Hillary Andalkan USAID dan Diplomasi

WASHINGTON — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton berjanji menjadikan badan bantuan pembangunan sebagai mitra sejajar dengan diplomasi dan pertahanan AS mengingat kemampuannya dalam memajukan sikap positif (bangsa lain) terhadap Amerika Serikat.

Hillary dan Presiden Barack Obama telah menyatakan bahwa mereka akan mengurangi penggunaan kekuatan militer dibanding yang ditempuh George W. Bush dalam rangka menjinakkan gelombang sentimen anti Amerika yang berkobar secara internasional.

Hillary mendapat sambutan meriah saat dia mengatakan kepada para staf Badan Pembangunan Internasional Pemerintah AS (USAID) yang berada di bawah Departemen Luar Negeri, bahwa tim kebijakan luar negeri yang baru akan menjamin USAID kuat dan didanai secara layak.

“Saya ingin datang ke sini hari ini dengan satu pesan sangat terang,” kata Hillary kepada ratusan staf USAID yang menyambutnya sehari setelah dia memangku puncak perumus kebijakan luar negeri AS.

“Saya percaya pada pembangunan dan saya percaya dengan sepenuh hati saya bahwa pembangunan benar-benar mitra yang sejajar dengan pertahanan dan diplomasi demi peningkatan keamanan nasional Amerika,” kata pemimpin korps diplomatik AS ini.

Pendahulu Hillary, Condoleezza Rice, disebut bersalah karena melemahkan misi USAID dengan mengeluarkan anggaran dan staf kebijakan dari (wewenang) Departemen Luar Negeri sehingga membuat badan ini seperti mayat hidup, kata mantan pejabat USAID Carol Lancaster.

Namun Lancaster menyebutkan bahwa pemerintahan Bush juga pantas mendapat penghargaan atas upayanya dalam memerangi AIDS dan malaria di Afrika, sembari mengutip dukungan pemerintahan sebelumnya yang lebih luas terhadap bantuan dan pembangunan luar negeri.

Condolleezza Rice juga tak luput dari kritik karena menyerahkan rekonstruksi pascaperang di Afghanistan dan Irak kepada Pentagon.

Hillary mengeluhkan militer AS sekarang telah mempersempit akses kepada bantuan yang diperuntukan bagi sekolah-sekolah dan proyek-proyek pembangunan lainnya, sementara para diplomat dan pakar pembangunan mesti melompati rintangan birokrasi hanya demi mendapatkan sedikit pendanaan.

“Ini pendekatan yang tidak masuk akal,” kata Hillary.

Diplomat utama AS ini mengatakan bahwa Obama percaya peran bantuan pembangunan dan diplomasi dengan menambahkan bahwa mendiang ibu Obama adalah pakar proyek keuangan mikro yang pernah bekerja di Indonesia.

USAID memajukan kebijakan luar negeri AS dengan menyelenggarakan program-program dukungan bagi pertumbuhan ekonomi, pertanian dan perdagangan, kesehatan global, pencegahan konflik dan bantuan kemanusiaan.

Lancaster yang menjadi deputi administratur USAID di bawah Presiden Bill Clinton berkata pada AFP bahwa bantuan USAID di negara muslim miskin seperti Pakistan dan Mesir dipercaya luas telah membuat kaum garis keras muslim tidak berkembang.

Lebih luas lagi, bantuan pembangunan di masa Clinton adalah dalam rangka “smart power” (memproyeksikan kekuatan cerdas), kata Lancaster yang pernah mendampingi Hillary Clinton dalam beberapa kunjungannya selama menjadi Ibu Negara pada 1990an untuk meninjau proyek-proyek yang disponsori pemerintah AS.

Pendekatan Clinton itu menaikkan citra AS sebagai negara yang tidak hanya militeristik namun juga negara yang berbagi rasa dengan masalah-masalah negara lain secara seimbang, kata Lancaster yang kini mengajar politik pada Universitas Georgetown.

“Dia siap memulai membungkus itu semua menjadi satu tema kebijakan luar negerinya yang lebih besar yang berorientasi kepada baik pembangunan tradisional maupun pembangunan kemanusiaan.”

Lancaster mengakui bahwa pendanaan untuk USAID akan mengetat selama krisis ekonomi sekarang namun menegaskan bahwa pendanaan harus difokuskan pada proyek-proyek penting.

Mantan eksekutif USAID ini memperkirakan bahwa Hillary akan memokuskan perhatian pada proyek-proyek yang berkaitan dengan pendidikan universal dan akan melibatkan lebih banyak perempuan dalam proyek-proyek pembangunan.

Hillary juga akan menekankan proyek-proyek untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap para petani di Afrika Sub-Sahara yang diantaranya ditempuh melalui penanaman tanaman-tanaman tahan kering, kata Lancaster. (Republika, 24 Januari 2009)

Artikel Terkait:

3 comments

  1. tuh kan bener orang kafir mah memang brengsek alias licik n jahat. emang awalnya dah ada niat ngejajah dan merampok kekayaan serta memberangus penentangan terhadap sistem kufur mereka. terutama membasmi ummat Islam yang melek dengan keculasan mereka.
    jadi mereka kaum kafir itu pake topeng yang “lucu” dan menggemaskan peureup demi menutupi wajah bengis nan keji.
    sekali musuh Allah, maka tetap akan menjadi musuh Allah. mereka tidak hendak membantu atau menolong manusia manapun. mereka hanya ingin menjajah dan bertindak seenaknya dengan penuh kesewenangan dengan menampilkan wajah “manis” yang itu semua nantinya akan dimuluskan oleh antek mereka di dunia Islam yaitu para penguasa dan lsm lsm kaki tangan mereka.

  2. Hem, negara anda sedang mengalami krisis kok masih memiliki kesombongan untuk bantu dan mengajari negara lain. Ingat pesan Paul Krugman, negara anda butuh 30 trilyun US Dolar recovery, sementara semua program bail out anda diperoleh dari utang luar negeri. Jadi Anda wahai AS sudah keyok dan sebentar lagi pasti kollaps. Andalah saat ini sedang menyandang The Sick Man in this century, good lauck

  3. Apa yang disampaikan Hillary mempertegas bahwa AS akan melanggengkan ‘dominasinya’ atas dunia. Bedanya dengan Bush, klo Bush menggunakan perang dan teror, Hillary dan Obama menggunakan ‘soft power’, yakni bantuan2. Kita harus ‘waspada’. AS tidak akan pernah berubah ‘watak dan kelakuannya’ walaupun presidennya berubah-berubah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*