Konferensi Syarm asy-Syaikh Menutupi Kejahatan-kejahatan Institusi Yahudi dan Membebankan Tanggungjawab kepada Penduduk Palestina

No: ص\ب ن 8\009
Tanggal: 6 Rabiul Awal 1430 H
3 Maret 2009 M

Press Release

Konferensi Syarm asy-Syaikh Menutupi Kejahatan-kejahatan Institusi Yahudi
dan Membebankan Tanggungjawab kepada Penduduk Palestina

Sebanyak delapan puluh delegasi negara-negara Arab, kaum Muslim, dan negara-negara asing berkumpul dalam “Pertemuan Syarm asy-Syaikh untuk Pembangunan Kembali Gaza.” Demi terealisasinya pembangunan (Gaza), mereka mensyaratkan penciptaan ketenangan antara institusi Yahudi dan Palestina, perwujudan perdamaian, dan pembentukan pemerintahan nasional. Husni Mubarak mengatakan: “Sesungguhnya kesuksesan aktivitas pembangunan kembali disandarkan kepada sejumlah faktor, di antaranya kecepatan realisasi peredaan ketegangan antara Israel dan orang-orang Palestina di Gaza untuk menjamin pembukaan kembali jalan-jalan lintas perbatasan, realisasi perdamaian antara penguasa nasional dan faksi-faksi, dan pembentukan pemerintahan rekonsiliasi nasional untuk mengarahkan aktivitas pembangunan”.

Salam Fayadh, mengatakan: “Akan tetapi pembangunan kembali senantiasa terikat dengan pengesahan kesepakatan yang langgeng untuk menciptakan ketenangan”.

Terkait hal ini, kami mengatakan:

  1. Sesungguhnya syarat-syarat yang ditetapkan itu adalah persis sama dengan syarat-syarat yang dituntut oleh Amerika, Israel, dan Mesir sebelum dan selama terjadinya perang. Maksud dari ketenangan, perdamaian, dan pemerintahan rekonsiliasi nasional, adalah dicapainya iklim di mana institusi Yahudi dapat hidup dengan aman, tenteram, damai, serta mendapat pengakuan dari penduduk Palestina dan negara-negara kawasan.
  2. Sesungguhnya negara-negara yang berkumpul itu bekerja untuk merealisasikan apa yang tidak bisa direalisasi oleh institusi Yahudi melalui serangan brutalnya ke Gaza. Bahkan negara-negara itu membebaskan institusi Yahudi dari kesalahan dan menutupi kejahatan-kejahatannya ketika mereka menetapkan syarat-syarat yang hina dan tidak adil terhadap korban kejahatan.
  3. Sesungguhnya negara-negara yang berpura-pura menangis atas pembangunan kembali Gaza, adalah juga negara-negara yang bersikap loyo dan berkolusi dengan institusi Yahudi dalam serangannya ke Gaza. Bahkan susungguhnya Eropa dan Amerika adalah pihak yang membentuk institusi Yahudi dan mendukungnya dengan harta, persenjataan, dan ketetapan-ketetapan internasional. Sekarang mereka mengeksploitasi darah-darah suci, remukan-remukan tubuh dan kehancuran sebagai jalan untuk melindungi institusi Yahudi.
  4. Sesungguhnya umat Islam tidak akan pernah mengampuni para penguasanya yang bersikap loyo atau yang berkolusi dengan institusi Yahudi, Amerika, dan Eropa dalam menentang Palestina. Para penguasa itu sebenarnya mampu mengucurkan harta secara langsung ke penduduk Gaza tanpa menambah kehinaan dan syarat-syarat yang tidak adil tersebut.
  5. Sesungguhnya harta tidak akan bisa menyelamatkan penduduk Palestina di masa lalu dan sekarang. Penduduk Palestina membutuhkan pasukan yang akan membebaskan mereka dari cengkeraman agresor dan dari kejahatan-kejahatan yang brutal.
  6. Sedangkan institusi Yahudi, kita tidak mungkin bisa mengampuni pencaplokan mereka atas tanah yang diberkahi dan pembantain brutal terus menerus terhadap kaum Muslim, termasuk yang paling akhir di Gaza. Balasan tidak akan bisa mengobati hati, kecuali jika institusi itu dilenyapkan dari eksitensinya dan dunia dibebaskan dari keburukan-keburukannya. Kami di Hizbut Tahrir berjuang untuk mendirikan Khilafah yang akan merealisasikan hal itu dengan izin Allah.

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (QS. Yûsuf [12]: 21)

Media Office Hizbut Tahrir di Palestina

One comment

  1. Abu Shahra Blitar

    begitulah watak-watak penguasa antek-antek barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*