MHTI Bandar Lampung Bangun Sinergis Guru dan Remaja dalam Mewujudkan Generasi Berkualitas
Muslimah HTI Bandar Lampung mengadakan Training guru dan remaja pada hari yang sama, yaitu tanggal 22 Maret 2009. Training ini dilaksanakan di dua gedung Asrama Haji Islamic Center Bandarlampung. Peserta yang hadir sebanyak 32 guru dan 64 siswi SMA sederajat se-Bandarlampung.
Training guru yang bertempat di Aula kecil Islamic center ini diisi oleh dua orang Trainer dari Muslimah HTI kota Bandarlampung, yaitu Dra. Endang Komariah, M.Pd. dan Fadillah Kartini S.Pd. Pada kesempatan kali ini disampaikan materi-materi yaitu (1) Liberalisme Mencengkram Remaja Muslim, (2) Selamatkan Remaja Muslim, dan (3) Menuju Hidayah Allah.
Sedangkan training remaja diisi oleh NIkmatul Khoiriah dan Ria Apriani Kartini, para trainer ini juga dari Mulimah HTI Kampus Bandarlampung. Materi untuk remaja yaitu (1) Liberalisme mencengkram remaja muslim, (2) Islam memuliakan remaja, (3) Menuju hidayah Allah. Dra. Endang Komariah dan Nikmatul Khoiriah memaparkan materi “Liberalisme mencengkram remaja muslim”. Beliau memaparkan bahwa remaja muslim saat ini benar-benar telah dipengaruhi oleh kebudayaan liberalis, beliau pun menyampaikan fakta yang membuat remaja dipengaruhi kebudayaan hidup hedonis, individualis, konsumtif dan oportunis.
Kemudian Fadillah Kartini S.Pd. menyampaikan materi “Selamatkan Remaja Muslim”. Guru berperan penting dalam menyelamatkan remaja-remaja muslim dari keterpurukan yang diciptakan kaum liberalis dengan memberikan pemahaman Islam kepada remaja ketika berada di sekolah, jelasnya. Ria Apriani menyampaikan materi “ Islam Menyelamatkan remaja Muslim”, remaja menjauh dari Islam dan terjerat liberalisme karena adanya pembalikan opini tentang hakikat Islam di tengah-tengah remaja. Remaja diberikan pemahaman yang buruk tentang Islam. Islam dianggap mengekang remaja dan Islam dijadikan hal-hal yang remeh di tengah-tengah remaja. Padahal Islam memuliakan remaja dengan memberikan bekal dan aturan tentang bagaimana remaja berpakaian, bersolek dan bahwasanya Islam tidak pernah melarang bermain musik dan menonton film selama tidak menjadi gaya hidup para remaja.
Materi terakhir “Menuju Hidayah Allah” diampaikan oleh Dra Endang Komariah, M.Pd., Fadillah Kartini, S.Pd. dan Nikmatul Khoiriah pada training remaja. Materi ketiga ini berisi tentang manusia senantiasa menuntut agar Allah memberikan hidayah-Nya, padahal sesungguhnya hidayah atau petunjuk adalah mendapat petunjuk dari Islam dan beriman dengannya. Dan hidayah tersebut ada yang telah Allah berikan kepada manusia dari semenjak mereka dilahirkan. Hidayah inilah yang disebut dengan hidayah kholqi yaitu hidayah berupa akal, yang telah Allah berikan kepada seluruh manusia. Allah juga telah memberikan hidayah Irsyad wal Bayan yaitu berupa Al-quran yang akan membimbing akal manusia agar sesuai dengan kehendak Allah azza wa zalla dan hidayah ini bisa juga manusia dapati dalam majlis – majlis ilmu.
Dalam hal ini, seseorang diberikan petunjuk sekaligus pilihan untuk menerima petunjuk atau menolak petunjuk itu yakni, Al-quran dan apa-apa yang dibawa oleh rosul. Jika manusia menerima petunjuk itu dan menjalankannya, maka dirinya termasuk orang yang diberikan petunjuk Oleh Allah berupa hidayah taufiq.
Sebaliknya, jika seseorang menolak petunjuk yang datang dari Allah dan atau mengabaikannya, maka dirinya termasuk orang yang diberikan kesesatan (dhalalah) oleh Allah yang tidak akan dapat ditunjukki oleh siapapun, jika tidak segera kembali dan bertaubat kepada Allah. Jadi, hidayah kholqi berupa akal tanpa meminta pun sesungguhnya Allah telah memberikan kepada remaja muslim. Begitupun hidayah Irsyad wal bayan telah Allah turunkan melalui Rasulullah Muhammad SAW. tinggal yang menjadi masalah mengapa dengan bekal hidayah yang telah Allah berikan, remaja masih belum sampai pada hidayah taufik? Remaja masih enggan menjalankan semua aktifitasnya berdasarkan perintah dan larangan Allah ? Padahal sesungguhnya hidayah itu tinggal mengapainya bagi siapa saja yang ingin mendapatkannya.
Adapun remaja yang telah menggapai hidayah taufik akan terdapat dalam dirinya suatu tanda, yaitu berupa perubahan perbuatan, ia tidak akan mudah terbawa berbagai arus yang menyesatkan dan merusaknya. Amalnya akan senantiasa disesuaikan dengan konsep amal baik yaitu amal yang memenuhi dua syarat, niat yang ikhlas karena Allah dan cara yang benar sesuai dengan aturan Allah.
Sebelum masuk ke materi tiga, guru dan siswi ditempatkan di satu ruang yang sama untuk simulasi materi dan game, guru diberikan beberapa kata dan disuruh untuk mrnggambarkan dan menerangkan kata-kata terebut kepada siswi yang diperintahkan untuk memikirkan dan menebak kata-kata yang diberikan oleh sang guru. Dari simulasi dan game ini guru dituntut untuk mampu mengarahkan siswi kepada pemahaman Islam yang benar. (Reportase oleh Ria Apriani)
Trainer Dra. Endang Komariah M.Pd. memaparkan materi 1 untuk guru
Suasana ketika simulasi dan game
Trainer Ria Apriani sedang menyampaikan materi ke 2 untuk remaja
Salam Muslimah Sejati
Congratulation..and keep revolt!d tunggu acara selanjutnya