Being Full Time Moslem

Daerah puncak bogor saat weekend tak hanya menjadi tempat pelepas lelah penatnya perkotaan. Di sebuah villa Gunung dekat pasar Cisarua, terlihat banyak kendaraan roda dua dan roda empat bejejer memenuhi pelataran parkir. Itulah tempat dauroh rekrutmen yang digelar oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPC Tanah Baru dan Bogor timur. Rumah besar berlantai 2 yang dilengkapi dengan kolam renang dan lapangan bola itu diramaikan lebih dari 100 orang yang terdiri dari panitia dan peserta dauroh yang berdatangan menjelang Magrib pada hari Sabtu, 02 Mei 2009.

Selepas Maghrib, seluruh peserta daurah memadati lantai 2 untuk mengikuti materi pertama yang dibawakan oleh motivator Gus Uwik. Pembahasan tentang Surga, Neraka, Pahala, atau Dosa yang terkadang bikin paranoid mampu disampaikan dengan lugas dan jelas oleh Gus Uwik dalam suasana yang cukup rileks. Sehingga peserta pun tetap mengikuti materi hingga usai walaupun terpotong oleh acara shalat Isya berjamaah dan makan malam. Tak terlihat wajah-wajah kantuk peserta saat menyimak materi hingga menjelang tengah malam. Yang ada, semangat untuk memperbaiki diri menjadi muslim yang taat dan ideologis semakin terbakar pasca ‘menikmati’ materi pertama.

Tepat pukul tiga dini hari, panitia membangunkan semua peserta yang tengah dibuai mimpi untuk melaksanakan shalat tahajjud. Lalu dilanjutkan dengan materi muhasabah yang dipimpin oleh Ust. Mulyadi hingga terdengar suara Adzan Shubuh. Setelah shalat Shubuh berjama’ah, 60 peserta yang terdiri dari pelajar mahasiswa, SMA, dan SMP dibentuk 6 kelompok dalam kegiatan diskusi yang dipandu oleh kang Hafidz dari buletin remaja Bukamata. Peserta dipancing untuk berargumen dan presentasi di hadapan teman-temannya tentang permasalahan terbesar yang dihadapi umat Islam.

Materi kedua yang dibawakan oleh motivator Ust. Karebet dimulai pukul 9 setelah peserta sarapan, berolahraga, dan mandi pagi. Gaya bahasa yang renyah dan komunikatif pemateri mampu menghanyutkan peserta dalam suasana yang menggembirakan. Sehingga peserta pun bisa menikmati slide demi slide presentasi Ust.Karebet yang mengajak semua yang hadir untuk ‘Be The Best, not ‘Be asa’. Beliau mengingatkan agar kita tidak terjebak dalam kondisi hidup yang nyaman (trapped in comfort zone). Karena bisa membuat terlena dan melupakan kewajiban kita untuk berubah ke arah yang lebih baik dengan mengenal Islam lebih dalam dan berdakwah menyampaikan kebenaran Islam. Di akhir materi, semua peserta berikrar untuk menjadi ‘Full Time Moslem’ pasca daurah demi memperkuat barisan perjuangan islam.

Acara penutupan digelar ba’da shalat dzuhur bersama. Dalam kesempatan itu, tiga orang peserta dari mahasiswa, SMA, dan SMP mewakili teman-temannya memberikan kesan dan pesan. Mereka puas dan gembira bisa ikut dauroh dan siap ambil bagian dalam dakwah Islam. Lalu semua panitia dan peserta bersalam-salaman guna sebagai bentuk permintaan maaf satu sama lain. Satu persatu, peserta dauroh dan panitia meninggalkan lokasi. Dua hari yang melelahkan,tak pernah menyulutkan semangat para panitia untuk kembali menggelar daurah suatu saat nanti. Karena kaderisasi tak pernah mati![341]

kang hafidz sedang memandu diskusi

Pemateri I : Gus Uwik

Pemateri I : Gus Uwik

Ust. Karebet selaku pemateri II memberikan materi

Ust. Karebet selaku pemateri II memberikan materi

Para peserta sedang berdiskusi

Para peserta sedang berdiskusi

Peserta melakukan presentasi

Peserta melakukan presentasi

Salah seorang peserta memberikan kesan pesannya terhadap acara

Salah seorang peserta memberikan kesan pesannya terhadap acara

One comment

  1. atiqah, kendari.

    subhanallah… acaranya keren banget. semoga para generasi muda islam tercerahkan dengan ide2 islam serta mau berjuang bersama-sama dalam mengembalikan ideologi islam di muka bumi ini, amin..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*