Jakarta – Hingga saat ini, api masih berkobar di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Penyebab kebakaran hingga saat ini belum diketahui. Kemungkinan sabotase bisa saja terjadi, baik terkait bisnis atau politik. Hingga kini, polisi masih terus menyelidikinya.
Depo Pertamina Plumpang merupakan salah satu tempat strategis yang terus dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Depo ini penting diamankan dengan ketat karena merupakan pemasok BBM untuk Jabodetabek. Aparat juga selalu siaga menjaga Depo Plumpang untuk mengantisipasi ancaman serangan teroris.
Karena itu, apabila terjadi kebakaran di depo paling besar ini, wajar bila kemungkinan isu-isu sabotase itu muncul. Apalagi saat ini, krisis ekonomi melanda dan juga dengan makin dekatnya Pemilu 2009.
Salah satu faktor kemungkinan sabotase itu adalah upaya memperbesar impor BBM dari luar negeri. Dengan tidak beroperasinya Depo Plumpang yang akan mempengaruhi distribusi BBM di Jabodetabek, maka ada alasan kuat untuk mengimpor BBM lebih besar.
Data yang diperoleh detikcom, saat ini Indonesia mengimpor crude oil sebanyak 400 ribu barel dan bahan bakar jadi sebanyak 400 ribu barel per hari. Impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan BBM total Indonesia per hari sebanyak 1,3 juta barel per hari. Produksi nasional masih jauh untuk mencukupi kebutuhan BBM masyarakat.
“Nah, dengan pasokan di Plumpang habis terbakar, maka mau tak mau harus dilakukan tambahan impor BBM. Kalau ini terjadi, maka yang diuntungkan adalah para importir BBM,” kata salah seorang anggota DPR kepada detikcom, Senin (19/1/2009).
Kemungkinan sabotase bisa saja terjadi untuk mendiskreditkan kinerja Dirut Pertamina Ari Soemarno. Sebab, Ari Soemarno yang sebelumnya diisukan diganti ternyata masih tetap dipertahankan. Bisa saja sabotase ini dilakukan oleh kelompok yang tidak suka dengan Ari Soemarno. Apalagi, dalam kepemimpinan Ari Soemarno, kasus kebakaran di properti milik Pertamina telah terjadi berkali-kali, termasuk di gedung pusat Pertamina beberapa waktu lalu.
Sabotase juga bisa terjadi untuk membuat buruk citra pemerintahan SBY-JK. Sebab, bila Depo Plumpang terbakar, maka pasokan BBM di Jabodetabek akan langka dan hal ini akan menampar muka SBY-JK. Apalagi, akhir-akhir ini Partai Demokrat (PD) – partai SBY – mempublikasikan iklan kampanye yang mencitrakan bahwa SBY merupakan satu-satunya presiden yang bisa menurunkan harga BBM tiga kali.
Semua kemungkinan dugaan sabotase bisa saja terjadi. Tugas polisi untuk menyelidiki apa penyebab sebenarnya terbakarnya Depo Pertamina Plumpang itu.
Saat ini Pertamina telah menegaskan bahwa yang terbakar di Depo Plumpang adalah tanki nomor 22 dan 24 yang berkapasitas 5 ribu Kilo Liter dan 10 ribu Kilo Liter Premium. Jadi, intinya, tidak akan ada kelangkaan BBM di Jabodetabek, karena cadangan masih banyak, sekitar 60 ribu KL. Pertamina juga telah mengerahkan distribusi BBM dari tempat lain untuk memasok BBM ke Jabodetabek. (detikNews, 19/01/09)
Sabotase dlm sistem kapitalis adalh sebuah kewajaran bahkan kewajiban,krn yg dikedepankan adalah citra yg baik meskipun harus menipu,itu jg yg kental telah diperlihatkan pemerintah akhir2 ini.demi kemenangan pemilu yg sesaat pemimpin kt tlah menipu ratusan juta rakyatnya melalui iklan2 dan survei2 yg ddesain,cuma sistem islam yg real mensejahterahkan rakyatnya.
Bisa jadi kebakaran itu hukuman buat sby yang tidak malu melakukan pembohongan terhadap penurunan harga. Padahal turunnya harga itu bukan karena sby, siapapun presidenna pasti akan menurunkan harga bbm itu. Karnd harga dunia juga turun
sangat jelas akhlak manusia yang bobrok telah terjadi, apabila isu ini benar. tidak adanya kesadaran aturan di dalam diri mengakibatkan kesewenang-wenangan segelintir orang untuk mengatur stabilitas negara. Syariat Islam menjadi satu-satunya solusi untuk ini. Allahu akbar