Australia Tetap Membela Kekerasan Israel

HTI-Press. Sikap hipokrit negeri-negeri Barat sudah jelas, mereka berpihak kepada para penjajah. Seperti sikap Pemerintah Australia yang tetap membela aksi kekerasan militer Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Alasan mereka, itu sebagai “hak Israel membela diri” dari serangan roket dan mortal Hamas. Tetapi tidak ada para penguasa Muslim yang berkata, “hak kami membela diri”, lalu ia segera mengerahkan pasukannya untuk melawan Israel.

Pejabat Perdana Menteri Australia Julia Gillard kembali menegaskan sikap pemerintahnya yang mengakui “hak Israel untuk mempertahankan diri” dan mengutuk keras aksi Hamas dan kelompok Muslim Palestina lainnya yang menembakkan roket dan mortar ke wilayah selatan Israel.

Gillard mengakui situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat memprihatinkan, tetapi Australia tetap membela Israel.

Australia mengimbau kedua pihak yang bertikai berupaya mengakhiri kekerasan yang akan semakin menambah penderitaan rakyat sipil tak berdosa. Untuk itu, pemerintah Australia mendukung seruan Dewan Keamanan PBB bagi pengakhiran segera semua aksi kekerasan.

Solusi Dua Negara: Legitimasi Penjajahan Israel

Dalam masalah Palestina-Israel, pemerintah Australia memandang “solusi dua negara bangsa” sebagai cara terbaik menyelesaikan konflik berkepanjangan tersebut. Pandangan itu pernah disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith berkaitan dengan perayaan 60 tahun berdirinya negara Israel Maret lalu.

Australia menghormati “hak Israel” untuk hidup dan “sebuah negara bangsa (yang merdeka) bagi rakyat Palestina”, katanya.

Solusi dua negara, itulah yang diinginkan oleh negara-negara Barat pendukung Israel. Sayangnya, banyak kaum Muslim yang tergiring dengan solusi dua negara ini. Seolah mereka lupa, keberadaan Negara Israel adalah ilegal.

Israel berdiri di atas tanah milik kaum Muslim, Palestina. Atas bantuan PBB, Palestina dipecah belah hingga Israel merampas tanah milik kaum Muslim itu. Australia juga memiliki kontribusi bersejarah bagi kelahiran negara Israel yang diproklamasikan pada 14 Mei 1948.

Jika, negara Barat masih terus menerus beralasan untuk membela diri atas serangan yang hanya menewaskan beberapa orang saja dari warga negara mereka, lalu mengapa para penguasa negeri Muslim tidak segera bergerak untuk mengerahkan tentara-tentara mereka menghadapi perlawanan Israel, ketika mata mereka sendiri dan dunia menyaksikan kebrutalan tindakan teroris Israel itu?

Benar, hanya Khilafah yang akan menghentikan kebrutalan Israel itu dengan mengerahkan pasukan kaum Muslim di penjuru dunia, bukan para penguasa boneka itu. Beraharap pada PBB sama artinya berharap pada keberlangsungan penjajahan Israel di tanah kaum Muslim itu. (nl/ant)

One comment

  1. Ketika ada seorang wanita yang terdzalimi oleh kaum kuffar, kontan sang khalifah membela dengan mengerahkan pasukan yang sangat panjang barisannya. Naudzu billah, sekarang mana yang tegas deklarasi kata dan fakta membela nyawa 400an kaum muslimin Gaza? Partai .. cuman bisa orasi, organisasi kebangkitan ulama seperti biasa cuman istighosah, negara yang kita bela cuma cari muka, karena sebentar lagi pemilu. Padahal saya dari dulu dukung SBY, Sudah Bukan Yamannya lagi booo. Dimana khalifah ku, khalifah kita?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*