kuat mental menerima kekalahan pemilu, membuat sejumlah calon anggota legislatif (Caleg) mengalami depresi berat. Sedikitnya, 15 caleg asal Cirebon mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.
Dalam mengobati pasien depresi, Ustaz Ujang yang juga pimpinan Forum Spiritual Peduli Cirebon (FSPC) ini melakukan ritual khusus untuk memulihkan kembali mental pasien yang terkena depresi berat.
Saat ini sedikitnya, sudah 15 orang caleg asal Kabupaten/Kota Cirebon, Kuningan, dan Indramayu mendatangi padepokan FSPC guna melakukan pengobatan dan menormalkan kembali depresi. Mereka mayoritas datang dibawa keluarganya, Bahkan ada juga yang datang sendiri.
“Sejauh ini kami baru menerima 15 caleg yang mengalami depresi. Alhamdulillah, sebagian besar mereka sudah ada perkembangan dan merasa legowo atas kekalahannya,” tutur Ujang usai melakukan ritual penyembukan Depresi di Situ Patok, Cirebon, Senin (13/4/2009).
Dijelaskan Ujang, prosesi penyembuhan caleg depresi dilihat dari kondisi pasien. Jika kondisi pasien mengalami depresi berat, maka pihaknya menyarankan untuk menginap beberapa hari di padepokannya. Namun, jika kadar depresinya relatif rendah, pihaknya hanya melakukan prosesi ritual dan berobat jalan saja.
Rata-rata pasien yang berobat, kata dia, kecewa dengan hasil suara yang tidak sesuai dengan prediksi. Padahal, tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan caleg untuk menarik simpati masyarakat.
“Mereka rata-rata depresi karena perolehan suara kecil. Sementara uang yang dikeluarkan kepada tim sukes bisa mencapai antara Rp200 juta hingga Rp1,5 miliar. Ketidaksiapan inilah yang membuat caleg tidak terima dengan kekalahannya,” terang Ujang.
Biasanya, terang Ujang, caleg yang depresi mengalami perubahan sikap yang sangat signifikan. Bahkan salah satu pasiennya asal Kuningan, sampai rela bertelanjang di lingkungan rumahnya karena mengalami depresi berat.
“Mereka tidak mau berkomunikasi dengan keluarga, apalagi dengan masyarakat luas. Namun, Alhamddulillah pasien yang dari Kuningan saat ini sudah agak mendingan,” tegas Ujang.
Prosesi ritual, diawali dengan melakukan doa guna pembersihan pikiran negatif pasien. Selanjutnya, pasien dimandikan di Situ Patok yang dipercayai warga sekitar memiliki nilai keramat. Lantas, pasien langsung dibimbing Ustaz Ujang melakukan doa dan membacakan ayat suci Alquran. (okezone)
seperti perkiraan, dimana calek yang akan stres mencapai ratusan ribu
–
–
itulah buah dari demokrasi
Itulah hanya salah satu dampak buruk Demokrasi, salah-salah yang lain yaitu sistem itu sendiri, yaitu DEMOKRASI yang Kufurrrrrrrr
seprti kalah judi juga ya he
Innalillahi… korban-korban akibat demokrasi dan pengaruh SIPILIS telah menelan korban cukup banyak. MASIHKAH ANDA SEMUA PERCAYA DENGAN DEMOKRASI??? SETELAH BANYAK FAKTA DAN BUKTI KELIATAN JELAS DI DEPAN MATA??? KLO ANDA MASIH PERCAYA MAKA BERSIAPLAH UNTUK MENGIKUTI JEJAK MEREKA YANG MENJADI GILA YANG BAHKAN ADA YANG BERTELANJANG DIDEPAN UMUM.
Astagfirullah…
Parah nian negeri ini…sudah stress nya gara-gara demokrasi
Eh…nyembuhinnya pake keramat sudah gitu yang mimpin ustadz lagi…
Gimana negeri ini gak semakin hancur, sudah menerapkan demokrsi yang jelas kufur…eh..ditambah pula praktek kesyirikan…
Inilah nasib negeri yang mendustakan ayat Allah, penduduknya tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. lebih memilih hukum jahiliyah (demokrasi, ham, liberalisme, dan konco-konconya) daripada hukum Allah swt.
Sedih sekali saya membaca ulasan ini. Kasihan juga mereka itu. Mereka juga adalah korban sistem. Sistem demokrasi kapitalis benar2 memuakkan.
“Selanjutnya, pasien dimandikan di Situ Patok yang dipercayai warga sekitar memiliki nilai keramat”.
Bagaimana Islam memandang hal ini?
Mungkin mereka para CaLeg lupa bahwa kepanjangan CaLeg bukan hanya Calon Legislatif tapi juga Calon Legrek (bhs jawa artinya rusak/bobrok).
Nah.. nikmatilah salah satu buah dari system demokrasi ini.