Dialog Tokoh Muslimah NTB
HTI Press. Lebih dari 100 peserta yang terdiri dari tokoh media, tokoh masyarakat, mahasiswa mengikuti Dialog Tokoh“Suara Muslimah Untuk Perjuangan Palestina, Tegakkan Jihad dan Khilafah” yang digelar DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Nusa Tenggara Barat, Ahad (1/2) di Gedung Aula Handayani DIKPORA Nusa Tenggara Barat (NTB). Dialog ini menghadirkan pembicara antara lain Pengurus Muhammadiyah Propinsi NTB Ustazah Khadijah Dahlik, Pemerhati Masalah Sosial Politik Dr. Laily Mufidah, DPD I MHTI NTB Nur Aprilina ST, MS.
Kegiatan yang menampilkan galeri aksi brutal dan kebiadaban Israel ini dibuka Ketua Panitia Lenny Aprilianty S. Kep. Kekejaman berulang menimpa warga Palestina dan negeri-negeri muslim lain merupakan dampak penerapan sistem demokrasi dan kapitalisme. Tidak ada demokrasi dalam Islam. Demokrasi bukan untuk Islam. “Dimanakah hak asazi manusia untuk anak-anak di Gaza? Dimanakah suara perempuan untuk ibu-ibu yang syahid di Gaza?” Lenny mengatakan, ketika seorang anak menikah di bawah umur, pejuang HAM Indonesia berkampanye ‘setengah mati’, supaya masyarakat menolak pernikahan di bawah umur. Namun ketika terjadi pembantaian kaum muslimin, suara mereka tidak terdengar.
Pengurus Muhammadiyah NTB Ustazah Khadijah Dahlik menyampaikan ikatan persaudaraan yang paling kuat mengikat kaum muslimin adalah akidah Islam. Umat Islam ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh merasakan sakit maka anggota tubuh lain akan merasakan hal sama. ”Kekejaman yang menimpa Gaza, satu bukti anggota tubuh kita sedang mengalami sakit. Tanah palestina sejak zaman Nabi hingga sekarang telah banyak menelan darah para syuhada,” jelas Ustazah Khadijah. Sejak dulu Israel memang ingin mendirikan Negara Israel di tanah Palestina. Israel mewujudkan impiannya dengan melakukan berulangkali serangan genosida. Tepat tanggal 27 Desember 2008, kembali Israel menyerang Palestina. ”Kejadian ini membuka mata dunia, the real terrorism adalah Israel,” ungkap beliau.
Lalu bagaimana menyelamatkan Gaza? Dr. Laily Mufidah, Pemerhati Masalah Sosial Politik mengungkapkan solusi-solusi yang diserukan masyarakat dunia ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah Palestina sampai tuntas. Serangan Israel ke jalur Gaza masih dilakukan hingga hari ini. ” Hanya jihad dan khilafahlah yang akan mampu melawan zionis sang penjajang dari Palestina,” imbuh beliau.
DPD I Muslimah Hizbut Tahrir NTB Nur Aprilina MS, ST menegaskan sejarah pencaplokan Israel terhadap Palestina. Sejak masa kekhilafahan hingga keruntuhannya tahun 1924 terdapat konspirasi Inggris dalam pembentukan Negara Israel di Kawasan Timur Tengah. Skenario ini dilakukan melalui perundingan dan perjanjian damai. Tidak hanya itu, kasus Palestina bukan hanya sekedar genosida Hamas. Ini menyangkut impian Israel yang ingin menguasai seluruh Palestina, bahkan Timur Tengah. ”Islam sebagai solusi persoalan Palestina, maka satu kata Jihad Fisabilillah!.”
Setelah diskusi selesai, acara ditutup dengan do’a oleh Ustazah Khadijah Dahlik. (MHTI NTB)
Hasil pantauan Media di NTB:
UMAT MUSLIM PERLU INSTITUSI KHUSUS
(LombokPost, 02/02/2009) MATARAM – Umat Muslim se-dunia perlu institusi khusus. Hal itu dikemukakan Ketua DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI)-NTB Nur Aprilina pada acara Open House Akbar MHTI NTB kemarin (1/2).
Menurutnya, umat Muslim di dunia saat ini bagaikan satu batang lidi. Jika digunakan untuk membersihkan kotoran maka tidak akan bisa bersih. Tetapi jika sebatang lidi itu digabungkan hingga menjadi sapu lidi, maka kotoran pun bisa dibersihkan.”Umat muslim di dunia ini terpisah di 57 negara, nah untuk mempersatukan umat maslim yang terpisah-pisah itu perlu institusi khusus yang bertujuan untuk membela kaum muslim,” terangnya kepada Lombok Post usai acara di aula Handayani Kantor Dinas Dikpora NTB, Minggu (1/2) kemarin.
Nur yang juga salah satu pembicara dalam acara bertema “Suara Muslimah Untuk Perjuangan Palestina, Tegakkan Jihad dan Khilafah” menyampaikan sejarah pembebasan Palestina.
Dialog antar-muslimah itu diawali dengan pembukaan oleh Lenny Aprilianty selaku ketua panitia. Dalam orasi pembukaan sejarah yang terus berulang terhadap warga Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya sebagai dampak penerapan sistem demokrasi dan kapitalisme saat ini.
Selain Nur Aprilina, hadir sebagai pembicara Khodijah Dahlik, pengurus Muhammadiyah NTB dan Laily Mufidah, salah satu pemerhati masalah politik.
Selaku pembicara pertama khodijah Dahlik menyampaikan bagaimana persaudaraan dalam Islam. “Kita bersaudara diikat oleh akidah, oleh kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah, umat muslim ibarat satu tubuh, kaitannya dengan saudara kita di Gaza yang dizolimi kaum yahudi yang arogan,” ujarnya dihadapan peserta.
Sedangkan Laily Mufidah yang kebagian sebagai pembicara kedua mengungkapkan fakta-fakta kekejaman Israel terhadap Palestina. “ini bukan sekedar permasalahan di Gaza, Hamas atau Palestina, tapi ini permasalahan kaum muslimin seluruhnya,” tandasnya.
Kepada Lombok Post ia menjelaskan,selama ini solusi-solusi yang ditawarkan masyarakat dunia tak mampu menyelesaikan masalah di Gaza dan Palestina. Maka solusi yang mampu menyelesaikan adalah jihad Fisabilillah,” ujarnya.(iju)