HTI-Press. Peran ulama sebagai pewaris Nabi selayaknya tidak semata mengedukasi umat dalam lingkup ibadah ritual. Ulama dan asatidz juga memiliki peran yang tak kalah pentingnya dalam mengenalkan masyarakat pada aturan hidup Islam. Untuk itulah Hizbut Tahrir Indonesia DPD Kota Bogor menggelar acara Workshop Ulama dan Asatidz di Ruang R-1 Balaikota Kota Bogor pada hari Minggu, 15 Maret 2009 kemarin.
Workshop yang mengangkat tema “Peran Ulama dan Asatidz dalam Penegakkan Syariah dan Khilafah untuk Indonesia yang lebih baik” ini diawali dengan pemberian sambutan oleh KH. Badrudin Syubqi yang mewakili MUI Kota Bogor, Bpk. Edi Harsa yang membacakan sambutan walikota Bogor, Bpk. Diani Budiarto, yang berhalangan datang, serta Ust. Ahmad Nur Hidayatullah selaku ketua DPD HTI Kota Bogor. Acara ini dimoderatori oleh Ust. Karebet Wijayakusuma yang mendampingi Ust. Syamsudin Ramadhan dari HTI sebagai pemateri.
Dalam slide presentasinya, Ust. Syamsuddin menjelaskan secara gamblang tentang rusaknya kondisi masyarakat sekarang akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler oleh negara. Dan satu-satunya jalan untuk merubah kondisi yang rusak itu hanya dengan menegakkan khilafah dan menerapkan syariah. Untuk menajamkan pembahasan, Ust. Syamsuddin memaparkan secara terperinci dalil-dalil naqli akan kewajiban menegakkan khilafah, menerapkan syariah, mendirikan gerakan dakwah, dan keharusan setiap muslim untuk bergabung dengan jam’ah dakwah.
Pembicara menekankan bahwa kewajiban menegakkan khilafah bukanlah masalah khilafiyah (perbedaan pendapat). Untuk itu, pembicara mengutip beberapa pendapat ulama ahlu sunnah wal jama’ah termasyur yang mengutarakan wajibnya kehadiran seorang pemimpin umat Islam (khilafah) seperti yang mereka tuliskan dalam kitab-kitabnya.
Ba’da zhuhur, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan penulisan rekomendasi lebih dari 100 ulama dan asatidz yang memadati tempat duduk yang disediakan. Mereka sangat antusias untuk mengutarakan pendapatnya. Ust. Ahmad Hasyim dari FPI Kota Bogor mengajak semua ormas Islam, parpol Islam, pondok pesantren, serta malis-ta’lim untuk bersama-sama berjuang demi tegaknya syariah dan Khilafah. Sementara Ust. Maulana Abu Bakar, mantan pendeta dari Cilebut yang kini aktif dalam gerakan Islam Jama’ah Tabligh menyampaikan agar setiap jama’ah Islam aktif bergerak menyerukan syariah dan khilafah sesuai kemampuan dalam setiap kegiatannya.
Menjelang penutupan acara, peserta diajak urug rembuk untuk merekomendasikan hasil workshop ulama dan asatidz. Hasilnya, semua peserta sepakat untuk merekomendasikan beberapa hal, yaitu:
- Selalu menyerukan penegakkan syariah Islam dan Khilafah Islamiyah.
- Selalu mengembalikan setiap penyelesaian persoalan ummat kepada Alquran dan sunnah.
- Selalu menguatkan aqidah Islamiyyah dan mengedepankan ukhuwah Islamiyyah.
- Menyelenggarakan forum kajian kitab-kitab siyasah di kalangan santri.
- Menyelenggarakan forum silaturahmi dan kajian kyai dan ulama secara berkala sekali setiap bulan dan setiap pesantren dapat menjadi tuan rumahnya secara bergantian.
- Selalu menyerukan, mengedukasi, memotivasi, dan membangkitkan seluruh komponen ummat termasuk Ormas Islam, majelis ta’lim, dan lainnya untuk mendukung penegakkan syariah dan khilafah.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Ust. Kholiullah, pimpinan ponpes Darul Qur’an Cisarua. Semangat menyuarakan syariah dan khilafah tergambar jelas di wajah-wajah para peserta yang keluar dari ruangan workshop. Kita semua berharap, umat Islam makin terbuka hati dan pikirannya untuk ikut ambil bagian dalam perjuangan penegakkan syariah dan khilafah melalu perpanjangan para ulama dan asatidz. Allahu akbar! (341)
Geleri Foto:
Sudah saatnya ulama menjadi umara’. Hanya dengan ilmu, pengurusan permasalahan umat akan terselesaikan dan Pihak yang punya ilmu adalah para ulama dan ustadz. Ulama adalah Pewaris Nabi. Dahulu Nabi SAW menjadi Pemimpin Negara, untuk itu warisilah Kepemimpinan tersebut oleh para Ulama. Saatnya Ulama menjadikan Indonesia Lebih Baik..