di atas aktivitas ribawi dan perjudian yang telah jelas diharamkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk keluar dari krisis kecuali kembali kepada sistem ekonomi Islam,” tegas Ir.Rezkiana.
Acara berlangsung hangat dan tertib, para peserta berlomba ingin mengajukan pertanyaan. Salah satunya adalah AKP Murniati MAP. Beliau bertanya tentang bahaya krisis global bagi keamanan. Dengan gamblang pembicara menjelaskan bahwa krisis global sangat berbahaya bagi keamanan, karena dapat meningkatkan tindak kriminalitas.
“Hal ini terjadi karena buruh-buruh yang di-Putus Hubungan Kerja (PHK), jika tidak mendapatkan pekerjaan lain, tentu berpotensi besar untuk melakukan tindak kejahatan,” kata Ir.Rezkiana.
Kedua, Workshop Ekonomi Syari’ah dengan tema “ Menuju Ekonomi Indonesia Lebih Baik “ yang diselenggarakan Minggu (30/11) di Istambul Room Hotel Madani Medan. Workshop ini menghadirkan dua pembicara, yaitu: Nursyamsiyah (Aktivis MHTI Medan) dan Ir. Febriati Abbasuni, M.Si ( Juru Bicara MHTI).
“Bawaan Ekonomi kapitalis sejak lahir adalah krisis”, demikian pernyataan Nursyamsiyah ketika menyampaikan makalahnya yang berjudul “Kapitalisme di Ujung Tanduk, Khilafah di Depan Mata” . Nursyamsiyah menegaskan permasalahan ekonomi yang tak henti-henti melanda dunia, akibat penerapan ekonomi kapitalis.
Sebanyak sebelas peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut berasal dari berbagai kalangan seperti dosen dan jurnalis. Peserta semakin antusias ketika mendengarkan pemaparan Ir.Febrianti Abbasuni,M.Si tentang Sistem Ekonomi Islam. “Wah, seharusnya ini juga disampaikan kepada para pengusaha, biar mereka mendukung penerapan Syari’at Islam,” celetuk salah seorang peserta di sela pemaparan materi. “Kalo penguasa, memang nggak mau tau ya!, ” lanjutnya lagi.
Dalam paparannya, Ir.Febrianti Abbasuni menjelaskan sistem mata uang kertas harus diganti dengan emas dan perak, agar tidak terjadi inflasi. “Pasar modal dan perbankan ribawi harus dihilangkan. Kepemilikan umum seperti Emas, minyak, gas, hutan dan lainnya harus dikelola oleh negara untuk kemakmuran rakyat.” Yang terakhir dijelaskan tentang syirkah, dan perbedaannya dengan Perseroan Terbatas (PT). Ir.Febrianti,M.Si menjelaskan gambaran tentang kemudahan pembangunan dan pengembangan usaha di dalam Islam.
Ketiga, Konferensi Muslimah Nasional dengan tema “Save The World From Hegemony of Global Capitalism with Caliphate“ yang diselenggarakan Sabtu (13/12) di Gedung Bina Graha, Medan. Kegiatan ini menghadirkan dua orator, yaitu: Dra. Latifah Hanum, MA ( Dosen Universitas Islam Sumatera Utara ) dan Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA ( Dosen Universitas Sumatera Utara ), serta dua pembicara, yaitu : Ir. Rezkiana Rahmayanti ( Dewan Pimpinan Pusat MHTI ) dan Dr. Rini, M.Si ( Dewan Pimpinan Pusat MHTI ).
Konferensi yang dihadiri sebanyak 550 peserta dari berbagai elemen masyarakat diantaranya: dosen, birokrat, aktivis parpol dan mahasiswa. Dra.Latifah Hanum, MA membakar semangat para hadirin melalui orator berapi-api. “Kalau kita membaca koran beberapa waktu silam diberitakan seorang pengusaha kaya ingin menjual ginjalnya seharga Rp 70 juta karena bangkrut,” ungkap Dra. Latifah Hanum, MA ketika menggambarkan dampak krisis global ke Indonesia. Tak kalah semangat, Dra. Lusiana Adriani Lubis, MA, menyampaikan orasinya yang bertema “ Intelektual dan kebangkitan Umat “. Dra.Lusiana, MA mengungkapkan saat ini kampus mati suri, hanya sibuk melakukan rutinitas yang tidak ada hubungannya dengan kebangkitan umat. “Mohon maaf jika ada yang tersinggung,” ucap Dra. Lusiana, MA. “Namun ini adalah fakta. “
Seusai orasi, ditampilkan kabaret dengan judul “Kapitalisme Biang Krisis”. Dialog pemain yang cukup kocak menghangatkan suasana. Yang lebih penting lagi, peserta mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pemain.
Sementara itu, Ir. Rezkiana saat menyampaikan makalahnya berjudul “Kapitalisme Global Mencengkeram Indonesia Melalui Intelektual”, dengan nada tegas dan lugas menampilkan fakta-fakta tak terbantahkan. Peserta dibuat mengangguk-anggukan kepala, tercengang melihat gambaran jelas mekanisme penjajahan lewat intelektual. “Beberapa modus penjajahan negara melalui pemberian pinjaman, pemberian hibah, pertukaran budaya dan pemberian beasiswa,“ ungkap Ir.Rezkiana.
Lalu bagaimana cara kita keluar dari cengkeraman kapitalisme? Hal ini dijawab Dr. Rini, M.Si melalui makalahnya berjudul “Peran Intelektual Muslimah Membebaskan Dunia dari Cengkeraman Kapitalisme Global “. Dr. Rini mengatakan, kita harus mencontoh perjuangan Rasulullah SAW dalam membebaskan diri dari sistem jahiliyah, yaitu dengan dakwah. Namun bukan sembarangan dakwah, tapi dakwah ideologis yag bersifat politik. (mhti)
semoga dgn usaha2 ini dapat membuka jalan pemikiran kaum intelektual muslimah,untuk maju menyongsong tegaknya Khilafah,,,
Amin.
Makalah-makalah pembicara (juga untuk banyak acara-acara lainnya) kalau mungkin mohon bisa di-upload di internet, biar bisa jadi bahan kajian banyak pengunjung. Sekedar usulan.