Selongsong Peluru Fosfor Putih Menunjukkan Buatan Amerika

Oleh: Sheera Frenkel di Jerusalem

Bom-bom Fosfor Putih yang digunakan oleh para tentara Israel di Jalur Gaza dibuat dan disuplai oleh perusahaan-perusahaan senjata Amerika, menurut sebuah laporan Amnesty International yang menyerukan dilakukannya embargo senjata atas Israel.

Laporan tadi mengumpulkan banyak bukti atas senjata-senjata yang digunakan oleh Israel dan Hamas selama terjadinya serangan selama tiga minggu, dengan menyimpulkan bahwa kedua kelompok itu melakukan serangan pada penduduk sipil yang merupakan kejahatan perang yang dapat dihukum oleh undang-undang internasional. Sekjen PBB harus mengenakan embargo hingga dibuat mekanisme yang bisa memastikan bahwa peralatan militer tidak digunakan untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran tadi, kata Amnesty.

Donatella Rovera, yang mengepalai sebuah misi pencari fakta, mengatakan bahwa organisasinya telah mengumpulkan secara sistimatis dan mendaftarkan selongsongan peluru dari seluruh wilayah Gaza, dan melacak nomor serinya dan menemukan jalur perusahaan pembuatnya di Amerika.

“Semua bukti ini menunjukkan kegagalan Amerika untuk melakukan pengawasan yang seharusnya dilakukan atas apa yang mereka jual kepada Israel, yang melanggar undang-undang mereka sendiri… yang mengharuskan senjata-senjata untuk tidak dijual ke sebuah Negara yang akan menyalah gunakannya. Dan cara bagaimana senjata-senjata itu digunakan di Gaza adalah merupakan kejahatan perang.”

Kelompok HAM itu mengatakan bahwa para ahli senjata di Gaza menemukan selongsongan artileri fosfor putih yang bertanda M825 A1 – yakni amunisi buatan Amerika – di seluruh wilayah pantai itu. The Times menerbitkan bukti-bukti fotografi bahwa Israel menggunakan M825 A1 pada tanggal 8 January. Saat itu, jubir militer Israel menolak bahwa senjata fosfor putih digunakan, dengan mengatakan: “Inilah apa yang kami sebut sebagai selongsongan diam – yang tidak memiliki bahan peledak dan tidak ada fosfor putih “.

Setelah konflik Gaza, Israel mengakui menggunakan fosfor putih dengan cara “yang sesuai dengan hokum internasional “. Media Israel melaporkan bahwa pihak militer sedang memeriksa insiden pada tanggal 15 January, ketika beberapa tembakan artileri mengenai sebuah markas PBB di Gaza City, yang menghancurkan puluhan ton bantuan kemanusiaan. Amnesty mengatakan bahwa mereka menemukan selongsongan senjata itu yang bertanda PB-91K018-035, yang memiliki banyak angka yang menunjukkan bahwa senjata-senjata itu dibuat oleh Pine Bluff Arsenal (PB) pada bulan Oktober 1991.

Mark Regev, jubir PM Israel Ehud Olmert, mengatakan bahwa laporan tadi “keliru secara mendasar ” dan “ternodai ” oleh Hamas.

“Setiap usaha yang dibuat untuk menghindari jatuhnya korban penduduk sipil dalam tembak-menembak yang terjadi antara kami dengan Hamas,” kata Regev.

Jubir Hamas Fawzi Barhoum menyebut laporan tadi “tidak adil”, dengan mengklaim bahwa Hamas tidak menerima senjata apapun dari Negara-negara lain, melainkan mempersenjatai diri sendiri dengan “senapan dan senjata-senjata primitive lainnya “.

Rovera mengatakan bahwa Hamas dan kelompok-kelompok militan Palestina lainnya telah menembakkan ratusan roket dengan komponen-komponen buatan luar negeri ke arah penduduk sipil Israel.

“Walaupun senjata-senjata itu kurang mematikan dibandingkan dengan persenjataan yang digunakan oleh Israel, penembakkan roket-roket seperti itu juga merupakan suatu kejahatan perang dan menyebabkan kematian beberapa penduduk sipil.”

Sejumlah senjata lainnya yang disebutkan dalam laporang Amnesty, termasuk diantaranya selongsongan yang mematikan – yang mengeluarkan ratusan anak panah kecil (dart) terbuat dari metal – dan Dense Inert Metal Explosives (DIME). Amnesty juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa sebuah tipe rudal baru yang dimasukkan dalam sebuah pecahan peluru yang berukuran kubus kecil “yang didisain untuk menyebabkan luka yang maksimal “. Laporan itu mengatakan bahwa beberapa anak-anak terbunuh oleh senjata jenis baru itu.

Pada contoh lainnya, Amnesty mengatakan bahwa mereka telah menemukan bahwa pecahan-pecahan sebuah rudal AGM114 Hellfire, buatan Hellfire Systems yang bermarkas di Florida, yang merupakan sebuah perusahan patungan antara Lockheed Martin dan Boeing, yang telah ditembakkan kea rah sebuah ambulan, menewaskan tiga orang paramedis Palestinina dan seorang anak di Gaza City tanggal 4 January, 2009.

Amerika telah lama menjadi supplier terbesar senjata bagi Israel. Di bawah sebuah perjanjian yang berlaku selama 10 tahun yang dirundingkan pada masa pemerintahan Bush, Amerika akan menyediakan bantuan militer senilai £21 milyar kepada Israel.

“Sebagai sebuah supplier senjata utama bagi Israel, Amerika memiliki kewajiban khuusus untuk menghentikan supplai apapaun yang akan menyebabkan pelanggaran yang terang-terangan atas undang-undang perang dan HAM. Pemerintahan Obama harus segera menghentikan bantuan militernya bagi Israel”, kata Malcolm Smart, direktur Amnesty untuk wilayah Timur Tengah.

Penerjemah: Riza Aulia, Sumber: The Times, 24 Februari 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*