Pada tahun 2008, Mitra Citra Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (MCR PKBI) Jabar, mendapati 4 kasus aborsi di kalangan pelajar di Bandung. Sementara dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), setiap tahunnya sebanyak 160 ribu hingga 200 ribu remaja di Jabar melakukan aborsi.
Dikatakan Program Officer MCR PKBI Jabar Abdurrahman, kasus kehamilam tidak diinginkan (KTD) terjadi di kalangan pelajar di Bandung. Pada tahun 2008 pihaknya mendapati 4 pelajar yang melakukan aborsi.
Hal itu, menurutnya disebabkan karena kepanikan pelajar tersebut ketika kehamilan berjalan terus sehingga mendapat vonis dipecat dari sekolah yang bersangkutan.
“Sekolah banyaknya langsung memvonis dikeluarkan,” kata Abdurrahman atau akrab disapa Igun ketika ditemui di kantornya di Jalan Soekarno Hatta, Bandung, belum lama ini.
Rasa khawatir itu, imbuh Igun, memotivasi yang bersangkutan untuk mencari informasi ke mana pun untuk menggugurkan kandungan. Tanpa memikirkan apakah aborsi aman atau tidak.
“Akhirnya dia minum obat atau jamu apa pun sembarangan, apa pun informasi yang dia dapat dari temen-temen, dia telan bulat-bulan tanpa pikirkan lagi aman atau tidaknya,” ujar Igun.
Menurut Igun, kasus KDT di kalangan pelajar dinilai dilematis. Di satu sisi jika diberikan cuti sekolah kepada pelajar yang hamil ditakutkan menjadi kelonggaran bagi pelajar lainnya ketika mendapati kasus serupa. Di sisi lain menjadi masalah tersendiri kepada pelajar tersebut. “Kiranya perlu ada aturan ketat untuk permasalahan seperti ini,” pungkas Igun.
Sebelumnya pernah diberitakan dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), sekitar 160 ribu hingga 200 ribu remaja di Jabar lakukan aborsi.
Tak hanya itu berdasarkan survey dari lembaga yang sama, di 5 kota, yaitu Cirebon, Tasikmalaya, Palembang, Singkawang, dan Kupang. Dari 1.388 responden remaja, diketahui 16,35 persen diantaranya telah melakukan hubungan seksual.
Dari jumlah tersebut, 40,1 persen menggunakan kontrasepsi dan 23,79 persen menyatakan siap melakukan aborsi jika terjadi kehamilan. (detik.com)
itulah akibat tidak diterapkan sistem pendidikan Islam.bingung jadinya mencari jalan keluar.solusinya hanya satu.yaitu terapkan aturan Islam secara kaffah dlm bingkai Daulah Khilafah Islamiyah.Allahuakbar!!!
Astaghfirulloh. Lagi2 konspirasi syeithan telah berhasil memperdayakan anak Adam ke lembah kenistaan. Kudu ada revolusi sosial budaya berlandaskan aqidah Tauhid sbg solusi segala kekacauan di negeri ini. Wahai para generasi muda, para ortu kembalilah jalan pd Rabb-Mu yang telah menciptakanmu. Sadarilah sll akan hakekat hidup dan kehidupanmu yg hakiki di dunia fana ini.
Innalillahi…
Satu hal lagi buah demokrasi kapitalis yang menyedihkan…
sunggu akhl;ak negeri sudah hancur
penyelesaiannya bukan sekedar perbaikan akhlak semata
tapi penegakan kepemimpinan yang akan menjadipenjamin atas kualitas ummat islam nantinya
–
–
–
–
itulah bukti dari rusaknya tatanan sistem sekarang
satu satunya jalan adalah
KHILAFAH.
.
tidak ada yang lain
.
pertanyaannya maukah anda bergabung bersama kami?????
Na’uzdubillahi min dzalik, iya kemarin di SMKN 8 Surabaya dah hamil 7 bln, mau ikut UNAS, akhirnya ditolak. ini yg kebobolan barang kali. Berapa banyak yang karena kontrasepsinya lebih bagus sehingga tak terjadi kehamilan! ini akibat karena remaja melanggar masih dalam satu hal saja, yg berkaitan dengan tatacara pergaulan lawan jenis, apalagi negeri ini yang telah jelas-jelas menerapkan aturan dalam seluruh aspeknya mengabaikan syari’at. pasti yang terjadi adalah fasad. Fasad yg terbesar adalah tidak diterapkannya Syariat Islam dimka bumi ini.