HTI-Press. Pagi itu 14 Februari 2009 bertepatan 18 Shafar 1430 H bertempat Gedung PUSDIKLAT PT. Krakatau Steel dilangsungkan Workshop Ulama & Kiai bertema Ulama Pembangkit Umat dan Penegak Syariah. Acara yang dibuka oleh Ustad H. Enjen wakil dari MUI Kota Cilegon dihadiri hampir seratus ulama dan kiai di wilayah kota Cilegon dan sekitarnya.
Pada pembukaan, wakil MUI itu bercerita tentang pentingnya penegakkan syariah untuk menjawab problem kekinian yang sedang terjadi. Beliau menambahkan, acara ini sejalan dengan arah kerja MUI untuk lebih dapat menjawab masalah kontemporer sekaligus mengokohkan peran ulama di masyarakat. Bahkan MUI mengajak semua ulama dan ormas untuk dapat mengikuti kajian rutin yang dilaksanakan MUI kota Cilegon sekali dalam sebulan dan menampung sekaligus memberikan solusi atas aspirasi umat dengan sudut pandang Islam.
Pada sesi pemaparan, Ustad Achmad Junaidi Ath-Thayyibi mengulas secara teratur dari latar belakang dakwah, problem kekinian, hingga peran ulama dan kiai dalam proses menuju perubahan yang diharapkan.
Lebih lanjut beliau membahas kewajiban dakwah berjama’ah dalam sebuah harokah Islam, dan disinilah peran ulama dan kiai secara nyata berkiprah. Dari proses pengkajian ajaran Islam, dakwah di tengah masyarakat, hingga ‘amar ma’ruf nahyi mungkar terhadap penguasa setempat. Meski beliau juga mengingatkan akan urgensi sabar atas segala ujian, istiqomah dalam fikroh dan thariqah, berhati-hati atas segala penyusupan baik fikroh maupun apa saja yang dapat memutar arah dakwah yang semestinya.
Hadir ulama sepuh setempat KH. Sayuri, dan beliau berkomentar saat tersentuh ketika salah seorang pengurus HTI mengundang beliau karena ‘tersetrum’ oleh bendera tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah. Beliau sebagai golongan sepuh sangat menaruh harapan perjuangan kepada siapa saja yang istiqomah terhadap Islam termasuk dakwah HT yang cukup serius meski pelakunya masih tergolong muda-muda. Beliau juga sangat terkejut dengan pemikiran HT yang sebenarnya adalah pemikiran Islam yang shahih dan sangat mendukung semua langkah untuk penegakkan syariah dan Khilafah ketika melihat kondisi yang ada cukup mengiris hati.
Selain itu juga hadir KH. Abdussomad, ulama sepuh dari Merak memberikan dukungan yang nyata. Bahkan sudah memberi kesempatan kepada aktivis HTI untuk mengisi Majlis Muzakaroh yang beliau pimpin pada setiap Jumat malam. Dari segi pemikiran dan strategi politik yang diusung HT beliau juga memberikan aspirasi yang cukup baik, bahkan berharap di usia senjanya, beliau menginginkan tegaknya Syariah dan Khilafah sebelum ajal menjemput, meski hanya sehari hidup dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Akhirnya acara ditutup dengan sebuah harapan dan kerja nyata demi tegaknya syariah di bumi Allah ini. Acara yang didukung oleh ulama dari perwakilan pondok pesantren, guru Pendidikan Islam, MUI, assatidz, dan semua tokoh, bisa jadi awal untuk memulai kerja dakwah demi ‘Izzul Islam wal Muslimiin. Insya Allah [HUMAS HTI CILEGON]
Diralat: La ilaha illallah