Muslimah HTI Tolak Kuota 30% Perempuan di Legislatif
PADANG – Sebanyak 50 muslimah HTI Sumatera Barat melakukan aksi memperingati hari ibu yang jatuh pada 22 Desember 2008. Dalam orasinya mereka menolak kuota 30% perempuan di legislatif.
Menurut Koordinator aksi Siska Risky, penerapan kuota tersebut tidak akan mempengaruhi kondisi kesejahteraan masyarakat terutama perempuan.
“Hal itu terbukti salah satu perempuan Indonesia Megawati Soekarnoputeri menjadi seorang presiden tapi tidak ada perubahan,” tegasnya, Jumat (19/12/2008).
Jadi, lanjut dia, perempuan lebih baik menjalani kodrat sebagai ibu rumah tangga dan lebih memberi perhatian lebih kepada keluarga khususnya dalam menjaga dan membina anak mereka di rumah.
Sebab saat ini marak kenakalan remaja serta pergaulan bebas akibat kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. “Lebih bagus pemimpin itu dari laki-laki,” ujarnya.
Aksi yang di halaman DPRD Sumatera Barat Jalan Khatib Sulaeman Padang, ini dilakukan pukul 10.00 WIB hanya digelar selama satu jam dan tidak mengganggu arus lalu lintas. (fit)
Sumber: http://pemilu.okezone.com
Bukan masalah kuota, tapi masalah sistemnya. Demokrasi pasti akan merendahkan perempuan. Hanya Islam yang akan memuliakan perempuan.
perempuan berpolitik hkumnya wajib,tentu politik dalam paradigma Islam,dimana perempuan mesti menjadi salah satu elemen masyarakat yang menjalankan pengawasan trhadap penguasa dalam menerapkam syariat Islam bila Pemerintahan Islam sudah ada dan menjalankan amar makruf nahi mungkar seperti yang telah di contohkan shahabiyah dimasa permulaan Islam,dlm konteks saat ini dimana imarah tidak wujud maka sebagai seorang muslim tentu kewajiban fardu kifayah menegakkan daulah menjadi sebuah keniscayaan.terkait kuota tentu akar masalahnya bukan disditu,penerapan sekulerismelah yang menjadi akar masalah bangsa ini..