PR no : 09/18032009
Tanggal : 20 Rabiul Awal 1430 H
18 Maret 2009 M
Press Release
Hizbut Tahrir Bangladesh Menggelar Diskusi Round Table
Tentang Konspirasi India untuk Menghancurkan Militer Bangladesh
Hizbut Tahrir Bangladesh telah menggelar Round Table Discusion pada hari ini yang mendiskusikan konspirasi India untuk menghancurkan militer Bangladesh dan apa yang menjadi tugas kita. Koordinator pimpinan dan juru bicara Hizbut Tahrir Bangladesh, Mohiuddin Ahmed, menyampaikan sambutan pembuka. Peserta diskusi antara lain Dr. Mahbubullah (Profesor pada Departemen Studi Pembangunan Universitas Dhaka), Dr. Syed Golam Mowla (anggota Hizbut Tahrir Bangladesh yang juga Profesor pada Departemen Studi Manajemen Universitas Dhaka), Mobaedur Rahman (Wakil Kepala Editor Daily Inqilab), Sadque Khan (seorang jurnalist dan kolumnis terkenal), Amanullah Kabir (mantar editor Daily Amar Desh), Shafiul Alam Prodhan (ketua Partai Nasional Demokrat –National Democratic Party), Mawlana Abdul Latif Nezami (Sekretaris umum partai Nezame Islam) dan Mawlana Zafrullah Khan (Sekretaris umum Khilafah Movement Bangladesh).
Dalam sambutan tertulisnya Mohiuddin Ahmed mengatakan, ada tiga alasan untuk mencurigai peran India dalam apa yang disebut pemberontakan pasukan penjaga perbatasan Bangladesh (BDR), yaitu:
- Pertama, keuntungan India jika pasukan penjaga perbatasan Bangladesh dilemahkan yang membuat perbatasan Bangladesh tidak terjaga dari agresi India.
- Kedua, melemahkan kekuatan militer Bangladesh telah menjadi rencana jangka panjang India. Dan India sebelumnya telah berupaya mewujudkan hal itu dalam berbagai kesempatan.
- Ketiga, sebagai negeri muslim, militer Bangladesh dipandang oleh India sebagai ancaman keamanan. Pembantaian pasukan penjaga perbatasan Bangladesh secara relatif telah melemahkan militer Bangladesh.
Mohiuddin Ahmed mengatakan bahwa pemerintah mengklaim telah berhasil menangani peristiwa itu dengan baik. Padahal sejatinya pemberontakan itu bisa dipadamkan dalam satu atau dua jam saja, namun pemerintah memperlambat penanganan sampai dua hari. Para perwira militer sebenarnya bisa diselamatkan, tapi nyatanya tidak. Rantai komando pasukan penjaga perbatasan telah hancur sementara para pembunuh dibiarkan saja.
Atas nama restrukturisasi, pasukan penjaga perbatasan Bangladesh tidak boleh dibuat melupakan negara yang memerangi. Dan tidak seharusnya anggota-anggota pasukan dibuat bersahabat terhadap India.
Rakyat Bangladesh sangat memperhatikan pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat senior pemerintah India. Menteri Luar Negeri India Pranab Mukharjee dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menjamin bantuan apapun untuk mengendalikan situasi dan juga menawarkan bantuan keuangan kepada pasukan perbatasan Bangladesh. Majalah India “Outlook” melaporkan bahwa Pranab Mukharjee mengatakan dalam pertemuan tertutup bagi para pemimpin partai Konggres bahwa, “ … di dalam skenario yang ada, India siap memberikan bantuan apapun kepada Bangladesh… Saya ingin mengirimkan peringatan serius kepada mereka yang mengacaukan pemerintahan Sheikh Hasina bahwa jika mereka tetap melanjutkan aksinya, India tidak akan mendiamkan hal itu dan jika perlu India akan melakukan intervensi secara langsung”. Pemimpin politik India kelihatan telah siap bagi terjadinya insident itu. Ini memperlihatkan bahwa India menginginkan Sheikh Hasina agar mereformasi dan merestrukturisasi pasukan penjaga perbatasan Bangladesh, dan jika mungkin juga mereformasi militer Bangladesh demi kepentingan India dan sesuai dengan rancangan mereka.
Akan tetapi India dan Pemerintah Bangladesh serta orang-orang yang mendukung mereka, telah lupa bahwa Bangladesh adalah negeri Islam, kuat karena Rabnya dan mulia dengan agamanya. Mereka telah lupa bahwa Bangladesh akan menghalangi segala bentuk intervensi musuh di dalam urusannya meski orang-orang kafir tidak menyukainya.
Mohiuddin Ahmed
Juru Bicara Hizbut Tahrir di Bangladesh