Pawai Remaja Sumatera Utara
HTI-Press. Minggu, 22 Februari 2009, sajak pukul 08.00 WIB ratusan remaja dari berbagai kota dan kabupaten di Sumatera Utara, diantaranya kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Sei Rampah berkumpul di depan Pekan Raya Sumatera Utara Jl. Gatot Subroto untuk mengadakan pawai dengan tema: ”Saatnya Remaja Peduli Masa Depan, Dukung Tegaknya Khilafah ” yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Sumatera Utara.
Pawai dimulai dengan orasi yang disampaikan oleh 3 remaja yang masih duduk di bangku SMA, namun telah cukup lama berada pada barisan perjuangan penegakan Khilafah. Orasi pertama disampaikan oleh Fitri. Beliau memaparkan kondisi remaja saat ini yang begitu terpuruk. Remaja membebek pada budaya Barat. Mulai dari pakaian, makanan, musik dan gaya hidup hedonis, hura-hura, gaul bebas dan suka mengkonsumsi narkoba. Padahal remaja adalah generasi penerus yang kelak akan memimpin negara ini. Negara kita pasti hancur jika remaja tidak segera diselamatkan. Apa yang menyebabkan kerusakan remaja saat ini? Hal ini dijawab oleh orator kedua, Adzkia Aulia: ” Demokrasi mengajarkan kita untuk mengagungkan kebebasan. Inilah hasilnya! Kerusakan!”.
Beliau menyerukan kepada seluruh remaja yang hadir pada pawai tersebut untuk berjuang menghancurkan sistem demokrasi yang telah merusak kehidupan remaja. Orator ketiga, Tengku Ayu Yusniar dengan semangat yang berkobar-kobar menyampaikan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan remaja adalah dengan kembali kepada sistem Khilafah yang telah terbukti mampu menghasilkan generasi cerdas dan berkepribadian Islam.
“Ali bin Abi Thalib, pada usia 8 tahun telah mampu berpikir cemerlang tentang hakekat Tuhan dan akhirnya memilih untuik masuk islam. Beliau menghabiskan waktunya untuk berjuang di jalan Allah. Beliau rela mengorbankan segala hal yang dia miliki baik harta maupun nyawanya. Apakah remaja saat ini seperti Ali?”, tanya beliau. ” Tidaaak…”, jawab peserta pawai.
”Remaja muslim saat ini bobrok! Karena terjerat sistem Demokrasi. Saat ini yang harus kita lakukan hanya satu, yaitu berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah.”, lanjutnya.
Setelah orasi, pawai dimulai dengan berjalan ke bundaran SIB (Petisah). Sepanjang jalan, takbir terus bergema. Para remaja meneriakkan yel-yel dengan begitu semangat: ” Remaja Islam…Bangkit! Remaja Islam….Berjuang! Remaja Islam….Peduli masa depan!”. (mhti-sumut)