FORUM KAJIAN TOKOH MUSLIMAH : “Mengkritisi Trend Sekolah Berstandar Internasional”

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesa (MHTI) Daerah Makassar menggelar Forum Kajian Tokoh Muslimah (Forkita) dengan tema “Mengkritisi Trend Sekolah Berstandar Internasional” Sabtu (16/05/09) di Balai Pertemuan DEPAG Makassar.

Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu dari berbagai majelis taklim,ormas, akademisi maupun individu. Menghadirkan pembicara DR.Hj. Sutinah Made,M.Si (Dosen Unhas) dan Ir. Ratu Erma Rachmayani (DPP Muslimah HTI)) dan moderator Andi Nilawati,SKM

DR.Hj.Sutinah Made,M.Si menjelaskan bahwa sekolah berstandar internasional adalah bukti paradigma negara yang menjadikan pendidikan mengarah pada private good, sehingga pendidikan menjadi komoditi yang bisa diperjualbelikan. Beliau juga menjelaskan bahwa pemerintah yang benar seharusnya menjadi pengurus umat dengan mengadakan pendidikan murah/gratis, berkualitas dan untuk semua masyarakat, sekolah berstandar internasional yang ada saat ini mahal dengan kualitas yang masih menjadi polemik serta hanya untuk kalangan tertentu.

Sementara itu menurut Ir.Ratu Erma Rachmayani, pendidikan murah/gratis, berkualitas dan terjangkau akan dapat terwujud apabila  paradigma kapitalistik diganti dengan paradigma Islam. Satu-satunya sistem pendidikan yang di ridhoi Allah adalah sistem pendidikan Islam dan sistem pendidikan yang ideal insya Allah akan menjadi kenyataan jika syariah Islam diterapkan secara sempurna dalam bingkai khilafah Islam. Beliau menambahkan pula bahwa wajib bagi kaum muslim/muslimah untuk memperjuangkan tegaknya syariah Islam secara kaffah dan khilafah.

Oleh karena itu di akhir acara moderator Andi Nilawati,SKM mengajak kepada para peserta agar bersama-sama memperjuangkan dan menerapkan  sistem pendidikan Islam untuk masa depan anak-anak kita, dan  tentunya sistem pendidikan Islam hanya akan terwujud bila berada dalam bingkai Khilafah Islam. [MHTI Sulsel]

3 comments

  1. abu shahra blitar

    Sekolah berstandat Internasional itu hanyalah permainan di sektor pendidikan. Guru-guru disekolahkan ke S2 karena itu persyaratan, tapi disinilah ada kongkalikong antara Diknas Sekolah dan Guru yang bersangkutan. di sisi lain inilah kesempatan sekolah untuk menghisap Rakyat dengan biaya pendidikan yang semakin mahal.

  2. Inilah dampak dari negara ini diurus dengan idologi kapitalisme yang nyata-nyata kufur itu…, jangan pernah berharap kebaikan selagi sistem Islam di tegakkan dalam seluruh aspek kehidupan…

  3. kenapa harus dipersalahkan jika itu untuk kpentingan pendidikan yang akan datang. memang jika dilihat dari sekilas merupakan pendidikan yang mengarah kepada bisnis akan tetapi semua dampak dari pendidikan tersebutkan juga bisa diandalkan untuk menuju indonesia yang merupakan salah satu negara yang bangkit dari kebododhan dalam hal pendidikan. sebaiknya kita mendukung dan menjaga kelestarian. sekolah lain juga masih banyak yang menampung peserta didik yang kurang mampu, pemerintah juga sudah berusaha memberikan pendidikan gratis unruk masyarakat kita yang kurang mampu. yang jadi penghalang pendidikan di negara kita bukan keungan akan tetapi kurangnya keperdulian masyarakat terutama bagi orang tua tentang pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*