Pengamat Politik dari Pusat Studi Demokrasi dan Keadilan (Pusdek) Nur Imam Subono berpendapat belum ada program kerja ekonomi yanh jelas dari tiga pasangan calon presiden yang akan bertarung dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang.
“Saya belum melihat ‘Blue Print’ perencanaan ekonomi secara jelas dari para calon presiden kita,” kata Nur Imam Subono dalam Talk Show bertajuk “Evaluasi Penampilan Perdana tiga Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden periode 2009/2014, di Jakarta, Senin (25/5).
Fakta yang terjadi saat ini, menurutnya adalah para calon Presiden dan Wakil Presiden justru sedang berlomba untuk mencari terdakwa yang bernama neoliberalisme.
Menurut dia, ketiga pasangan Capres memiliki kesamaan dalam platform pembangunan ekonomi yang mengedepankan ekonomi kerakyatan, tetapi yang menarik adalah penggunaan termonologi tersebut meski dengan kemasan berbeda pada masing-masing pasangan.
Megawati-Prabowo misalnya menggunakan terminologi membangun ekonomi kerakyatan dan Jusuf Kalla-WIranto menggunakan istilah pembangunan ekonomi rakyat.
Ini bukan berarti karena mereka tidak mengerti ekonomi kerakyatan, tetapi karena latar belakang masing-masing calon yang berbeda dan kemudian memaknainya secara berbeda pula.
Hal ini bisa dilihat dalam acara deklarasi ketiga pasangan calon dimana pasangan SBY-Budiono berpenampilan jauh dari kesan sederhana, berbeda dengan kedua pasangan lain yang berusaha mendekatkan diri dengan wong cilik.
Jusuf Kalla-Wiranto (JK-WIN) yang berjalan kaki diiringi dengan musik asli betawi ingin menunjukkan mereka kental oleh pluralisme budaya Indonesia, sementara Megawati-Prabowo (Mega-Pro) mendeklarasikan pasangan mereka di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang yang menjadi simbol kemiskinan.
Kondisi ini, katanya menjadi menarik jika kemudian dikaitkan dengan konsistensi penggunaan ekonomi kerakyatan sebagai platform membangunan ekonomi pada lima tahun ke depan.
Betapapun kata dia, platform pembangunan ekonomi selama ini sangat sarat dengan peran pasar dengan intervensi negara yang minimal seperti yang dilakukan negara-negara beraliran ekonomi liberalisme.
“Sementara upaya mengedepankan rakyat ataupun kerakyatan relatif terabaikan sehingga potensi-potensi ekonomi rakyat banyak yang seakan terlupakan,” katanya. (ANTARA News)
Visinya menjual kekayaan negara dengan cara yang lebih smart
Sepertinya begitu, apalagi ada Rizal Malarangeng jadi tim sukses SBY berbudi, mungkin di Capres lain pun ada.
Track record orang di belakang mereka juga mungkin perlu dicermati.
Tentunya bukan untuk cari kursi dari mereka.
Tapi, untuk strategi dakwah umat ke depan, agar lebih efektif.
Dakwah untuk Islam, lillahi ta’ala.
Salam buat MHTI ya… Sampai jumpa lagi di forum lagi.
Menjual kekayaan negara?!
Tidak hanya itu, kekuasaan yang jadi tujuan kelompok, kekayaan yang jadi kejaran keluarganya, kedudukan,
dan sedikit bagi-bagi ke rakyat, itupun sebagian katagorinya jadi sogokan dan atau pamer.
Siapapun lokomotifnya, Siapapun gerbong2nya, Relnya tetap berkiblat ke Amerika. Bukan kepada konstitusi, apalagi kepada Syariah, jauh..
dan semakin jauh.
……. Nauzubillah
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan kesadaran kepada mereka. Amin..
Menjual kekayaan negara?!
Tidak hanya itu, kekuasaan yang jadi tujuan kelompok, kekayaan yang jadi kejaran keluarganya, kedudukan,
dan sedikit bagi-bagi ke rakyat, itupun sebagian katagorinya jadi sogokan dan atau pamer.
Siapapun lokomotifnya, Siapapun gerbong2nya, Relnya tetap berkiblat ke Amerika. Bukan kepada konstitusi, apalagi kepada Syariah, jauh..
dan semakin jauh.
……. Nauzubillah
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan kesadaran kepada mereka. Amin..
Mereka semua adalah sama saja,tidak akan membela rakyat,pro kapitalisme
Mereka pro rakyat mas,
hanya saja rakyat mereka para pengusaha, para jenderal,g para investor dll.
jadi wajar kalo pengelolaan kekayaan bangsa ini mereka bagi bersama diantara mereka saja.
Indonesia ini mereka kavling2.
Ini kan persaingan antar mafia aja. wataknya mafia Berkeley semua.
bangsa ini hanya dianggap pengemis, atau kuli saja sama mereka.
Kita belum merdeka kalau masih berharap pada para pengkhianat bangsa, pengabdi kepentingan investor dan pengusaha.
Budakkah? Hatau bangsa berdaulat/
Hapuskan perbudakan di Nusantara!!!
Mungkin kaum muslimin sudah memahami ini, pada forum ini kaimi mencoba mengingat kembali beberapa hadits ini perlu diperhatikan, umumnya buat kaum muslimin, khususnya buat para capres dan jurkamnya.
Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, kalian banyak mengadukan perkara kepadaku, sedangkan aku juga manusia. Bisa jadi, sebagian dari kalian lebih pandai beralasan dibanding yang lain. Maka barang siapa yang aku menangkan perkaranya dengan menzalimi saudaranya karena dia pintar bicara, sungguh yang aku berikan adalah potongan api neraka. Oleh sebab itu janganlah dia mengambilnya.” (Muttafaq Alaih). Sabda Rasulullah SAW diatas berkaitan dengan banyaknya orang bersilat lidah, baik dalam menuduh maupun membantah.
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)
Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)
Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras penantangnya lagi lihai bersilat lidah’.” (HR Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi, Umar bin khattab berkata dalam khutbahnya, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya, perkara yang sangat aku takutkan atas ummat ini adalah orang munafik yang lihai bersilat lidah’.” (Shahih, HR Ahmad, Abu Ya’la, Abdu bin Humaid, al-Firyabi, al-Baihaqi)
Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)
Ya iyalah, pasti gak jelas.
Kalo jelas ketauan donk neolib-nya.
Sejak empat tahun ini di dalam birokrasi Indonesia,
Ada orang2 tertentu yang ditunjuk untuk melakukan “pencitraan”.
Tujuannya untuk mengelabui rakyat. instansi yang buruk agar keliatan baik di masyarakat.
So, mengapa berharap pada yang gak jelas?!
Kembalilah ke yang jelas sejelas-jelasnya, yaitu Islam.
Islam itu jelas.
Gak percaya? Kita buktikan sebentar lagi, ya…
ya ampun… yg bener yg mana si visi dan misi yg jelas’y…???