Petaka Fokker-27, Lagi Prajurit Terbunuh di Medan Latihan

Letnan Satu Penerbang (Lettu Pnb) Yudho Purnomo perwira muda ini harus meninggalkan istrinya dan seorang anaknya yang masih bayi. Kecelakaan pesawat Fokker-27 di Bandung telah menewaskan Yudho bersama 23 korban tewas lainnya. Sebagian besar penumpang adalah perwira dan prajurit muda berbakat yang dipersiapkan menjadi prajurit pilihan Angkatan Udara Paskhas. Diantara mereka juga terdapat lulusan terbaik Akedemi Militer.

Pro-kontra tentang penyebab jatuhnya pesawat bermunculan. Faktor cuaca yang buruk diperkirakan jadi penyebab utama . Seperti biasa pula, para petinggi menyakinkan persoalannya bukan pada pesawat. Kadispen TNI AU, Marsma Bambang Sulistyo menjelaskan pesawat buatan tahun 1975 itu layak terbang. Seperti biasa pula, Presiden minta semua pesawat TNI diperiksa.

Okelah kita terima faktor cuaca buruk sebagai penyebab utama. Tapi mengabaikan sama sekali usia pesawat yang tua adalah kebodohan. Bayangkan usia pesawat sudah 34 tahun. Bagaimanapun kecelekaan akibat faktor udara mungkin bisa dihindari kalau pesawat yang digunakan pesawat yang berkualitas dan lebih baru. Pihak TNI sendiri meskipun mengatakan masih layak, namun mengatakan pesawat itu sudah harus diganti. Kedispen TNI AU menyatakan umumnya pesawat yang laik terbang adalah paling tua berusia 25 tahun.

Kecelakaan akibat perlengkapan yang tua ini bukan pertama kali . Sebelumnya, anggota marinir AL meninggal akibat tank ampibhi tua yang mereka gunakan dalam latihan tenggelam. Kecelakaan akibat peralatan tua ini mungkin terjadi di berbagai latihan TNI dalam skala kecil yang tidak diblowup oleh media massa. Kalau ini berulang terjadi, tentu ada kebijakan salah yang harus kita berbaiki.

Anggaran yang minim untuk alokasi pertahanan keamanan menjadi salah satu peyebab. Akibatnya, gaji prajurit rendah , peralatan dan persenjataan pun banyak yang tua , atau ditambal sulam. Alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI yang tua, jelas sangat berbahaya karena menyangkut nyawa prajurit sekaligus membahayakan pertahanan dan keamanan kita. Akankah prajurit yang terbunuh di medan  latihan terus bertambah ?

Padahal kita selalu mengatakan pertahanan dan keamanan merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Sebagai sebuah negara besar sudah seharusnya Indonesia memiliki anggaran untuk pertahanan dan keamanan yang lebih besar. Apalagi wilayah Indonesia yang sangat luas dan kaya. Indonesia jadi rebutan negara-negara Imperialis yang rakus. Untuk itu mutlak bagi Indonesia memiliki militer yang kuat.

One comment

  1. saat nya syariat Islam diterapkan secara kaffah dalam sebuah negara Islam, karena dengan begitu maka faktor financial tidak akan menjadi masalah lagi karena negeri Islam adalah negeri yang kaya raya. Faktor ideologis juga akan membentuk karakter militer yang tidak akan tergantung dengan negara lain