Seorang warga Inggris yang dibebaskan dari Teluk Guantanamo mengatakan dia tidak akan disiksa atau mengalami pemindahan tahanan seandainya Inggris tidak terlibat dalam persoalan ini.
Warga bernama Binyam Mohamed tersebut mengatakan dia ingin mantan presiden Amerika Serikat George Bush diadili, demikian juga dengan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair jika ada bukti-bukti kuat.
Pemerintah Inggris mengatakan tidak mendukung penyiksaan dan berjanji akan menyelidiki klaim Mohamed.
Di sebuah lokasi rahasia di Inggris timur Mohamed kepada BBC mengatakan penahanan selama enam tahun dan 10 bulan membuatnya menjadi seperti orang “yang telah meninggal dunia”.
Ia mengatakan perlakukan buruk dimulai ketika dia ditahan di Pakistan pada awal 2002.
Ia mengatakan dia diinterogasi oleh seorang pria paruh baya yang mengakui bernama “Jim dari FBI”.
Jim dilaporkan mengatakan dia adalah agen khusus yang dikirim Washington untuk mengajukan beberapa pertanyaan atas nama Gedung Putih.
Jim bertanya tentang peran Mohamed dalam dugaan rencana meledakkan bom di Amerika Serikat, yang dikatakan Mohamed sebagai “fantasi” belaka.
Mantan tawanan ini mengatakan dia tidak pernah terlibat dalam rencana apapun dan tidak pernah ikut latihan teroris sebelum 11 September.
Ditanya apakah dirinya anggota aktif Al Qaeda di menjawab, “Saya bahkan tidak tahu apa maksud pertanyaan tersebut karena bagaimana mungkin saya ini anggota aktif Al Qaeda?”
‘Peran Inggris’
Ketika ditahan di Pakistan, Mohamed mengatakan dia diinterogasi selama tiga jam oleh perwira dari badan intelejen Inggris, MI5, yang dikatakan Mohamed mendukung peran para penyelidik Amerika.
Ia mengatakan jika tidak ada peran Inggris pada tahap awal penangkapannya maka dia berpandangan tidak akan dibawa ke Maroko.
“Bantuan MI5 kepada Amerika menyebabkan saya mengalami penahanan selama tujuh tahun,” kata Mohamed.
Agen MI5 yang menginterogasi Mohamed di pengadilan tinggi Inggris membantah klaim Mohamed. Ia juga membantah telah menekan Mohamed membuat pengakuan.
Pada Juli 2002 Binyam Mohamed mengatakan dia diterbangkan ke satu lokasi rahasia di Maroko. Dia mengklaim di sinilah dia disiksa oleh perwira setempat yang menginterogasi dirinya dengan bahan yang disediakan oleh agen-agen intelejen Inggris.
“Penyelidik menunjukkan berkas data dan mengatakan ini data Amerika dan ini data Inggris,” kata Mohamed.
Psikiater yang mendampingi Mohamed sebenarnya menyarankan agar dia tidak berbicara kepada media. Tapi dia mengatakan dia ingin pihak luar tahu tentang perlakukan yang ia alami di Maroko.
Dia memang tidak membeberkan secara terperinci dugaan siksaa yang ia alami namun pengacaranya pernah mengatakan bahwa alat kelamin Mohamed disayat dengan silet.
Pada Januari 2004 Mohamed mengatakan dia dibawa ke sel penjara yang gelap di ibukota Afghanistan, Kabul. Di penjara ini dia mengatakan hampir saja gila.
Dia mengklaim di ditempatkan di sel dengan hanya satu lembar selimut di lantai.
Di dinding sel ditempatkan pengeras suara yang memperdengarkan lagu-lagu raper Amerika Eminem selama 24 jam selama sebulan.
“Di penjara yang gelap saya sebenarnya telah mati. Tidak ada hari tidak ada malam.”
Setelah dibawa ke Kabul Mohamed menandatangani pengakuan. Dia mengatakan terpaksa setuju karena diberitahu dia akan dibawa kembali ke ruang penjara yang gelap bila tidak mau bekerjasama.
Kemudian dia dibawa ke Teluk Guantanamo. Dia mengatakan di sini ia diserang oleh penjaga karena ia tidak bersedia diambil sidik jarinya.
Dia mengklaim perlakukan buruk di Guantanamo meningkat sejak Presiden Obama mengumumkan akan menutup kam ini dalam waktu satu tahun.
Mohamed yang lahir di Ethiopia ini kembali ke Inggris bulan lalu.
Di Inggris jaksa agung tengah mengkaji kemungkinan meminta polisi menyelidiki tuduhan bahwa Inggris terlibat dalam perlakukan buruk yang diterima Mohamed. (BBC Online, 13/03/09)