Awas Liberalisasi Dibalik Film dan Sinetron Bernuansa Islami !!!
DPD II MHTI Malang Raya menggelar Sarasehan bertajuk “Mewaspadai Upaya Liberalisasi Dibalik Film dan Sinetron Bernuansa Islami”, Ahad (26/4). Hadir sebagai pembicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Hj. Nida Sa’adah, SE. dan Kasie Penamas dan Pekapontren DEPAG KOTA BATU, Ibu Anis Khoirun Nisak.
Ustadzah Nida menyampaikan definisi liberalisasi. “Liberalisasi adalah upaya untuk membuat seseorang menjadi bebas nilai. Dalam hal ini, upaya liberalisasi umat islam adalah upaya yang dilakukan agar umat islam bebas dari nilai-nilai Islam. Tujuannya menjauhkan Syariat Islam dari kaum muslimin”.
Meskipun, upaya ini sudah berlangsung lama, tapi saat ini cara-cara yang digunakan semakin beragam. Salah satunya lewat film dan sinetron.
Bagaimana bisa film dan sinetron itu meliberalkan kaum muslimin? “Dalam film-film tersebut ditampilkan hukum-hukum islam dengan wajah yang buruk. Misalnya mengenai poligami yang ditampilkan penuh kekerasan dan sebagainya. Ini ditujukan agar umat menjauhi poligami dan hukum-hukum Islam lainnya. Mereka memilih isu ini, untuk menimbulkan sensitifitas dikalangan muslimah. Bahkan kita tidak pernah menemui, potret poligami yang sakinah, dan menentramkan. Ini karena memang tujuannya untuk mencitrakan poligami itu buruk,” jelas Ustazah Nida.
Beliau juga menyampaikan adanya konspirasi musuh-musuh Islam dibalik film dan sinetron yang bernuansa Islam tapi memojokkan Islam. “Kita bisa menelusuri adanya konspirasi asing, diantaranya dengan menelusuri dana untuk pembuatan film-film ini yang berasal dari asing”.
Sayangnya, upaya liberalisasi melalui film ini dilakukan oleh umat Islam sendiri. “Ada upaya agar umat Islam mencoret sendiri hukum-hukum Islam, termasuk dalam hal ini hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga. Salah satu yang sedang diperjuangkan oleh orang-orang gender adalah revisi hukum perkawinan yang hendak menghapuskan poligami dan nikah siri juga pembatasan usia pernikahan.” Secara tersirat ini ditujukan untuk menekan populasi umat Islam dan mengarah pada free sex.
Poligami merupakan suatu solusi bagi manusia. Poligami merupakan jalan yang halal untuk memelihara keberlangsungan kaum muslimin, sehingga jumlahnya semakin banyak. Demikian pula dengan pembatasan usia pernikahan, menyebabkan rentang waktu produktif menjadi berkurang. “Dengan penghapusan nikah siri, disatu sisi prosedur pernikahan dibuat rumit, menyebabkan terdorongnya sebagian orang untuk memilih free sex. Ini harus kita waspadai”.
Sedangkan Bu Anis menjelaskan mengenai peran media dalam liberalisasi ini. Beliau menjelaskan adanya kepentingan musuh-musuh islam dan para kapitalis yang ada dibalik media, “Media sekarang dikuasai orang-orang kapitalis, yang juga punya kepentingan untuk menyudutkan Islam”.
Beliau menyerukan agar media-media yang ada tidak mau dijadikan alat bagi musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam.
Ustadzah Nida’ juga menjelaskan mengenai Khilafah Islam yang dijamin handal dalam mencegah liberalisasi lewat media, “Kebebasan pers akan tetap dalam koridor Syariat. Sehingga provokasi Barat terhadap Islam akan terbendung dengan adanya Khilafah. Media dalam sistem Khilafah ditujukan dalam rangka menampilkan Islam sebagai cahaya kebenaran”.
Suasana diskusi sarasehan kali ini berlangsung hangat. Acara ini dihadiri sekitar 300-an ibu-ibu dari berbagai majelis taklim, ormas, delegasi PKK.
Poligami dilarang sex bebas dilegalkan bagaimanapun hukum buatan manusia penuh dengan kekurangan dan tidak masuk akal.MASIHKAH KITA PERJUANGKAN?
Selamat, semoga acaranya mendapat keberkahan Alloh SWT. Benar, Kita semakin prihatin dan muak dengan sinetron dan film semacam itu. Bungkusnya membawa-bawa nama Islam, tetapi isinya menghina dan mencitraburukkan Islam dan kaum muslimin. Pemerintah kok tidak mengambil tindakan yang konkrit untuk menghentikannya ya…Kepada pihak-pihak yang membuat atau menjadi pendukung sinetron/film semacam itu : “Silakan saja kalian berjuang mengikis budaya yang kuno dan kolot, akan tetapi apabila kemudian budaya kolot tersebut diidentikkan dengan syariah Islam, itu kesalahan yang besar. Ingatlah, apabila kalian membuat makar thd aturan2 Alloh, Sang Pencipta jagad raya ini makarnya lebih dahsyat”.
para ibu2 sekarang harus cerdas dalam memilih sinetron yang saat ini buuaaannyaaak banget yang nuansa islami tapi itu hanya untuk kulit aja. padahal ceritanya justru jelek. ibarat buah apel yang merah ranum tapi begitu dikupas banyak ulatnya.
Barat akan selalu berusaha dengan segala cara untuk memasarkan ide-idenya, termasuk media film dan sinetron. Kita harus mewaspadai setiap usaha barat dan membongkar setiap makar mereka. Terus berjuang. Allahu Akbar
film-film dan sinetron di indonesia saat ini hanya mempunyai dua karakter tidak berkwalitas dan menghancurkan umat lindungilah keluarga dan anak-anak kita dari pengaruh buruknya. saya sangat salut dengan acara ini semangat!jangan pernah lelah menyadarkan umat!
sekarang maraknya perfilman indonesia y bernuansa islami,tp tanpa kita sadari dibalik semua itu ada konspirasi barat y ingin berusaha merusak nilai2 islam y sesungguh nya.jd saatnya kita bangkit untuk menyadarkan umat y sedang dibutakan oleh sinetron2 islami y sebenarnya orang yang membuat film itu sendiri tidak mengerti apa2 tentang islam.
Semoga apapun konspirasi barat akan berujung pada kesengsaraan bagi mereka sendiri tidak didunia siap2 dineraka naudzubillah!
Hanya Allahlah sepandai-pandai pembuat makar. Syariah & Khilafah semakin dekat…. Allahu akbar!