HTI-Press. Ratusan peserta menghadiri Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-4 bertajuk “Masa Depan Politik Ekonomi Indonesia 2009” yang digelar oleh DPP Hizbut Tahrir Indonesia di Jakarta, Kamis (18/12/200). Hadir sebagai pembicara diantaranya pengamat politik Dr. Bima Arya dan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Farid Wadjdi. Sementara itu Anggota DPR sekaligus pengamat ekonomi, Drajad Wibowo batal hadir karena harus mengikuti rapat Paripurna DPR pada saat yang sama. “Saya setuju-setuju aja. Mau syariah oke, asal ada usaha ke situ,” ujar Bima. Namun masalahnya, kata Bima, bagaimana syariah itu supaya bisa dijual dan bisa direalisasikan untuk menjawab berbagai masalah riil yang dihadapi negeri ini. “ Kalau tidak bisa maka publik bisa pindah ke sistem lain,” ujar Bima lagi.
Artikel Terkait:
kalau macan itu dipakaikan baju merah apakah ia tetap macan?
lalau kalau diganti bajunya menjadi baju kuning apakah dia tetap macan?
lalau kalu sedikit dipoles dan macan diberi peci. Apakah dia masih tetap macan?
Jawabannya ia. Macan tetaplah macan!
Jadi Kapitalisme apapun dinamakan tetap kapitalisme.
Bagaimana kalau Kapitalisme di beri peci?
Maka dia akan bermetamorfosis menjadi KAPITALISME RELEJIUS!!!
Tetap saja dia kapitalisme.
Sama halnya seorang penjudi yang mengucapkan kalimat Basmallah sebelum membagikan kartu remi. Apakah berubah? Tetap saja dia seorang penjudi.
Mau berpeci atau bersorban kalau intinya Kapitalisme ya tetap kapitalisme bang!!!
Mau kiyai atau haji. kalau berjuang untuk kapitalisme maka ya, dia pejuang kapitalisme. Haji Kapitalisme. Haji pejuang Kapitalisme. Dan Kiyai Kapitalisme.
Demi Allah Rasulullah Muhammad SAW. Tidak pernah mengajarkna atau mencontahkan bahwa beliau adalah pejuang Kapitalisme atau Demokrasi.
Hanya orang keblinger saja yang mencocok-coccokkannya dengan jalan “memerkosa” ayat atau dalil Islam.
Jadilah sekarang ini banyak kiyai, haji, ustad Demokrasi bin Kapitalis.