Telah diriwayatkan dari Abi Hurairoh,dari Nabi SAW, beliau pernah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ” إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ” رواه مسلم
Sesungguhnya Imam itu adalah perisai. Umat akan diperangi dari belakangnya dan akan dijaga olehnya. Jika ia memerintahkan taqwa kepada Allah dan berbuat adil maka ia akan akan mendapatkan pahala (yang sangat besar). Namun jika memerintahkan selain itu maka ia akan mendapat dosa karenanya. HR.Muslim
Makna kata (جنة):
Dalam Syarah Sunan An-nasai karya As-sanadi dikatakan :yang dimaksud dengan kata (جنة)” adalah bagaikan tameng/perisai. Al-Qurthubi menjelaskan maksudnya adalah Imam itu harus dikuti pendapat dan pandangannya dalam berbagai urusan yang besar dan peristiwa-peristiwa yang membehayakan. Pendapatnya tidak boleh didahului dan rakyat tidak boleh menyendiri menangani suatu urusan tanpa imam.
Sementara itu dalam Sahih Muslim karya Imam Nawawi dikatakan: bahwa yang dimaksud dengan frasa (الْإِمَام جُنَّة) adalah Imam itu laksana pelindung,karena imam akan mencegah musuh dari menyakiti kaum muslim. Imam akan mencegah manusia supaya tidak saling membahayakan. Imam juga akan menjaga kemurnian Islam. Rakyat akan takut olehnya dan takut oleh siksanya
Makna Frasa (يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ /akan diperangi dibelakangnya):
Ada pendapat yang mengatakan maksudnya adalah rakyat akan diperangi di depannya.Jadi kata wara-a (belakang) semakna dengan kata amam (depan). Imam tidak boleh dibiarkan berperang sendirian,karena dikhawatirkan akan binasa. Dengan binasanya Imam maka berarti semua rakyat juga terancam binasa (karena sudah tidak memiliki perisai lagi).
AS-Sanadi berkata: Menurut pendapatku: pemaknaan seperti itu -disamping menyalahi makna leksikal dari kata wara-a- juga tidak cocok dengan penyerupaan Imam dengan perisai, Maka pendapat yang tepat adalah yang mengatakan bahwa maknanya adalah : perangan harus dilangsungkan sesuai dengan pandangan dan perintah Imam. Ia tidak boleh ditentang perintahnya dalam berperang. Dengan demikian rakyat seolah-olah berada di belakangnya pada saat berperang. Wallahu A’lam.
Imam Nawawi mengatakan: Makna diperangi dari belakangnya adalah : bersama dengan Imam Kaum muslimin akan memerangi kaum Kufar,para pemberontak,kelompok khwarij dan kelompok-kelompok pembuat kerusakan dan kezaliman. Ta yang ada dalam kata (يُتَّقَى) adalah berasal dari wawu, karena kata dasarnya di ambil dari kata (الْوِقَايَة).
Makna kata وَيُتَّقَى بِهِ) ):
Pendapat Imam itu harus dipegang-teguh. Atau Imam itu merupakan tempat bernaungnya siapa saja yang membutuhkan perlindungan.
Sedangkan dalam syarah Sunan An-Nasa’I karya As-Suyuthi dikatakan bahwa yang dimaksud dengan (وَيُتَّقَى بِهِ) adalah dengan adanya imam maka kejahatan musuh,para pembuat kerusakan dan kezaliman akan bisa halangi
Makna frasa ( فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّه وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا ) : Al-Qurthubi mengatakan: Imam akan mendapatkan pahala yang sangat besar jika memerintahkankan bertaqwa dan berbuat adil. Dalam hadits tersebut tidak disebutkan sifat dari pahala karena sudah pasti bisa diketahui. Menurutku penyebutan pahala dengan menggunakan Isim nakiroh memilki arti pengagungan (maksudnya pahala tersebut adalah pahala yang sangat besar).
Sungguh benar apa yang disampaikan baginda Rasul SAW. Khilafah adalah penutup dan penghalang musuh dari upaya mereka menyakiti kaum muslim. Hadits ini dibenarkan dengan fakta bahwa sejak lenyapnya Khilafah,maka kaum Durjana dan kaum kufar, mereka telah berbuat lancang terhadap umat Islam. Mereka melakukan pembunuhan di Palestina, Irak,Afghanistan,Somalia dan yang lainnya. Tidak ada yang bisa menolak perbutan mereka, tidak ada yang bisa menghadapi permusuhan mereka, dan tidak ada yang bisa mengembalikan wibawa umat kecuali Negara Khilafah. Sungguh saat ini dan sepanjang masa kita benar-benar sangat membutuhkan seorang khalifah yang kan melindungi kita dan akan memimpin kita berperang melawan musuh-musuh Islam. (Yasin)
Insya Allah, denganijin Allah SWT, tidak lama lagi kita akan mendapatkan imam sang pelindung tersebut. Allahu akbar!
kapan negara indonesia punya pemimpin yang betul betul menjadi tameng dari segala persoalan bangsa