MHTI Diskusi Poligami di DEBAT TVRI JOGJA “BERANI BICARA”
Poligami saat ini masih menjadi pembicaraan hangat ditengah-tengah masyarakat. Aksi pro dan kontra terus berdatangan menyikapi permasalahan poligami termasuk dikalangan para aktivis perempuan. terutama kalangan feminis yang menganggap bahwa poligami merupakan salah satu wadah penindasan kaum laki-laki kepada perempuan. Bahkan pandangan ini seakan-akan memperoleh legitimasi dengan adanya praktek-praktek di tengah masyarakat yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Pendapat yang lain menyatakan bahwa, dilarangnya poligami justru menjadi pemicu dan cenderung melegalisasi prostitusi. Berbagai pendapat terus mengalir kian menambah riuhnya perdebatan mengenai poligami.
Menyikapi fenomena ini, TVRI Yogyakarta menyelenggarkan DEBAT TVRI JOGJA “BERANI BICARA” dengan tema “POLIGAMI MENGUNTUNGKAN / MERUGIKAN WANITA”, yang menghadirkan 80 orang peserta yang terdiri dari dua kelompok kontestan, yaitu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I DIY dan Jaringan Perempuan Jogja. Rencananya scara ini akan disiarkan melalui jaringan TVRI Jogja pada Rabu, 01 April 2009 Jam 18.30 – 19.00 wib.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan oleh Juru Bicara Muslimah HTI – DPD I DIY, Ibu Meti Astuti, SEI pada kesempatan tersebut:
• Adanya upaya pelarangan poligami serta berbagai propaganda aktivis perempuan yang menentang poligami dalam pandangan Muslimah HTI adalah bagian dari skenario besar untuk menghapus syariat Islam dalam hukum-hukum keluarga dengan ending liberalisasi keluarga muslim
• Poligami mubah dalam Islam disertai dengan kejelasan dalil.
• Maraknya praktek buruk tentang poligami dimanfaatkan aktivis feminisme untuk melakukan stigmatisasi Islam dan propaganda negatif terhadap syariat Islam.
• Umat Islam digiring secara bertahap untuk menerima proses liberalisasi dan menerima nilai-nilai KKG yang kemudian setahap demi setahap menuju proses legislasi dan amandemen UU perkawinan dan KHI yang masih sarat dengan syariat Islam.
• Masyarakat dijauhkan dari hukum-hukum Islam seputar keluarga, yang ditandai salah satunya dengan diterapkannya KKG sebgai awal liberalisasi keluarga muslim dan kehancuran umat Islam.
• Adanya kekeliruan maupun kesalahan dalam pelaksanaan poligami, bukan disebabkan karena kesalahan dari syariat Islamnya akan tetapi karena kekeliruan atau kesalahan dalam mengimplementasikan praktek poligami bagi pelakunya.
• Perkara poligami tidak kita lihat dari ada atau tidaknya manfaat yang diberikan. Akan tetapi poligami merupakan bagian dari Hukum syara (Syarat Islam).
Pembicara lain, Juru bicara Jaringan Perempuan Jogja, Bapak Subhi Ridho juga menyampaikan:
• Berangkat dari therminologi (tanpa standar), bahwa poligami dan poliandri adalah perkara yang sama. Pria maupun wanita tidak boleh berpoligami. Artinya menurut mereka bahwa poligami memiliki definisi dan hukum yang sama dengan poliandri. Yang intinya mereka menolak poligami yang berangkat dari fakta kekeliruan pelaksanaan poligami di tengah-tengah masyarakat.
• Ada pemarjinalan perempuan dalam kasus ini, dimana wanita selalu dihadapkan pada posisi yang dsenantiasa harus tolerir terhadap permasalahan keluarga.
Pembicara lain yang dijadikan nara sumber pada acara ini Bapak Hamim Zarkasi Putra (Dosen UIN Sunan KaliJaga Yogyakarta) menyampaikan beberapa hal:
• Poligami mubah
• Perlu ada rumusan yang jelas terkait kriteria-kriteria poligami yang dibenarkan oleh Islam seperti apa.
• Menurut UU No. 1 Tahun 1974, memang mengatur bahwa yang diperbolehkan menurut UU tersebut adalah monogamy, akan tetapi ada section-section khusus yang memperbolehkan dilakukan poligami karena kondisi – kondisi tertentu.
• Poligami mubah, sehingga mengambil poligami sebagai solusi tergantung dari kondisi di dalam keluarga tersebut yang juga di standarkan kepada kejelasan criteria menurut pandangan Islam.
Catatan tambahan dari acara tersebut tentang Jaringan Perempuan Jogja. Jaringan ini merupakan kumpulan lembaga beberapa lembaga seperti Circle, CRCS UGM, ICRS UGM, RTND, LKiS, IDEA, Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DIY, LP3Y, PKBI DIY, Yayasan Pondok Rakyat, Kelompk Studi LBT Jogja, PLU, PSKK UGM, American Corner UGM, Institut Hak Asasi Perempuan, YASANTI, Rifka Annisa, LSPPA, ANGGANA, DIAN Interfidei, AKSARA, KUNCI, MITRA WACANA, PSB, PSW UIN, PSW UGM, PSW UNY, LKK NU, SURVIVA PASKI, Q!MUNITY, SATUNAMA, Syarikat Indonesia, dll. Dan Jaringan Perempuan Yogyakarta juga tergabung dalam forum Yogyakrta untuk Keberagaman (YuK!). ( Muslimah HTI DIY)
Subhanallah !
ayo muslimah sampaikan dakwah tanpa kenal lelah
ikut bangga euy dengan MHTI YK
selamat ya !
Banyak tipu daya yang dilakukan oleh kaum sekuler untuk menghancurkan sendi-sendi keluarga muslim termasuk halnya lewat poligami, mereka menjadikan fakta dan penafsiran hermeutika sebgai landasan dalam menghukumi sesuatu. Kita doakan saja mog mereka cept sadarkarena mereka saudara kita juga. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan Syariat Islam. Semangant teman-teman JOgja. Allahu Akbar3X
propaganda menolak poligami digencarkan oleh kalangan feminis, tapi kemaksiatan berupa pergaulan bebas dan praktek prostitusi dibiarkan marak. apa yang sebenarnya diingankan oleh pejuang gender, feminis wa akowatuha? mereka menjerumuskan manusia, termasuk perempuan (muslimah khususnya)pada jurang kehinaan bernama gerakan feminis dan gender menuju kehidupan liberal ala barat yang sangat jauh dari Islam. terlepas mereka sadar atau tidak. tugas kita berikutnya adalah membentengi muslimah dari cengkraman mereka dan membongkar kesalahan2 berfikir mereka serta terus berupaya dan berdoa agar pejuang2 gender (yg notabene muslim) itu memutus hubungan mereka dg penyandang dana mereka dan memukul balik serangan mereka dengan perjuangan islam mengembalikan kehidupan Islam yang lama telah hilang. allahumma amin..
Bismillah ..!
ditunggu juga gebrakan MHTI di kota-kota lainnya, khususnya Banjarmasin.
dengan mengambil isu-isu yang kontra dengan masyarakat
biasanya kita akan lebih diperhatikan
berjuang terus muslimah cari ridho allah swt.surga telah menanti kalian..tanpa menyerah terapkan syariah islam tegakkan Daulah khilafah…buka kan mata lawan kita, kebenaran akan menjawab semua,kebenaran al-qur’an akan terjadi.syariah untuk semua umat bukan untuk umat islam saja tapi untuk semua umat manusia
betl sekali, syariat Allah harus ditegakkan !!
Subhanallah.marilah kita berjuang bersama-sama untuk menegakkan syari’ah daan khilafah
Jaringan Perempuan Jogja, jubirnya bapak-bapak?? Gak salah tuh!