ISLAMABAD — Pakistan menyatakan kemarahannya atas proposal AS untuk melakukan serangan udara lebih luas di wilayah Baluchistan, Pakistan. Serangan ini menargetkan kelompok Alqaidah dan Taliban yang diyakini berbasis di wilayah barat laut Pakistan tersebut. Demikian dikutip The Guardian, Kamis (19/3).
Juru Bicara Deplu Pakistan, Abdul Basit, yang dikutip New York Times, mengatakan langkah AS itu kontraproduktif. ” Langkah AS tak membantu kami untuk merebut hati dan pikiran mereka. Serangan ini juga mengabaikan kedaulatan Pakistan,” katanya.
Secara terpisah, Jamaat-i-Islami, partai terbesar berbasis agama, menyatakan langkah AS itu seakan menyiramkan bensin ke dalam nyala api yang berkobar. ”AS tak memiliki pesan perdamaian untuk dunia. Mereka hanya bisa berbicara melalui senjata dan peralatan perang,” kata Sekjen Jamaat-i-Islami, Munawar Hassan.
Selain sejumlah pejabat dan politisi Pakistan juga menyatakan rencana AS untuk memperluas serangan udara di Baluchistan sangat provokatif. Langkah itu, ujar mereka, bukannya akan menuai simpatik dari rakyat Pakistan melainkan kebencian yang mendalam. Sentimen anti-Amerika akan kian meningkat.
Sejumlah sumber di pemerintahan AS, membenarkan bahwa Gedung Putih telah mendapatkan rekomendasi militer mengenai eskalasi penggunaan pesawat udara tanpa awak CIA untuk digunakan melakukan serangan rudal. Selama ini serangan dilakukan di sekitar wilayah perbatasan yaitu provinsi Nort West Frontier.
Rekomendasi itu menyatakan bahwa serangan harus dilakukan dengan fokus baru yakni basis ekonomi Alqaidah dan Taliban. Namun sebuah sumber menyatakan bahwa Obama masih hati-hati dalam memutuskan hal ini. Ia masih mempertimbangkan kemungkinan kebencian muncul akibat langkah itu dan risiko yang akan dihadapi pemerintah Pakistan.
Sumber tersebut mengungkapkan Obama masih enggan melakukan gerakan di wilayah Baluchistan. Ia berharap agar pasukan Pakistan bisa mengendalikan Alqaidah dan Taliban di wilayah tersebut. Gedung Putih juga enggan berkomentar mengenai kemungkinan penggunaan pesawat tanpa awak itu untuk melakukan serangan udara ke Baluchistan.
Dalam rekomendasi militer ke Gedung Putih itu juga menyebutkan bahwa kemampuan kelompok Alqaidah dan Taliban bergerak bebas di Pakistan menjadi sebuah ancaman besar bagi keamanan di Afghanistan. Sebab, selama wilayah Baluchistan dianggap sebagai tempat yang menguntungkan bagi Alqaidah maupun Taliban. (Republika Online, 19/03/09)