Bush: “Perang Ideologi Memerlukan Waktu Yang Lama”

HTI-Press. Setelah kunjungan “perpisahan” ke Irak, Presiden AS George W. Bush kemudian berkunjung ke Afghanistan dalam suatu lawatan yang mendadak dan singkat untuk memastikan pada sahabatnya di Afghanistan Hamid Karzai bahwa Amerika tetap akan bersama Afganistan, walaupun akan terjadi suksesi kepemimpinan di Gedung Putih.

Bush meninggalkan Baghdad secara rahasia di tengah malam, dan ketika itu pesawatnya mendarat di pagi buta di pangkalan militer Bagram, dekat Kabul, di mana ia telah siap disambut oleh Karzai, beserta komandan pasukan internasional di Afghanistan Jenderal David McKiernan.

Sewaktu di dalam pesawat kepresidenan itu, Bush mengatakan, “Saya ingin pergi ke Afghanistan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Karzai dan kepada rakyat Afghanistan dan untuk mengatakan bahwa AS akan terus serta akan senantiasa mendukung mereka.”

Ketika menyambut Bush, Karzai mengatakan “bahwa rakyat Afghanistan dan saya pribadi merasa sangat bangga dan mendapat kehormatan”. Ini seakan menjelaskan bahwa ia telah sekian lama ingin memboyong Presiden Bush untuk berkunjung ke Afganistan.

Setelah duduk berbincang di pagi hari, kedua pemimpin tersebut berbicara pada sebuah konferensi pers bersama. Presiden Bush memperingatkan bahwa “perjuangan akan panjang .. peperangan Ideologi memerlukan waktu lama”. Ia lalu menambahkan “Apakah hari-hari yang sulit menanti kita di masa datang? Tentu. Tetapi apakah bahwa kondisi di Afghanistan hari ini lebih baik dari pada tahun 2001? Tentu lebih baik, tanpa perlu diragukan lagi.” (Sumber: Al Khaleej, 16/12/2008)

Komentar:

Dari lisan Bush telah terlontar “perjuangan akan panjang .. peperangan Ideologi memerlukan waktu lama”. Inilah inti dari perang yang ada selama ini, antara Islam dan kekufuran. Allah SWT berfirman:

..أَلاَ لَهُ الخَلْقُ والأَمْرُ..

“Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hakNya”. (QS. Al A’raf [7]: 54)

Ini merupakan kebalikan dari kalimat “Ingatlah! Segala penciptaan menjadi hak-Nya dan urusan lain menjadi hak kita”. Mereka telah berbohong dan berdusta.

Ini jualah inti dari konflik yang terjadi, yakni bukan merupakan sekedar pertarungan politik dan kebijakan administrasi pemerintahan. Tapi ini merupakan pertarungan agama dan peradaban.

Jika demikian halnya, lalu mengapa semua negeri muslim tidak berpartisipasi berjuang, bertitik tolak dari aqidah menuju terwujudnya peradaban Islam melalui pembentukan negara mereka yang bernama Khilafah?

Demi Zat Yang Mahabenar yang telah berfirman dalam kitab suci al Quran

وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti”. (QS Yusuf [12]: 21)

Dan Dia Azza wa Jalla juga berfirman:

﴿إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللهِ فَسَيُنْفِقُوْنَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُوْنَ وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُوْنَ﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menghabiskan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan”.

Al-Habib al-Mustafa Muhammad SAW berkata:

ثم تكون خلافة على منهاج النبوة تعمل في الناس بسنة النبي ويلقي الإسلام بجرانه في الأرض يرضى عنها ساكن السماء وساكن الأرض لا تدع السماء من قطر إلا صبته مدرارا ولا تدع الأرض من نباتها وبركاتها شيئا إلا أخرجته

“Kemudian, akan ada Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang akan berlangsung di tengah-tengah manusia dengan menjalankan sunnah Nabi; yang akan memancarkan Islam kepada negeri-negeri sekitarnya; penduduk langit dan bumi akan ridho. Tidaklah langit akan membiarkan suatu daerah melainkan akan mencurahkannya dengan hujan. Dan tidaklah bumi membiarkan tanaman dan segala berkahnya sedikitpun melainkan akan menumbuhkannya” (Sumber: al-aqsa.org)