Menyambut Tahun Baru Hijriah 1430 H

Nomor: 150/PU/E/12/08

Jakarta, 29 Desember 2008/1 Muharram 1430 H

PERNYATAAN MUHARRAM

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Menyambut Tahun Baru Hijriah 1430 H

Tahun baru Hijriah 1430 H telah tiba. Apa yang bakal terjadi pada tahun mendatang kita tidak tahu. Tapi yang pasti, tahun 1429 H ini tidak diakhiri dengan suka tapi dengan duka. Lebih dari 301 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat serangan udara biadab yang dilancarkan oleh zionis Israel pada 2 hari sebelum tahun 1429 H lalu berakhir. Ini seolah melengkapi penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh warga Irak akibat 5 tahun penjajahan AS, juga warga Afghanistan yang hingga kini masih harus hidup dalam bayang-bayang pasukan pendudukan asing yang berkedok sebagai pasukan penjaga keamanan.

Sementara di sisi lain, dunia Islam, sebagaimana wilayah lain, juga tengah mengalami dampak buruk yang ditimbulkan oleh krisis finansial global yang berawal dari krisis finansial yang melanda Amerika Serikat kemudian menyusul Eropa. Walhasil, belum lagi kita di Indonesia benar-benar pulih dari krisis moneter tahun 1997 yang kemudian menimbulkan krisis multidimensi, krisis finansial yang dampaknya diperkirakan akan lebih buruk pun datang menerjang. Maka, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas dan berbagai problem lain yang masih cukup tinggi bakal akan terus meningkat di tahun mendatang.

Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menghadapi berbagai problematika itu, baik secara individu, kelompok maupun oleh negara, termasuk di tingkat global. Tapi Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat, berbagai langkah yang ditempuh itu tidaklah bakal mampu menyelesaikannya, karena langkah-langkah tersebut tidaklah menyentuh problema dasar dari munculnya berbagai persoalan itu. Yakni akibat umat tidak lagi memiliki pelindung dan hidup dalam sistem selain Islam, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya maupun pendidikan sejak Indonesia merdeka hingga sekarang. Diyakini, sistem selain Islam pasti akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, sebagaimana dibuktikan selama lebih dari 50 tahun Indonesia merdeka, sistem tersebut berulangkali menjerumuskan negeri ini dalam berbagai krisis. Sementara, umat Islam yang hidup tanpa pelindung pasti akan terus menerus didzalimi, sebagaimana saat ini terlihat di Palestina dan di tempat lain.

Di sinilah Hizbut Tahrir Indonesia melihat pentingnya seruan penegakan Khilafah dan penerapan sistem Islam yang bersumber dari syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Disamping dalam konteks keimanan, penerapan syariah dan penegakan Khilafah merupakan kewajiban setiap Muslim, apapun latar belakang ormas, orpol, profesi, etnis dan jabatan mereka, seruan ini sesungguhnya juga merupakan kepedulian Hizbut Tahrir Indonesia secara nyata dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh rakyat Indonesia dan umat Islam secara keseluruhan yang masih terus berlangsung hingga saat ini.

Meski tuntutan penerapan syariah dan penegakan Khilafah sebagai solusi atas krisis atau persoalan ini makin kuat menggema bukan hanya di berbagai daerah di Indonesia, tapi juga di berbagai negara sebagaimana tampak dari hasil berbagai survai yang dilakukan oleh berbagai institusi di tahun lalu, diakui bahwa upaya tersebut tidaklah mudah. Perlu waktu dan upaya terus menerus yang didukung oleh berbagai komponen umat bagi tercapainya cita-cita tersebut.

Karena itulah, Hizbut Tahrir Indonesia memandang perlu adanya upaya-upaya intensif secara terus-menerus guna memberikan penerangan, penjelasan dan wawasan yang utuh dan menyeluruh tentang syariat Islam dan Khilafah kepada masyarakat, agar; Pertama, terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang pentingnya penerapan syariat dan penegakan Khilafah Islam untuk menyelematkan Indonesia khususnya, dan dunia Islam umumnya dari jurang keterpurukan yang lebih dalam akibat berbagai krisis yang melanda; Kedua, terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang keluasan, keutuhan dan ketangguhan syariah serta kebutuhan adanya Khilafah sebagai pelindung dalam menyelesaikan problematika kehidupan dan kewajiban penerapannya oleh tiap Muslim dan negara; Ketiga, terbangun keinginan kuat dari masyarakat untuk hidup di bawah naungan Khilafah dan diatur dengan syariah Islam.

Selanjutnya diharapkan syariat Islam dan gagasan Khilafah di tahun mendatang bisa lebih “memasyarakat”, sehingga Islamophobia, syariatophobia atau Khilafatophobia diharapkan tidak ada lagi, paling tidak bisa sedikit demi sedikit terkikis. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran tentang pentingnya syariah dan Khilafah inilah yang bakal menjadi tonggak utama bagi penerapan syariah dan penegakan Khilafah.

Berkenaan dengan hal itu semua, khususnya dalam menyambut Tahun Baru 1430 Hijriah, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para pejabat negara, pimpinan orpol dan ormas Islam, anggota parlemen di pusat dan di daerah, para perwira dan anggota TNI/Polri, para ulama, wartawan, cendekiawan, para usahawan dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya syariah dan Khilafah di negeri ini. Serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah dan Khilafah sebagai agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap Muslim dan bentuk paling nyata dari pengamalan hijrah non-fisik sebagaimana yang dimaksud Nabi, yakni orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. Lagi pula, kemana lagi kita akan mengadu, setelah sosialisme hancur dan kapitalisme makin menunjukkan kebobrokannya sebagaimana ditunjukkan oleh krisis finansial global dewasa ini bila tidak kepada Islam?

2. Menolak segala penjajahan dengan segala bentuknya atas negeri-negeri Muslim, seperti yang dilakukan AS dan sekutunya atas Irak dan Afghanistan, India atas Kashmir dan Israel atas Palestina. Khusus terhadap Israel, yang telah memblokade dan membombardir Gaza, diserukan kepada seluruh pemerintah negeri kaum Muslim agar mengerahkan pasukannya untuk berperang melawan entitas Yahudi itu. Jika tidak, maka mereka telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. Juga mengingatkan, agar pemerintah Indonesia benar-benar menjalankan perannya sebagai pelindung rakyat, bukan justru demi kepentingan asing malah mengorbankan rakyatnya.

3. Menyerukan kepada umat Islam di mana pun berada agar pada tahun 1430 H mendatang untuk lebih meningkatkan keteguhan iman, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, persaudaraan, persatuan dan solidaritas ummat untuk bangkit dan bersatu menerapkan syariah, menegakkan kembali Khilafah yang akan menjaga setiap jengkal negeri Islam, melawan imperialisme dan mewujudkan kembali izzul Islam wal Muslimin.

4. Semoga Allah SWT di tahun 1430 H mendatang meneguhkan iman kita, meluaskan pemikiran dan pemahaman kita, mengokohkan pendirian kita serta menguatkan semangat, kesabaran dan keistiqamahan perjuangan kita dalam mewujudkan kembali Islam di muka bumi ini. Amien

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: ismaily@telkom.net

Gedung Pusat Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia

Crowne Palace, Jl. Prof. Soepomo Nomer 24, Jakarta Selatan 12790

Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254

Email : info@hizbut-tahrir.or.id

Website : http://www.hizbut-tahrir.or.id

3 comments

  1. Dari tahun ke tahun bahkan dari detik ke detik umat Islam diseluruh dunia Senantiasa dalam keadaan semakin memperihatinkan, menyedihkan dan menyengsarakan dalam keadaan selalu terzhalimi. Tahun baru 1430 H, hendaklah dijadikan oleh Umat Islam momentum untuk hijrah dari sistem jahiliyah sekular ke sistem Islam yaitu berjuang dengan harta dan jiwa untuk menegakkan Syariat Islam dan Khilafah. Allahuakbar!3x

  2. aslm…
    Tolong untuk Pernyataan Muharrom tersebut di forward ke situs2 keislaman lainnya, peryataan serupa juga ada yang dimuat di eramuslim dr hizbullah…

  3. Abu fauzan, sula

    Momen tahun baru untuk merintis kembali kehidupan yang lebih baik, ini fakta yang ada dilapangan daerah terpencil yang di apai kepulauan sulawesi dan kepulauan buru, negeri ini sudah merdeka namuan disini kami beklum menikmati apa khakikat kemrdekaan jala tara da / tidak ada, listrik tarada / tidak ada , sarana pendidikan tidak ada, kehidupan kauam muslim terpencil jauh dari informasi kemajuan umat islam, rasa dan budaya Islam telah tercabut dari lubuk hati kaum muslim yang ada nuansa budaya yang ditanamkan oleh penjajah melekat di hati mereka, hakim syara ada sekedar untuk urusan nikah talak cerai, kemblilah pada fitrah untuk memwujudkan tatanan kehidupan yang Islami dengan daulah khilafah Islam, amin,……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*