MHTI Malang On Air di Radio: Menimbang Kuota Perempuan Sebagai Solusi Masalah Perempuan dan Anak

HTI-Press. Sebagai pemanasan jelang Seminar Nasional Perempuan dan Anak, DPD II Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Malang Raya berkesempatan on air di beberapa radio, antara lain radio Citra FM (dulu RRI Citra Pro 3) pada 10 Januari 2009, radio Andalus FM pada 12 Januari 2009 dan radio Mitra FM pada 16 Januari 2009. On air di radio Citra FM ini menghadirkan pembicara Ustadzah Firqotun Najiyah. Sementara di radio Andalus FM menghadirkan Ustadzah Kholishoh Dzikri dan Yulia F.R. Sedangkan di radio Mitra FM menghadirkan Yulia F.R dan Ustadzah Firqotun Najiyah.

Dalam siaran on airnya di radio Citra FM, Ustadzah Najiyah mengungkapkan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh perempuan dan anak di Indonesia saat ini. Seperti traficking, kekerasan, sulitnya akses kesehatan dan pendidikan yang berkualitas dan sebagainya. Sayangnya, upaya penyelesaian terhadap masalah-masalah ini, justru menimbulkan masalah baru.

Ustadzah Najiyah mengungkapkan, ”Masalah baru ini muncul karena adanya pandangan para feminis atau aktifis gender. Mereka mengganggap akar masalah dari problem-problem perempuan tersebut adalah kurangnya jumlah perempuan di jajaran kekuasaan, baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Akhirnya, munculah tuntutan kuota 30% perempuan di legislatif.”

Ini mendorong para perempuan berbondong-bondonglah terjun ke dunia politik praktis dan melalaikan tugasnya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Harapannya, aspirasi perempuan bisa tersalurkan dengan duduknya perempuan di kursi legislatif.

”Dengan demikian, mereka berharap masalah perempuan bisa diatasi. Tapi kenyataannya tidak,” kata Ustadzah Najiyah.

Hal senada diungkapkan oleh Ustadzah Kholishoh Dzikri dalam dialog di Radio Andalus FM, “Logika kaum feminis ini, jelas tidak bisa diterima. Karena masalah yang dihadapi perempuan saat ini bukanlah karena para pemegang kekuasaan adalah laki-laki atau perempuan.”

”Buktinya, menteri perempuan sudah pernah, presiden perempuan juga sudah pernah, kenyataannya masalah-masalah tersebut tetap menimpa perempuan.”

”Bahkan kalau kita lebih jeli, semua itu juga menimpa laki-laki. Artinya, semua masalah ini merupakan masalah manusia, masalah masyarakat. Kita tidak bisa melihatnya dengan kacamata masalah laki-laki atau perempuan. Akar masalah yang sebenarnya adalah diterapkannya sistem demokrasi yang meletakkan kedaulatan, hak membuat hukum ada ditangan manusia. Akibatnya, hukum dibuat sesuai kepentingan pembuat hukum. Sehingga MHTI menawarkan Syariah dan Khilafah Islam sebagai solusi masalah perempuan dan anak,” paparnya panjang lebar.

Saat ditanya pada sesi dialog di Radio Mitra FM mengenai apa yang harus dilakukan oleh muslimah saat ini, agar menjadi wanita yang mulia dan bisa keluar dari masalah, Yulia menyatakan, ”Sesungguhnya kemuliaan itu ada bersama Syariah Islam dan Khilafah Islam. Syariah dan Khilafah Islam tidak hanya membuat para wanita menjadi mulia, tapi juga memuliakan seluruh manusia. Itu didasarkan pada nash-nash dan sudah terbukti secara empirik.”

”Maka harapannya, kita, para muslimah bersama-sama memperjuangkan Syariah dan Khilafah. Dengan membina para muslimah di sekitar kita dengan pendidikan politik yang benar, berpolitik yang benar sesuai batas-batas Syariah. Dan yang terpenting, semua upaya ini, tidak melalaikan para muslimah dari tugas utama dan peran strategisnya sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga, yaitu peran mendidik anak, mencetak generasi muslim yang unggul dan tangguh,” paparnya.

Warga Malang Raya, baik dari Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu sangat antusias mengikuti siaran ini. Buktinya radio-radio tersebut menerima beberapa telepon dan puluhan SMS berisi pertanyaan maupun pendapat.

Semoga bisa mewujudkan kesadaran politik Islam yang benar di wilayah Malang Raya. Kesadaran politik untuk kembali dan memperjuangkan penerapan Syariah dalam naungan Khilafah Islam. (mhti-malang)

3 comments

  1. amin..semangat teman2 di malang
    InsyaAllah kemenangan itu sudah di depan mata

  2. hmmm pingin juga klu aku pulkam bergabung ama mbak2 yg di malang…. terus bersemangatlah memperjuangkan khilafah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*