Muslimah Kalimatan Optimis, Dengan Khilafah Kejayaan Islam akan Kembali
HTI-Press. Lambaian liwa dan roya serta kumandang takbir membahana memenuhi Himalaya Ball Room Hotel Banjarmasin Internasional tempat diselenggarakannya Konferensi Muslimah Kalimantan Ahad (14/12). Konferensi bertema “Selamatkan Kekayaan Alam Kalimantan, cegah disintegrasi bangsa, bangun bangsa yang besar dengan Khilafah Islamiyah “ ini dihadiri 1.000 perempuan dari berbagai penjuru Kalimantan.
Konferensi ini menghadirkan pembicara dari kalangan intelektual diantaranya: Guru Besar Universitas Mulawarman yang juga Direktur program S-2 Ekonomi Universitas Mulawarman Prof. Dr.Hj Eny Rochaida, SE, M.Si, Dewan Pimpinan Pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Hj. Ishmah Cholil, Muslimah HTI kalimantan Tengah Nur Ubaini H dan Dewan Pimpinan Pusat Muslimah HTI Zidny Sa’adah. Sebelum sesi konferensi disampaikan orasi oleh Praktisi Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Ir. Lusita Wardhani MP dan Ibu Dr. Rini Hustiani M.Si.
Dalam makalahnya, Prof. Dr. Eny Rochaida memaparkan Kalimantan kaya akan sumber daya alam, namun rakyatnya tidak menikmati. Rakyat juga merasakan dampak dari eksploitasi.
Nur Ubaini mencoba menggambarkan adanya ancaman disintegrasi dan bahaya yang ditimbulkannya. Sementara itu, Ir.Hj Ishmah Cholil menjelaskan sisi praktis bagaimanan khilafah Islamiyah dalam mengelola sumber daya alam yang memberikan dampak positif yaitu kesejahteraan bagisemua warga negaranya tanpa membedakan muslim ataukah non muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Terakhir Zidny Saadah dalam makalahnya ‘Peran Intelektual Membangun Indonesia Besar Kuat, dan Terdepan dalam Naungan khilafah Islam’ menyampaikan seruan Muslimah Hizbut Tahrir kepada para intelektual untuk bergabung dengan arus perjuangan dakwah yang meneladani Rasulullah untuk menegakkah syariah dan khilafah, serta mempersiapkan sumber daya manusia inteletual yang mengisi kekhilafahan.
Peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, ibu-ibu kaum intelektual, tokoh ormas, anggota legislative dan muballighoh ini nampak antusias menyimak orasi dan pemaparan makalah. Peserta sesekali mengumandangkan takbir dengan penuh semnagat.
Dalam kesempatan ini ditayangkan video krisis finansial global dan beberapa aksi yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir di berbagai penjuru dunia. Tidak cukup itu saja peserta juga disuguhi dengan hiburan khas “Banjar” yakni seni madihin dan aksi teatrikal. Teatrikal iyang disajikan remaja muslimah ini mampu menyedot perhatian peserta. Teatrikal ini mencoba menggambarkan kondisi penjajahan baru melalui eksploitasi sumber daya alam berikut solusinya.
Peserta cukup tersentuh dengan problematika besar umat Islam yakni tiada kesatuan politik Islam dan bangkit rasa optimisme akan kembalinya kejayaan Islam.Teatrikal ini diakhiri dengan applaus meriah peserta disertai sajian nasyid Laizzata. Kegiatan ini juga di relay stasiun TVRI lokal pada keesokan harinya. (mhti)