Jakarta-Hasil penghitungan sementara perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat menunjukkan akan banyak wajah baru menduduki DPR. Para anggota DPR yang selama ini dikenal baik dan berkualitas dalam bidang legislasi banyak yang tak terpilih.
Sebaliknya, calon anggota terpilih berlatar belakang pekerja di dunia hiburan bermunculan.
Penghitungan dari hasil rekapitulasi perolehan suara nasional yang diolah Kompas dan Centre for Electoral Reform hingga Kamis (7/5) di Jakarta menunjukkan sudah 544 kursi dibagikan. Jumlah itu hanya menyisakan pembagian kursi untuk Nusa Tenggara Timur (13 kursi) dan Maluku Utara (3 kursi).
Dari jumlah itu, Partai Demokrat diperkirakan memperoleh 145 kursi, Partai Golkar 101 kursi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 92 kursi, Partai Keadilan Sejahtera 58 kursi, dan Partai Amanat Nasional 45 kursi. Adapun Partai Persatuan Pembangunan diprediksi mendapat 37 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa 28 kursi, Partai Gerindra 23 kursi, dan Partai Hanura 15 kursi.
Dari pembagian perolehan kursi berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2008 dan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009 diketahui banyak politikus di DPR gagal masuk kembali ke DPR. Mereka antara lain Ketua DPR Agung Laksono yang maju dari Golkar untuk daerah pemilihan DKI Jakarta. Mantan Ketua Pansus RUU Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Ferry Mursyidan Baldan (Golkar, Jawa Barat II) dan mantan Ketua Pansus RUU Penyelenggara Pemilu Saifullah Maksum (PKB, Jatim V) juga tidak mendapat kursi.
Anggota DPR lain yang gagal adalah Andi Yuliani Paris dari Komisi II DPR (PAN, Sulsel II), Lena Maryana Mukti anggota Komisi II DPR (PPP, DKI Jakarta II), dan Abdullah Azwar Anas dari Komisi V DPR (PKB, Jatim VII).
Penuh artis
Sebaliknya, para pekerja hiburan, mulai dari pembawa acara, penyanyi, model, hingga pemain sinetron dan film yang diprediksi masuk ke DPR adalah Jamal Mirdad (Partai Gerindra, Dapil Jateng I), Angelina Sondakh (Demokrat, Jateng VI), Tantowi Yahya (Golkar, Sumsel II), Miing Bagito alias TB Dedi Suwendi Gumelar (PDI-P, Banten I), dan Rachel Mariam Sayidina (Gerindra, Jabar II).
Ada pula Rieke Diah Pitaloka (PDI-P, Jabar II), Tere alias Theresia EE Pardede (Demokrat, Jabar II), Ingrid Maria Palupi Kansil (Demokrat, Jabar IV), Nurul Arifin (Golkar, Jabar VII), Tetty Kadi Bawono (Golkar, Jabar VIII), Komar alias Nurul Qomar (Demokrat, Jabar VIII), Primus Yustisio (PAN, Jabar IX), M Guruh Irianto Sukarno Putra (PDI-P, Jatim I), CP Samiadji ”Adji” Massaid (Demokrat, Jatim II), Venna Melinda (Demokrat, Jatim VI), dan Eko ”Patrio” Hendro Purnomo (PAN, Jatim VIII).
Direktur Eksekutif Cetro Hadar Gumay mengatakan, kegagalan anggota DPR yang cukup berkualitas dan banyaknya calon terpilih dari dunia hiburan menunjukkan kekeliruan partai dalam melakukan perekrutan calon anggota legislatif. ”Sejumlah caleg dipilih partai hanya sebagai pengumpul suara, tetapi abai dengan kualitasnya,” katanya.
Koordinator Divisi Advokasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Tommi A Legowo mengatakan, berkurangnya politisi berkualitas dan banyaknya calon terpilih artis pada DPR nanti tidak akan mengubah apa pun dari kinerja dan performa DPR selama ini. Kinerja DPR selama ini sangat ditentukan oleh partai politik, bukan oleh anggota partai di DPR. ”Kualitas DPR tidak ada relevansinya dengan kualitas anggota DPR-nya. Mau profesor, artis, atau politisi, mereka tetap utusan partai yang harus tunduk pada kebijakan partai,” katanya.
Sementara itu, meskipun hingga Rabu lalu masih terdapat tiga provinsi yang sama sekali belum dihitung, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary menjamin hasil pemilu dan perolehan kursi partai politik dapat diumumkan pada Sabtu (9/5). Pengumuman akan dilakukan Sabtu sekitar pukul 19.30. (Kompas, 08/05/2009)
namanya juga republik dagelan
pemimpinnya cuman orang2 yg pandai berpura-pura
Biarlah mereka saling bersaing,bmusuhan,saling jegal.yang penting umat islam mari bersatu menerapkan syariat islam scr kaffah dlm naungan daulah khilafah.
Inilah democrazy … for idiots only!
…
…
…
Yang dihitung adalah per kepala, bukan isi kepala!
Anda tak perlu suara seorang profesor pakar ahli. Anda hanya perlu 100 suara (maaf) buruh bangunan lulusan SD yang mendukung Anda!
DPR mau Main Sinetron nih.. Critanya..
artis mo jadi politisi, yh boleh lah secara politik ituh kan, sama halnya dengan bermain peran, tapi please dx… yg pas untuk wakili kita2, harus yg smart, dn bisa ngasih kontribusi dong… jgn krn mereka adalah entertainment yg dikenal sejagad raya, jd so politikus
Parlemen semakin pragmatis. Setidaknya ada dua alasan pragmatisme. Pertama, karena keadaan yang memaksa. Kedua, karena sudah “menikmati” cara berfikir pragmatis. Yang paling berbahaya adalah ketika pragmatisme menjadi kebiasaan, kemudian dijadikan cara hidup. Mengapa? Pola fikir pragmatis dangkal dan sempit. Akibatnya, solusi yang ditawarkan sangat terbatas.
Manusia hidup dengan semua problematikanya. Semuanya menuntut solusi yang memuaskan akal dan memberikan ketentraman. Pola fikir pragmatis memang berhasil memberikan ketentraman sesaat, namun tidak dapat menyelesaikan akar permasalahan manusia, hidup dan kehidupannya.
Para artis hanya bermodal popularitas, minim kualitas. Keberadaan mereka, maaf, hanya menjadi penambah derita rakyat yang kehidupannya nyaris habis dirampok.
Mo Politis atau artis bahkan iblis sekalipun yg mimpin negara ini (GA Ngaruh), yang jelas selama sistemnya bukan dasar atas syariah maka dipastikan akan selalu mengalami KRISIS.
Innalillahir Wainna Ilaihi roji’un….
tambah kacau ntar undang2 nya nih Indonesia… ntar nanti undang2nya, undang2 liberal semua….. undang2 APP mungkin akan di cabut coba lihat para pendukung porno Rieke, Nurul Arifin, dll… udah pada bercokol semua…
sebentar lagi Indonesia akan bubar…. dibagi2 ke IMF, ADB, Word Bank, dll…. kita nanti kemana ya… para rakyat ini….
Ya Allah selamatkan kami dari para musuh2 ya Allah….
Inilah buah demokrasi, omong-kosong tentang kesejahteraan kalaupun ada sejahtera hanya untuk para elit dan pengusaha, sementara rakyat tetap miskin dan tertinggal.
Segera buang sampah demokrasi kapitalis ini. Perjuangkan Syariah & Khilafah sebagai penjaganya. Allahu Akbar
Pemilu hanya kontes Idol, menghambur-hamburkan duit. Duit siapa? Duit ummat.
Banyak diantara Artis Artis tersebut yang tidak tau apa Peran dan Fungsi DPR, ini Saya saksikan pada acara Debat di beberapa stasiun televisi.
Sangat jelas ! banyak diantara mereka yang sama sekali tidak tau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka duduk menjadi anggota Dewan di DPR.
padahal peran dan fungsi DPR itu hanya 3, yaitu, menyusun anggaran,legislasi dan pengawasan, ini mereka tidak tau !
Saya menyaksikannya beberapa kali pada acara debat di televisi
Sangat disayangkan, Kelak Parlemen Kita ( DPR ) diisi oleh orang orang yang TIDAK BERKUALITAS.
bagus semakin dekat saja kehancuran negara sekuler ini ! dan diganti dengan negara syariah !
mungkin ini krn salah kita juga mengapa kita belum maksimal mengajak ummat untuk memilih caleg yang bernar-benar mau menegakkan SYARIAT ISLAM.
semoga ke depan indonesia dipimpin orang-2 yg mau memperjuangkan agama Allah.
Kalopun dari kalangan artis tapi pinter n tau makna wakil rakyat c gpp, tapi ngeliat sederet nama yg mnurut gw dah agak basi d dunia hiburan (n rata2 bego) n then jd legislatif cuman buat cari duit y qta cuman bisa doa. Sinetron mulai dulu emang bikin bego!!!!!!!!!
itulah indonesia……….
beginilah kalau tontonan jadi tuntunan …
yang dipilih ..ya..yang sering ditonton..