Suparyono, Ketua Badan Kesbangpol Kota Pangkalpinang memperkirakan pada Pemilu legislatif 9 April 2009 lalu angka golongan putih (golput) di Kota Pangkalpinang mencapai 40 persen.
Hal ini diungkapkannya dalam bincang-bincang dengan Metro Bangka Belitung, Senin, 13 April 2009 di ruang kerjanya. Lebih jauh Suparyono menjelaskan, tingginya angka golput tersebut bukan karena kurangnya sosialisasi tentang berbagai hal terkait pemilu kepada masyarakat. Justru menurutnya, baik KPU Kota Pangkalpinang dan Pemerintah Kota Pangkalpinang gencar melakukan sosialisasi.
“Pemerintah Kota Pangkalpinang sendiri melakukan sosialisasi terutama di lingkungannya sendiri termasuk kepada PNS dan ibu-ibu Dharmawanita serta PKK,” paparnya.
Di tingkat bawah, sosialisasi dilakukan di tingkat kecamatan yang melibatkan kelurahan se-Pangkalpinang, ketua RT dan ketua KPPS setempat. Persoalan ini, kata Suparyono, menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Pangkalpinang, terutama untuk meminimalisir angka golput pada pilpres mendatang.
“Pemerintah Pangkalpinang akan menyelenggarakan sosialisasi di tingkat kecamatan dengan melibatkan masyarakat,” katanya.
Selain persoalan tingginya angka golput, masalah daftar pemilih tetap (DPT) juga menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Pangkalpinang. “Di Pangkalpinang, masalah tidak masuknya warga dalam daftar pemilih memang banyak terjadi. Itu berdasarkan laporan yang masuk kepada KPUD. Tapi rincinya saya tidak tahu.”
Masalah ini juga sangat ditekankan oleh Walikota Pangkalpinang ketika acara coffee morning (setiap hari Senin pagi-red). Pemerintah Kota Pangkapinang akan mendukung sepenuhnya penyelenggaraan pemilu presiden nanti. Bentuk dukungan itu dijelaskan Suparyono, bahwa Pemerintah Kota Pangkalpinang akan melakukan validasi data terkait DPT.
“Secara teknisnya nanti, pihak Pemerintah Kota Pangkalpinang akan meminta laporan kepada KPU terkait DPT bermasalah, yang selanjutnya akan dibahas di Pemerintah Kota Pangkalpinang dengan mengundang RT dan RW terkait,” jelasnya.
Suparyono juga menghimbau agar masyarakat segera mendaftar, yang nantinya akan terdaftar menjadi pemilih sementara sesuai dengan peraturan KPU. (Harian Metro Bangka Belitung/FH)
Golput itu indah. Karena bukan sekedar pasrah. Ditata kehidupan yg semakin parah. Di tengah ambisi caleg yg mungkin serakah. Yang menanti-nanti terpilih dng menahan amarah (kalo kalah). Golput itu anugrah. Supaya setiap orang tergugah. Bahwa rakyat gundah dan gelisah. Karena semua kampanye yg mewah. Ternyata hanyalah sampah.
warga indonesia tidak perluh resah dengan tingginya angka golput.
karna yang menjadi jalan kebangkitan bangsa ini bukan pergantian pemimpin . tapi pergantian sistem menuju islam.
warba indonesia seharusnya resah jika bayak ummat islam yang tidak berpatisipasi dalam dakwah
Manusia koq yang diperhitungkan per kepala, bukan isi kepala. Lalu untuk apa Tuhan memberi karunia akal? Demokrasi meniscayakan kumpulan suara 100 bajingan idiot bisa mengalahkan suara seorang pakar ahli.
Semoga tingginya akan golput merupakan refleksi atas kesadaran masyarakat negri ini bahwa sungguh tidak pernah ada kebahagiaan dan kesejahteraan hakiki selama mereka masih menganut ideologi demokrasi dan memilih pemerintah sekuler.
Padahal sudah triliunan rupaih digelonotrkan.
Sosialisasi juga sudah maksimal dilakukan…
Bahkan sampai ke sekolah-sekolah juga dilakukan sosialisasi…
Ya persoalannya bukan karena kurang sosialisasi…..
TAPI?
Rakyat Sudah Muak!