Kantor Penerangan Hizbut Tahrir
Wilayah Syria
بسم الله الرحمن الرحيم
Masalahnya Tidak Begitu Wahai Presiden!
Presiden Syria Basyar al-Asad hari ini, 23 Mei 2009, menyampaikan pidato di hadapan para menteri luar negeri negara-negara yang eksis di negeri-negeri kaum Muslim dalam konferensi ke-36 yang diselenggarakan di Damaskus. Pidato itu panjang lebar, sesuai kebiasaan penguasa Arab. Pidato itu kedangkala menampakkan kata-kata yang dipermanis tentang Islam dan kaum Muslim… pembelaan terhadap akidah Islam …; Bahwa Islam adalah agama toleransi, bukan agama terroris…; Bahwa perlawanan merupakan jalan untuk mengembalikan hak-hak selama jalan damai telah gagal …; Dan bahwa Israel adalah halangan di hadapan perdamaian … Dan bahwa Syria tidak berubah sikapnya berupa perdamaian sebagai tujuan strategis … sikap menentang yahudisasi al-Quds … penghilangan blokade dari Gaza … kuatnya keinginan … kemudian menyeru keterbukaan bukan isolasi … kerjasama ekonomi di antara kaum Muslim … dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa pidato itu melelahkan baginya sampai pada taraf bahwa presiden jika terselip lidah dalam nahwu dan sharaf sehingga menasabkan yang marfu’ dan merafa’kan yang nasab, ia ulangi dan langsung ia koreksi!
Siapa yang memperhatikan pidato tersebut, ia akan melihat kata-kata yang diulang-ulang; kata-kata lama yang diperbarui, dan tidak memberikan apa-apa. Masyarakat umum atau pun ahli tidak akan terpedaya. Karenanya, pidato itu tidak layak mendapat catatan atau komentar kecuali dalam dua point saja yang ada di dalam pidato tersebut. Keduanya dibungkus dengan banyak penyesatan. Sesuatu yang menciptakan demi tipuan pada diri masyarakat. Dua point itu adalah: Apa yang disebutkan oleh Presiden tentang pembelaannya terhadap Islam dan akidah Islamiyah; dan apa yang dinyatakannya di dalam pidato bahwa perlawanan merupakan jalan mengembalikan hak untuk membebaskan tanah selama jalan damai telah gagal. Di dalam keduanya terdapat penyesatan yang gamblang, bahkan sedikit rasa malu!
Yang pertama, bagaimana Presiden membela Islam dan akidah Islamiyah, sementara penjaranya dipenuhi orang-orang takwa dan tak bersalah di antara kaum Muslim, dari masyarakat awam maupun dari Hizbut Tahrir khususnya. Yaitu orang-orang yang tidak dipenjara kecuali sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:
]وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ[
Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (QS al-Burûj [85]: 8)
Kemudian bagaimana Presiden membela Islam dan akidah Islamiyah, padahal lebih dari empat puluh orang aktivis Hizbut Tahrir ada di penjaranya, dan banyak orang yang berasal dari luar Hizb, mereka dipersempit kehidupannya, mereka disiksa dan disakiti. Sementara Allah SWT berfirman:
]وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا[
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS al-Ahzâb [33]: 58)
Bukankah apa yang dikatakan oleh Presiden seputar Islam dan kaum Muslim tidak lain merupakan kedustaan yang akan dikalungkan ke lehernya di dunia dan di akhirat?
Sedangkan point yang kedua, maka Presiden mengakui dan menegaskan bahwa jalan damai telah gagal sejak Madrid hingga hari ini; dan bahwa hal itu membahayakan perdamaian. Sesuai pidatonya itu, perlawanan adalah solusi untuk membebaskan tanah dan mengembalikan hak-hak. Akan tetapi Presiden memahami dan sangat memahami bahwa front yang paling tenang dengan institusi Yahudi adalah front Golan, tanah Syria yang dicaplok, lalu di mana perlawanan itu wahai Presiden?
Lalu bukankah apa yang dikatakan oleh Presiden tentang perlawanan untuk mengembalikan tanah yang dianeksasi adalah kedustaan yang jelas, penyesatan dan tipu daya, yang tidak akan dikatakan oleh orang yang masih memiliki rasa malu meski sedikit saja?!
Masalahnya tidak begitu wahai Presiden. Masyarakat lebih paham dari yang Anda kira. Sebagaimana Islam memiliki para aktivis yang berjuang terus menerus siang malam untuk mengembalikan Khilafah ke Syam ibu kotanya sehingga membersihkan segala keburukan ruwaibidhah dari dinding-dindingnya. Dan pada hari itu orang-orang zalim akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
28 Jumadil Ula 1430 H
23 Mei 2009