HTI-Press. “Sebagai tuan rumah yang baik, kita harus memperlakukan tamu dengan baik. Bukankah Islam memerintahkan kita untuk ikrâm al-dhuyûf (memuliakan tamu)?” ujar seorang menteri di depan massa sebuah organisasi Islam ketika menanggapi demo menolak kedatangan Goerge W. Bush ke Indonesia dua tahun lalu. Untuk memperkuat argumennya, menteri itu pun mengutip satu Hadits yang memerintahkan kaum Muslim memuliakan tamu: Man kâna yu’minu bil-Lâh wa al-yawm al-âkhir falyukrim dhayfahu (barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya).
Kini, ketika Hillary Clinton datang ke Indonesia, menteri itu tidak mengeluarkan pernyataan serupa. Namun, sangat bisa jadi alasan yang sama juga digunakan untuk menerima kedatangan menlu AS yang baru.
Benarkah para pemimpin negara penjajah itu layak disebut sebagai tamu sehingga pantas disambut baik dan dimuliakan? Apalagi harus menguras anggaran negara yang tidak sedikit?
Dua Katagori Kaum Kafir
Memang benar bahwa kaum Muslim diperintahkan memuliakan tamu. Dalam Hadits itu, lafadz dhuyûfahu juga bersifat umum sehingga mencakup seluruh tamu. Kendati demikian, ada nash-nash lain yang harus diperhatikan ketika tamu yang diterima adalah orang kafir. Apalagi pemimpin negara kafir, yang gemar memerangi Islam dan umatnya.
Dalam bermuamalah dengan kaum kafir, Islam membagi mereka menjadi dua katagori. Pertama, orang kafir yang tidak sedang memerangi dan mengusir umat Islam dari negeri mereka. Terhadap mereka, kaum Muslim diperintahkan berbuat baik dan bersikap adil terhadap mereka. Allah Swt berfirman:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (TQS. al-Mumtahanah [60]: 8).
Diriwayatkan Ahmad dari Abdullah bin al-Zubair, suatu saat Asma binti Abu Bakar kedatangan ibunya, bernama Qutailah bin Abd al-Uzza, dan membawa hadiah untuknya. Karena ibunya seorang wanita musyrikah, Asma’ keberatan menerimanya. Bahkan, ibunya pun tidak dipersilakan masuk rumahnya sebelum dia mendapat izin Rasulullah Saw. Ketika hal itu ditanyakan kepada Rasulullah saw, lalu turunlah ayat ini. Beliau pun memerintahkan untuk mempersilakan masuk Ibunya dan menerima hadiahnya (lihat: Sihabuddin al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî; al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîil).
Kendati ayat ini turun berkenaan dengan Asma’, namun –sebagaimana ayat ini berlaku umum (lihat: Ibnu Jarir al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân dan al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr). Sehingga ayat ini tidak dikhususkan pada suatu kelompok tertentu, seperti Bani Khuza’ah yang terikat perjanjian damai dengan Rasulullah saw atau kaum musyrik Makkah pasca perjanjian Hudaibiyyah. Semua orang kafir yang memiliki dua sifat seperti yang dinyatakan ayat ini, termasuk di dalamnya. Mereka adalah orang-orang kafir yang tidak memerangi kaum Muslim karena agama; dan tidak melakukan pengusiran terhadap kaum Muslim dari negeri mereka.
Dijelaskan oleh al-Syaukani dalam Fath al-Qadir, kaum kafir yang dimaksud adalah kaum kafir dari kalangan ahl al-‘ahd yang sedang melakukan perjanjian damai dengan kaum Muslim.
Terhadap orang-orang yang bersikap demikian, umat Islam diperbolehkan untuk berbuat baik dan berlaku adil. Dalam ayat ini disebutkan: ‘an taburrûhum wa tuqsithû ilayhim. Menurut Ibnu Katsir, kata taburrûhum berarti tuhsinû ilayhim (berbaik baik terhadap mereka). Sementara kata tuqsithû ilayhim bermakna tu’dilû (berlaku adil). Penjelasan senada juga dikemukakan oleh al-Baghawi dalam tafsirnya, Ma’âm al-Tanzîl.
Al-Qurafi menjelaskan cukup rinci mengenai perbuatan yang dapat dikatagorikan sebagai perbuatan baik dan adil tersebut. Di antaranya adalah bersikap ramah dengan mereka yang menjadi tamu, mencukupi kebutuhan mereka yang fakir mereka, memberikan makan mereka yang lapar, memberikan pakaian mereka yang telanjang, berkata lembut dengan mereka yang disebabkan kelemahlembutan dan kasih sayang, bukan karena rasa takut dan hina, mendoakan mereka agar diberi hidayah dan dijadikan sebagai orang yang berbahagia, menasihati mereka dalam perkara agama dan dunia, menjaga harta, keluarga, kehormatan, serta semua hak dan kemaslahatan mereka, menghilangkan kezaliman yang menimpa mereka, dan menyampaikan seluruh yang menjadi hak mereka. Demikian penjelasan al-Qurafi dalam kitab al-Furûq.
Meskipun diungkapkan dengan menggunakan kalimat berita, dan dinyatakan: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil, namun kandungan ayat tersebut berisi perintah. Bahwa umat Islam diperintahkan untuk berbuat baik dan berlaku terhadap orang-orang yang tidak memerangi mereka dan tidak mengusir mereka. Hal ini dapat disimpulkan dari firman Allah Swt dalam akhir ayat ini: InnaLlâh yuhibbu al-muqsithîn (sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil). Ungkapan ini jelas merupakan perintah kepada umat Islam untuk berlaku adil, termasuk terhadap mereka.
Kedua, kaum kafir yang memerangi dan mengusir kaum Muslim dari negeri mereka, serta yang turut membantu mereka. Allah Swt berfirman:
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9)
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai wali, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.
Sebagaimana ayat sebelumnya, ayat ini juga bersifat umum. Setiap orang yang memiliki sikap seperti yang dinyatakan ayat ini, tercakup di dalamnya. Mereka adalah orang-orang yang memerangi kaum Muslim karena agama dan mengusir kaum Muslim dari negeri dan kampung halamannya. Termasuk pula orang-orang yang membantu orang lain mengusir kaum Muslim. Bantuan yang dimaksud bisa berupa sumbangan pemikiran, lebih-lebih kendaraan dan persenjataan (al-Jazairi dalam Aysâs al-Tafâsîr).
Karena sikap mereka yang terang memusuhi Islam dan umatnya, mereka tidak boleh diperlakukannya seperti kelompok yang disebut dalam ayat sebelumnya. Dalam ayat ini Allah melarang kaum Muslim: ‘an tawallawhum. Artinya mengangkat mereka sebagai al-waliyy. Secara bahasa, kata al-waliyy memiliki beberapa makna. Di antaranya adalah al-nashîr (penolong), al-muhibb (yang mencintai), al-shadîq (sahabat), al-mu’în (pembantu), al-halîf (sekutu), dan al-tâbi’ (pengikut). Karena tidak ada pembatasan dari makna-makna tersebut, maka semua makna tersebut tercakup dalam kata al-waliyy dalam ayat ini. Artinya, umat Islam tidak melakukan semua tindakan yang terkatagori mengangkat mereka sebagai al-waliyy.
Larangan menjadikan orang-orang yang memerangi umat Islam, mengusir mereka dari negeri mereka, dan membantu tindakan pengusiran itu sebagai wali tersebut bersifat tegas. Dengan kata lain, perbuatan tersebut termasuk dalam perbuatan yang diharamkan. Indikasi keharamannya adalah firman Allah Swt selanjutnya: Waman yatawallahum fa ulâika hum al-zhâlimûn (dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai wali, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim). Penyebutan orang yang mengangkat kaum yang memerangi umat Islam itu sebagai orang zhalim merupakan bukti jelas yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut.
Jika ditelusuri ayat-ayat lain, sikap yang harus diambil kaum Muslim terhadap orang yang memerangi bukan hanya tidak mengangkat mereka sebagai wali, namun juga membalas perlakuan mereka. Wajib bagi kaum Muslim untuk memerangi mereka. Allah Swt berfirman:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (TQS. al-Baqarah [2]: 190).
Haram Menerima Hillary
Berdasarkan paparan di atas, amat jelas sikap yang harus diambil dalam menyikapi kedatangan Hillary ke Indonesia. Amerika Serikat adalah negara yang memusuhi amat Islam dan umatnya. AS telah menggempur Afghanistan dan Irak hingga kedua negara itu porak poranda. Kebrutalan serdadu AS yang mereka kirim juga telah melampaui batas kemanusiaan. Ratusan ribu jiwa manusia telah menjadi korbannya. Tak terkecuali wanita dan anak-anak. Negara ini juga menabuh genderang perang melawan kaum Muslim dengan menyebutnya sebagai teroris. Mendukung penuh perampasan Israel atas tanah Palestina. Senjata yang digunakan untuk menyerbu Gaza kemarin juga berasal dari Amerika. Dengan demikian, Amerika telah lama menjadi kafir harbi fi’lan, kafir yang sedang memerangi Islam secara nyata.
Pergantian rezim oleh Obama sama sekali tidak membuat Amerika berubah. Di awal pemerintahannya, Obama telah menegaskan sikapnya untuk menjaga eksistensi Israel dengan cara apa pun. Serdadunya juga sudah membombardir Afghanistan sehingga menewaskan beberapa orang. Obama memang berjanji hendak menarika pasukan AS dari Irak. Akan tetapi, pasukan itu hanya akan dialihkan ke negeri Islam lainnya, Afghanistan. Dalam kampanyenya, dia juga mengancam hendak menyerang Pakistan. Sebagian fakta itu menjadi bukti amat jelas bahwa Amerika, di bawah pemerintahan siapa pun, tetap berkedudukan sebagai kafir harbi fi’lan.
Dengan status demikian, haram menerima Menlu AS Hillary Clinton di negeri ini. Apalagi diterima sebagai tamu dari negara sahabat yang disambut dengan hangat, dijamu, dan dihormati. Hadits yang mewajibkan kaum Muslim memuliakan tamu tidak berlaku buat dia. Sebaliknya, dia harus merasakan akibat dari permusuhannya terhadap Islam: kerasnya perlawanan kaum Muslim.
Terhadap kafir harbi fi’lan, Islam bersikap tegas. Bukan hanya pemimpinnya, rakyatnya pun diperbolehkan menginjakkan kaki di wilayah Islam kecuali untuk mendengarkan Kalam Allah Swt. Allah Swt berfirman:
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui (TQS. al-Taubah [9]: 6).
Lebih dari itu, sebagai salah satu pemimpin negara penjajah, kedatangan Hillary ke Indonesia jelas untuk mengokohkan hegemoni AS di negeri ini. Haram melempangkan jalan buat mereka untuk menguasai kaum Muslim. Allah Swt berfirman:
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman (TQS. al-Nisa’ [4]: 141).
Tentu amat sulit diterima akal sehat ada seorang kepala negara yang menerima pemimpin negara penjajah, yang hendak mengokohkan hegemoninya. Lagi-lagi, yang kita butuhkan adalah Khilafah Islamiyyah yang mau dan mampu melindungi rakyatnya dari serbuan musuh-musuhnya. WaLlâh a’lam bi al-shawâb. (Rokhmat S. Labib, Ketua Lajnah Tsaqafiyyah HTI)
Haram Menerima Hillary karena pasti akan menuai kesengsaraan dan kehinaan. Sebab, mengikuti keinginan, saran, dan pemikiran kufur AS berarti berpihak kepada AS. Padahal semua itu demi memuluskan semua kepentingan mereka. Jika keinginan mereka dituruti, tindakan itu hanya akan menguntungkan mereka dan merugikan kita (umat Islam). Tindakan demikian sama saja dengan menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam cengkeraman orang kafir dan sekutunya. Oleh karena itu, mari kita semua memohon perlindungan Allah dari yang demikian. Tentu saja kita semua, kaum Muslim, tidak akan melakukan tindakan hina ini. Kita adalah penerus generasi yang amanah. Oleh karena itu, jangan sampai kita menodai leluhur kita dengan bekerjasama dan berlindung kepada orang kafir serta berkhianat kepada kaum Muslim. Oleh karena itu, saatnya kita berani berkata, “Tidak!” kepada Hillary dan kaum kafir AS.
Kedatangan tamu apa saja latar belakangnya, wajib kita hormati, tapi bagi mereka yang membawa agenda yahudi dan agenda untuk menipu ummat Islam wajib kita waspadai, dan menolak mentah mentah agenda itu adalah jauh lebih baik, karena dampaknya apabila menerima agenda mereka akan merugikan ummat Islam dan bangsa ini secara luas.Kedatangan Hillary sudah sanagt jelah membawa agenda tersebut diatas, jadi gak ada gunanya diterima.
Dan satu hal tentunya yang sudah menjadi tabiat penjajah, Ia tidak akan bergerak bila tidak menguntungkan, begitupun dengan kunjungan hilary ke Indonesia, pasti dengan agenda yang diperuntukan untuk mengokohkan kepentingan mereka, bukti nyatanya bagaimana Exxon tiba tiba Mendapat hak pengelolaan cepu setelah Condolisa rice berkunjung ke indonesia
Apapun itu, siapapun itu,selama Amerika masih menjadi gembong kapitalisme, masih tidak menerima syariat, bahkan benci pada syariat, selama itu pula penjajahan segala cara terus dilakukan oleh mereka di seluruh pelosok bumi. terutama negeri2 kaumm uslimin.
apakah pantas kita menyambut dengan penuh rasa hormat dan memberikan senyum terindah kepada seseorang yang telah memporak-porandakan negeri-negeri Islam, membantai saudara-saudara seakidah kita secara membabi buta tanpa berperikemanusiaan,yang bahkan hingga detik ini pun masih berlangsung?!
Mohon KOREKSI: Bukan hanya pemimpinnya, rakyatnya pun diperbolehkan menginjakkan kaki di wilayah Islam kecuali untuk mendengarkan Kalam Allah Swt.
diperbolehkan ==> TIDAK DIPERBOLEHKAN
Terbukti, Nasionalisme yang selama ini ditanamkan dibenak ummat islam oleh orang-orang kafir ternyata sangat efektif untuk untuk membutakan mata-hati para pemimpin negeri-negeri muslim, dan sangat ironis ketika sekelompok orang mengatasnamakan agama mereka berteriak ini bukan persoalan agama (sekulerisme), tetapi ketika kita mengingatkan para pemimpin dinegeri ini mereka berani mengeluarkan statement yang berbau agama. Nggak kosisten yah……
Tunggu saja tanggal mainnya sebentar lagi akan hadir seorang Khalifah yang akan membungkam mulut orang-orang yang tidak mementingkan kepentingan ummat. Mari bersinergi untuk memenangkan dan memuliakan agama ini,
Allahuakbar….
hmm,,,,sebagian rakyat “Indonesia” boleh berbangga, ada yang menganggap Indonesia sudah “mulai ” di perhatikan oleh negara Adidaya ini.
ada yang juga yang bilang negara kita ternyata tidak di anggap “sebelah mata” ( intinya sih sama ajah…heheh :D). Secara gitu loh, siapa yang gak berbunga-bunga hatinya, ketika mendengar mantan “anak menteng” Afro-America dari awal “telah menitahkan” kepada orang kepercayaannya untuk berdiplomasi sambil “merekatkan hubungan” antara AS dan Indonesia,negara dengan Jumlah Muslim terbesar di dunia. inget gak kata mister Obama sama bu Hillary, ” kalo kamu berkeliling Asia, jangan Lupa Mampir ke Indonesia”… beww…wajar saja jika Indonesia tersanjung dibuatnya.
eittsss…tapi ternyata sama saja seperti “musang berbulu domba”…ada konspirasi di balik itu semua. sebuah agenda untuk mengahncurkan ummat Islam secara perlahan-lahan tanpa ummat Islam sadar mereka telah di giring ke “jurang kehancuran”
duh,,,ummat islam,,,dah seharusnya sadar…dah seharusnya membuka pikiran…bahwa sekarang UMMAT BUTUH KHILAFAH. pelindung yang akan membentengi kemurnian aqidah, dan harga diri umat ISLAM agar TIDAK……….TERCABIK-CABIK LAGI.
SAMPAI KAPAN KITA MENUNGGU TEGAKNYA KHILAFAH KALAU TIDAK SEKARANG LEWAT TANGAN-TANGAN PARA PEJUANG ISLAM!!
Ummah kebanyakan sdg tertidur lelap tidak memperhatikan keadaan sekelilingnya semua bohong, propaganda belaka!!! Ummah dilalaikan oleh tv, media, propaganda, mall, cafe, musik, bioskop, dsb., dsb. bangun! bangun! Kasih sayang Allah SWT., dan Muhammad SAW. selalu menyapa kita tiap waktu….mengapa kita tak “sadar” ya?….hilary, bush, obama…bohong!!!
sebagian ummat islam hanya mengikuti dorongan naluri, bukan berdasarkan akal sehat.menderita sakit koq berobat ke dukun cilik bukannya ke dokter.bukannya sembuh, malah tambah sakit.lho..kira2 apa hubungannya dengan kedatangan mrs clinton ya….
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Memang tamu itu harus dimuliakan, tapi tamu yang bagaimana ? kalo’ macem model Hillary gini mah kagak perlu dihormati apalagi dimuliakan. di tendang aja. siapa ssi loe Hillary ? gak lebih dari sekedar sampah yang menebar aroma tidak sedap disekelilingnya dan bisa nenyebarkan penyakit ke sekitar. maka solusinya adalah lenyapkan yang namanya kapitalis sekuler dan para sekutunya. Hillary cs Very ..Very..Very Dangerous…
sesengguhnya telah jelas bagi kaum muslimin yaitu musuh islam yang telah menjadikan islam sebagai musuh utamanya hillary adalah salah satunya wahai penguasa indonesia segeralah bertaobat sebelum Allsh menimpkan azab bagi negri ini nauzubillah
Maaf kalo pendapat saya salah.
Tapi saya melihat ini dengan paparan yang telah di bahas diatas adalah benar.
Tetapi bila untuk dialog (antara kafir yang jelas menghancurkan islam dengan kita sebagai ummat Rahmatan lil `alamin) sudah tertutup bagaiman langkah penyelesaiannya yang dapat di ambil?
Bila dengan dialog berhasil, maka biaya (material dan nyawa) yang di keluarkan sungguh dapa di tekan.
Saya melihat ini seperti terbukanya pihak pemerintah Iran terhadap musuh-musuhnya dan kita perlu mencontoh Iran.
Disini (negara kita) saya perlu menekankan tidak ada dialog bila 100 persen tidak memihak Islam, maksudnya akan haram dialog dan bla blanya bila tidak mendatangkan manfaat buat kita (ummat Islam).
Seharusnya pemerintah berada dalam posisi tawa menawar yang sangat tinggi bila telah melihat negara kita memang di perhitungkan.
Kebanyakan negara Islam selalu segan untuk menawar ketika bangsanya di sudutkan sehingga terjadilah pelemahan demi pelemahan dari segala aspek kehidupan.
Seharusnya kita tidak berada dalam posis tawar menawar melainkan harus dengan egas MENUNTUT. Bila dialo9g tidak berhasil maka sebagai ummat yang meyakini Qur`an dan Sunnah wajib kita kalahkan. Karena dengan dialog dan tuntutan 100% kemenangan terhadap umat islam maka umat yang lain akan selamat, rukun, dll seperti halnya pada masa Khilafah.
menerima kedatangan Hillary Clinton sama dengan memasukkan harimau buas di dalam rumah.
SALAM PERJUANGAN !
Hillary ke Indonesia,emang siapa yang enak???
sekalipun Mr.OBAMA yang dtang ngg bakalan menyelesaikan persolan bangsa apalagi kaum muslim…
selama Amerika masih menganut kapitalisme,maka selama itu pula Amerika akan berusaha menghancurkan ISLAM.
emang kita lupa apa dg ..
PEMBANTAIAN gaza,
PEMBUMIHANGUSAN irak,
PENGHANCURAN afganistan,
PENYIKSAAN guantanamo,
PENGHISAPAN minyak negeri-negeri islam ..
satu SIKAP kaum MUSLIM ..
tegas thdp kafir yg memerangi ISLAM ..
kasih sayang terhadap sesama MUSLIM ..
Kok bodo amat ya Indonesia
mau maunya diplokoto ama bu clinton
toh dia cuman cewek doank
mana SBY !! tunjukkan nyalimu
jangan cuma berkoar-koar dalam pemilu
atau mungkin kamu mlempem kayak apem atau mungkin si Clinton pacar simpananmu ya
HIDUP KHILAFAH