KTT darurat yang dilakukan Uni Eropa pada tanggal 2 bulan ini gagal membentuk front bersama untuk menghadapi krisis ekonomi yang sedang melandanya. Sebaliknya, KTT malah menciptakan kontroversi-kontroversi kegagalan antara Eropa lama dengan Eropa baru. Sejak lama, negara-negara miskin di Eropa merasakan bahwa Prancis, Inggris, Jerman, dan Itali hanya mementingkan perekonomiannya sendiri, tidak peduli dengan negara-negara Uni Eropa yang miskin.
Perdana menteri Hongaria, Ferenc Gyurcsany mengemukakan rasa kekhawatirannya akan kebangkrutan yang menimpa Eropa Timur, dan lahirnya besi pemisah yang baru. Di sebuah koran ia juga menyerukan pemberian subsidi senilai 160 sampai 190 miliar yuro dari negara-negara sekutu Eropa yang kaya. Ia mengatakan: “Bahwa kebutuhan-kebutuhan pendanaan masyarakat Eropa pada tahun 2009 mencapai 300 miliar yuro, dan itu sebanding dengan 30% dari seluruh produksi daerah-daerah setempat”.
Ia mengingatkan juga akan dampak buruk akibat hilangnya standar hidup ini. Ia berkata: “Sesungguhnya krisis besar yang menimpa Eropa Timur akan menyebabkan ketegangan-ketegangan politik dan tekanan-tekanan eksodus. Jumlah penduduk Eropa Timur mencapai 350 juta jiwa, 100 juta jiwa di antaranya berada di Uni Eropa. Apabila rasio PHK meningkat 10% saja, maka itu berarti 5 juta jiwa yang berada di Uni Eropa akan kehilangan pekerjaannya”. (sumber: www. hizb-ut-tahrir.info/al maktab al i’lami lil hizb at tahrir)
Fantastis.
Inilah hasil demokrasi & kapitalisme