HIP Ke-7: Rakyat Pemilu, Penjajah Sejahtera

Halqah Islam dan Peradaban kembali di gelar pada Kamis (19/3) di Wisma Antara Jakarta. Talkshow di edisi ke-7 ini mengangkat tema ”Kesejahteraan ala Demokrasi vs Khilafah”. Dalam acara yang menghadirkan pakar dari bidangnya masing-masing itu terungkap bahwa ternyata janji-janji yang diumbar para caleg dan capres dalam setiap kampanyenya yang akan mensejahterakan rakyat melalui demokrasi adalah janji-janji kosong pemilu karena memang tidak ada korelasi positif antara demokrasi dan kesejahteraan.

“Suatu negara yang menerapkan demokrasi itu memang tidak ada jaminan akan sejahtera!” ujar Pengamat Politik dari LIPI Lili Romli. Jumlah kekayaan semakin melimpah tetapi yang menikmatinyanya semakin sedikit bila dibanding dengan jumlah seluruh warga. ”Orang kaya di Eropa dan Amerika semakin kecil tetapi volume kekayaannya semakin besar” ujar Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy merujuk pada negara-negara yang lebih dulu menerapkan demokrasi.Karena memang Demokrasi dan Kapitalasme baik di barat maupun di Indonesia rujukannya sama yakni individualisme. Kepemilikan individu itulah kata kuncinya. Tujuannya untuk mengakumulasi kepemilikan individu. ”Dalam bahasa ekenonomi mengakumulasi kepemilikan individu itu adalah terjemahan dari serakah” tandas Noorsy. Sehingga jurang kesenjangan kekayaan antara yang kaya dan miskin akan semakin lebar dan dalam.

Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rahmat Kurnia menyebutkan bahwa Amerika, Inggris, Perancis, Jerman memang sejahtera. Tetapi sejahteranya bukan karena demokrasi tapi karena penjajahan dan eksploitasi terhadap belahan dunia lain terutama negeri-negeri Islam. Tentu saja bila ingin rakyat sejahtera bukanlah dengan cara penjajahan. ”Tetapi haruslah kembali kepada akidah kita yaitu Islam. Serta menerapkan seluruh syariah Islam dalam naungan Khilafah termasuk hukum syara yang terkait dalam kewajiban pemerintah untuk menjamin kebutuhan pokok masyrakat, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan,” tandasnya. Karena Demokrasi hanya memberikan peluang kepada rakyat secara luas untuk memilih pemimpinnya. Sedangkan hukum yang diterapkan tetap akan sesuai dengan sistem kapitalisme. Demokrasi dan kapitalisme itu tidak bisa dipisahkan seperti gula dan manisnya. ”Maka rakyat memilih wakil rakyat dan kepala negara, setelah itu lahirlah UU Migas, UU Sumberdaya Air, UU Minerba yang menguntungkan para penjajah. Ini lah yang terjadi.” simpulnya.

Pencetus otonomi daerah Ryaas Rasyid, menganalisa bahwa pasca pemilu kali ini pun kesejahteraan tidak akan tercapai. Pada sesi tanya jawab, salah seorang peserta dari Depok Muhammad Nur Hidayat mengambil kesimpulan dan menanyakan kepada para pembicara apakah kesimpulannya itu salah. ”Pesta demokrasi itu adalah pestanya orang-orang idiot,” simpulnya. Kemudian Noorsy dan Ryaas mengiyakannya dengan menyampaikan data-data yang mendukung pernyataan tersebut. (mediaumat.com)

10 comments

  1. nambah juga, “pestanya orang-orang gila pak”

  2. memang didunia ini banyak orang2 setengah gila maka harus di obati oleh syariat dan aqidah islam

  3. bulannya agama

    Ass.Memang yang namanya penjajah itu harus di singkirkan dan dimusnahkan.Karena,meraka adalah perampok kekayaan alam yang ada dimana saja berada kususnya di negara kita ini.Oleh karena itu mari kita usir atau di musnakan yang namanya perampok kekayaan alam dengan syariah,khilafah,dan jihad fisabilillah allah huakbar…!!!

  4. Masya Allah..
    Innalillaahi..
    Pemilu versi Demokrasi ialah bencana di tengah penderitaan rakyat negeri ini….
    Bagaimana dengan seorang ibu pemulung sisa beras di pasar grosir besar di Jakarta ? Yang hanya mengais beras kotor berdebu jalanan pasar, hanya untuk memenuhi kebutuhan sesuap nasi ??? di tengah propaganda politik Golkar, Demokrat & PKS yang mengklaim swasembada pangan di negeri ini ???? (Ironis !)
    Padahal seharusnya, para elite politik itu daripada menghamburkan dana untuk iklan propaganda klaim lebih baik lirik kanan kiri bapak2 elite politik,,, sadarlah apa yang terjadi di negeri ini,,, kesejahteraan lebih dari sekedar dihitung dengan angka2 yang ditafsirkan dengan versi kepentingan masing-masing… Islam telah mendefinisikan kesejahteraan !
    Hanya saja.. banyak dari kita yang belum paham, dan tertipu dengan data-data… yang tak sesuai dengan kenyataan.. Ironis !

  5. Pemilu adalah pestanya kaum kapitalis untuk menyedot kekayaan sebanyak-banyaknya, sementara rakyat tetap termarginalkan.
    Pemilu cuma pesta yang menghambur-hamburkan uang rakyat dan ini mubazir, lebih baik digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

  6. Yah emang dalam demokrasi, rakyat disapa hanya pada pemilu saja, tetapi setelah pemilu berakhir, rakyat diabaikan gitu aja. Itu berarti kita cuma diperalat untuk melancarkan misi mereka dalam pemerintahan. Mending si kalau rakyat sejahtera. tp itu takkan terjadi selama berada dalam lumpur demokrasi.

  7. PESTA DEMOcrazy berat di ongkos & boros!!sistem thoghut makanya tidak barokah…
    ketika idealisme luntur dalam lumpur DEMOcrazy, maka apa yang diperjuangkan jadi ‘ngawur’ ga karuan…
    DEMOcrazy omong kosong melompong…cape’ dech…

  8. ya Rabb..
    Engkau Maha Mengetahui hambaMu yang benar-benar memperjuangkan agama ini dengan segala bentuk pengorbanan.
    Engkau pula yang menggenggam jiwa setiap insan di dunia.

    ya Rabb..
    hamba memohon padaMu
    Bersihkanlah hati para prajuritMu, para pejuang syariah dan khilafah dalam berperang melawan sistem yang kufur ini.
    Jadikanlah kami pejuang yang niqo’, ikhlas karena-Mu.
    Sehingga janjiMu untuk memenangkan dakwah ini segera tertegakkan.

    Ya Rabb..
    Hanya kepada-Mu lah kami semua kembali

    Allahu Akbar…!!!

  9. Rakyat akan dikurusi dlm DEMOCRAZY
    Rakyat akan diurusi dalam Khilafah Rasyidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*