Kaum Muslim Perancis Berdemonstrasi Menentang Yahudisasi Yerusalem

Puluhan kaum Muslim Perancis pada hari Sabtu (2/5) berdemontrasi di ibu kota Paris guna memprotes kebijakan Israel yang bertujuan untuk Yahudisasi Yerusalem.

Para demonstran menuntut penguasa Perancis memberikan tekanan pada pendudukan Israel untuk memaksanya meninggalkan aktivitas penggalian terowongan di bawah tempat-tempat suci, menghentikannya dari penghancuran rumah-rumah warga Palestina, dan mengusirnya dari Kota Suci al-Quds (Yerusalem).

Mereka memprotes sikap resmi pemerintah Perancis yang membisu melihat apa yang terjadi di al-Quds (Yerusalem). Mereka menyatakan bahwa nilai budaya kota al-Quds (Yerusalem) jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai patung Budha di Afganistan, dimana dulu pada tahun 2001 Barat berusaha keras mencegah Taliban dari menghancurkannya.

Para demonstran berkumpul di halaman Denver Roshroo, selatan kota Paris. Mereka memegang bendera Palestina dan foto-foto dari Kubah Batu yang sedang diawasi. Mereka meneriakkan yel-yel berupa kecaman kepada Israel dan dukungan terhadap kelompok perlawanan Palestina.

Seorang aktifis perempuan Muslim, Nelly Obuchih mengecam “tidak adanya reaksi yang tegas” di Perancis dan dunia Islam terhadap apa yang disebutnya dengan akselerasi Yahudisasi untuk al-Quds (Yerusalem).

Obuchih—yang telah memeluk Islam sejak seperempat abad—menilai sikap diam atas pengosongan al-Quds (Yerusalem) dan pembongkaran dasar-dasar masjid al-Aqsa “sebagai aib yang sangat memalukan”. Bahkan ia mengingatkan bahwa pelaksanaan rencana-rencana Israel di Kota Suci ini akan mengakibatkan “dampak serius yang membahayakan bagi semua tanpa ada pengecualiannya”.

Dalam orasi yang disampaikannya di hadapan para demonstran, aktifis perempuan Prancis ini mengecam keras keputusan pemerintah Prancis yang menerima Menteri Luar Negeri Israel yang ekstrem, Avigdor Lieberman yang tiba di Paris pada hari Selasa dalam rangkaian kunjungannya di Eropa.

Obuchih menambahkan bahwa “berjabatan tangan dengan rasis sayap kanan ini saja sudah cukup dianggap sebagai sebuah bentuk pengingkaran terhadap semua nilai yang diagungkan oleh Perancis dan penegak demokrasi Barat lainnya”.

Abdul Hakim Elsafriyue Ketua Organisasi Persatuan Syaikh Yassin Perancis mengajak kepada para peserta demonstran dengan mengatakan bahwa tujuan mereka berkumpul adalah “menyadarkan kaum Muslim khususnya, dan masyarakat Perancis pada umumnya tentang risiko yang akan ditimbulkannya dari kejahatan menghancurkan masjid al-Aqsa, ancaman sebab melakukan pengrusakan terhadap rumah-rumah warga Palestina di al-Quds (Yerusalem) Timur, serta mengusirnya dari kota mereka yang bertujuan untuk Yahudisasi kota itu sepenuhnya”.

Elsafriyue menambahkan bahwa tugas pemerintah Perancis adalah membekukan kerjasama militer antara Israel dan Perancis, sebagaimana hal itu diserukan oleh para anggota Parlemen Daerah (DPD) untuk menentang setiap pengembangan kemitraan apapun antara Tel Aviv dan Uni Eropa selama berada di bawah bayang-bayang berbagai kejahatan yang baru-baru ini dilancarkan Israel di Jalur Gaza, dan yang sekarang sedang komitmen di Yerusalem, serta di beberapa wilayah Palestina yang lainnya”.

Ketua Organisasi Persatuan Syaikh Yassin ini mengecam keras “kemunafikan negara-negara Barat dan standar ganda yang dipakainya”. Dia menjelaskan bahwa negara-negara itu “tidak melakukan seperti yang pernah dulu mereka lakukan pada tahun 2001 ketika mereka mencegah gerakan Taliban dari menghancurkan patung Budha di wilayah Bamiyan.

Dia mengatakan bahwa negara-negara tersebut saat ini membisu menyaksikan rencana-rencana para petinggi Israel yang bertujuan merobohkan kiblat pertama umat Islam, dan juga merupakan salah satu monumen keagamaan utama bagi semua manusia”.

Elsafriue menekankan bahwa jika memang negara-negara Barat benar-benar serius dalam pembelaannya terhadap monumen di dunia, maka seharusnya negara-negara Barat mengakui bahwa “nilai budaya al-Quds (Yerusalem) jauh lebih besar dari nilai patung Budha di Bamiyan”.

Aktivis berkebangsaan Perancis ini mengungkapkan niat organisasinya untuk menyampaikan surat terkait hal ini kepada Ketua Parlemen (DPR) Perancis dan Ketua Parlemen Daerah (DPD) sambil menjelaskan bahwa “tekanan kepada Israel itu dibutuhkan untuk memaksanya agar menghentikan kegiatan Yahudisasi terhadap Yerusalem, seperti yang ditekankan dalam tuntutan kami”.

Namun kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang suka melakukan kerusakan. Mereka itu buta, tuli, dan bisu jika berhadapan dengan hak-hak bangsa lain. Jadi, sekeras apapun kecaman yang kita sampaikan tidak akan pernah menyadarkannya dari keangkuhan dan kesombongannya. Dan hanya dengan kekuatan besarlah mereka itu dapat disadarkan. Kekuatan besar itu tidak lain adalah Daulah Khilafah Islamiyah. Sebab selama kurang lebih empat belas abad Daulah Khifaha Islamiyah ini terbukti mampu menjinakkan bangsa Israel yang biadab itu!!! (mb/akhbaralaalam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*