Hari Ibu, MHTI Bandung Seru Wanita Tinggalkan Kapitalisme
Lima ratusan anggota Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jabar berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/12/2008). Dalam aksinya mereka menyerukan perempuan Indonesia meninggalkan sistem kapitalisme.
Dalam aksi untuk memperingati hari ibu yang bertemakan “Selamatkan Perempuan dari Keterpurukan Menuju Kesejahteraan dengan Syariah dan Khilafah” ini, para demonstran seluruhnya wanita dan menggunakan pakaian serba hitam.
Menurut Humas DPD II MHTI Bandung Erni Wandasari, masa depan Indonesia untuk menjadi negara yang sejahtera dan kuat serta menjadi negara terdepan tergantung dari dua hal yaitu kebnaran ideologi dan komitmen pemimpin.
Saat ini kapitalisme sudah terbukti tidak menjamin kesejahteraan tiap individu karena kapitalisme menawarkan sistem ekonomi yang tidak berkeadilan dan identik dengan penjajahan.
MHTI menyerukan pada perempuan Indonesia untuk tinggalkan perangkat demokrasi yang menopang penjajahan kapitalisme global.
“Dengan syariah berarti kita mendapatkan ideologi islam yang bersmuber pada sang pencipta. Dengan sistem ekonomi yang lahir pada sistem Islam akan berpengaruh pada kemajuan Indonesia,” ujarnya.
Dalam aksinya para peserta aksi membawa bendera HTI dan poster bertuliskan ‘Bu, Selamatkan Generasi Muda, Tinggalkan Pemikiran Jahiliyah dan “Perempuan Terpuruk Perempuan Memburuk’. Aksi berlangsung tertib tidak ada penjagaan ketat dari pihak keamanan. Pihak keamanan tampak santai duduk di trotoar Gedung Sate. (DetikBandung, 20/12/08)
waduh isin aku, wong lanang ko kalah sama wong wedo?!?!, RI-1 tuh lanang, menteri-menterinya banyakan lanang, ketua MPR-nya lanang, gelarnya pun berderet, tapi untuk faham wajibnya syariah dan khilafah kok kalah yo sama Muslimah HTI?? Keukeuh aja dengan demokrasi dan kapitalismenya, malah berinisiatif menyerukan fatwa haram golput? opo yang kurang yo, apa volume otak para pemimpin kita tu kurang sekian cc kitu??? ora mudeng aku….?!?!
iyo yo… tapi emang ada korelasi positif antara kepinteran dengan berkurangnya volume otak? wah, harus diteliti ini, karena mereka yang memimpin saat ini kan pinter-pinter, tuh gelarnya bederet! atau karena para pemimpin kita tu terbiasa makan enak dan tidur di kasur empuk, mereka jadi susah mudeng dan faham wajibnya syariah dan khilafah, maka…. biar gampang faham… harusnya mereka dibiasakan makan nasi aking dan gaplek aja, tidurnya di gelar tiker aja, rumah dinasnya diganti gubuk bolong yang bocor-bocor, trus disitu dikasih kursus kitab nidzamul Islam, ….wong yang masirah menyerukan syariah dan khilafah tu kebanyakan kaum dhuafa, wong cilik, yang kurang kenal bangku kuliah karena mahal, apalagi UU BHP dah disahkan…!!! dan dulu khalifah umar tu pas didatangin utusan dari Romawi dia sedang tidur dibawah pohon kurma kok, bukan di kamar hotel apalagi graha megah kayak sekarang!!!
setidaknya sesuatu itu di awali dari yang terkecil/di awali di daerah ,dan mereka di beri pengertian apa itu khilafah?setidaknya mereka tentunya akan paham .