Meski sudah dinyatakan sesat dan dilarang, namun Jamaah Ahmadiyah di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Mataram masih tetap mempertahankan eksklusivisme. Mereka tetap tidak mau membaur dalam melaksanakan salat Jumat bersama masyarakat setempat.
Padahal kelompok sesat itu sudah diarahkan oleh para ulama sepuh, agar mereka menghentikan keyakinan sesatnya itu dan kembali berbaur dengan umat Islam dengan ikut shalat Jumat bersama-sama di tengah masyarakat.
Para ulama itu antara lain seperti Tuan Guru Haji Mustafa Umar dari Ponpes Al Aziziyah, Kapek, Tuan Guru Haji Safwan Hakim dari Ponpes Nurul Hakim Kediri, Tuan Guru Haji Anwar MZ dari Ponpes Darun Najah, Duman dan Tuan Guru Haji Husnudduaz.
Memang dahulu kelompok sesat Ahmadiyah pernah menyatakan akan salat jumat bersama masyarakat sekitarnya. Bahkan mereka menuruti permintaan para ulama sepuh dengan bersedia membaca dua kalimah syahadat.
Sayangnya janji tinggal janji, jemaah sesat itu tetap saja melaksanakan salat Jumat di musalla sempit berukuran sekitar enam kali enam meter dan terpisah dengan masyarakat sekitarnya.
Alasan yang mereka kemukakan, urusan salat bisa dilakukan di mana-mana sehingga tak perlu dipermasalahkan, selain itu alasan lainnya, karena ada anggota keluarga perempuan yang mengikuti salat. (warnaislam.com)