HTI-Press. Untuk melakukan sosialisasi Pemilu 2009 kepada pelajar dan mahasiswa, baru-baru ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Seperti dikutip detikcom, Meski mendukung, Depdiknas menganggap KPU sedikit terlambat dalam kerjasama tersebut.
“Saya sangat setuju dan tidak bisa menolak kerjasama ini, karena sosialisasi ini bagian dari pendidikan juga. Cuma mungkin, penandatangan MoU ini agak terlambat yah,” ujar Mendiknas Bambang Sudibyo di kantornya, Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (16/3/2009).
Penandatangan ini dilakukan Bambang bersama dengan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary. MoU ini adalah nota kesepahaman terkait kegiatan sosialisasi Pemilu 2009 kepada pelajar dan mahasiswa.
Sementara itu, Hafiz memandang perlu bekerjasama dengan Depdiknas karena lebih dari 30 persen dari jumlah pemilih adalah pemilih pemula. Harapan Hafiz, dengan MoU ini, masyarakat akan lebih berpartisipasi terhadap pemilu.
“Namun lebih jauhnya ingin memotivasi masyarakat supaya terdorong berpartispasi dan menyadari bahwa pemilu itu momentum penting dalam perubahan,” kata Hafiz.
Usai penandatangan ini, Depdiknas segera berkoordinasi dengan pemda yang akan diteruskan kepada dinas pendidikan daerah setempat. Dinas inilah yang akan meneruskan program sosialisasi pemilu kepada sekolah-sekolah setempat.
Sedangkan untuk universitas, Depdiknas akan menghubungi kampus-kampus. Tidak hanya itu, nantinya akan diadakan juga KKN Tematik khusus pemilu hingga Pilpres mendatang.
Kesemua program ini akan berada di bawah koordinasi Dirjen Depdiknas dan Sekjen KPU.
Sebelumnya, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan keprihatinan terhadap masih kurangnya kegiatan pemberdayaan politik kepada remaja Indonesia. Jumlah yang cukup besar, mencapai 36 juta orang seperti yang ditetapkan KPU, harusnya tidak dipandang sekedar sebagai objek perolehan suara dalam pemilu, tetapi sebagai jumlah subjek yang menentukan masa depan Indonesia.
Karena itulah, Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Febiranti Abbasuni menyerukan kepada segenap komponen umat untuk menghentikan segala jalan atau dukungan bagi tumbuh suburnya hedonisme di kalangan remaja, yang membuat remaja tidak peduli akan masa depannya sendiri dan masa depan bangsanya. Perlu juga ditanamkan dan dicontohkan penerapan hidup berdasarkan syariah yang luhur dan mencegak nilai sekular-liberal pada remaja.
Lebih lanjut lagi, menurutnya diperlukan pemberdayaan politik itu berdasarkan ideologi Islam kepada remaja agar dapat memilih pemimpin yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, yaitu pemimpin yang bertaqwa, adil, mencintai dan dicintai rakyat serta mampu memimpin bangsa menjadi bangsa yang besar, kuat dan terdepan.
Hal itu tentu hanya bisa dengan mengikutsertakan remaja dalam perjuangan menegakkan syariah dan kehilafah menuju masa depan Indonesia yang besar, kuat dan terdepan. (nl/dtk)
Pemilu ? Memilukan !!!